Mia Gypsy Mello da Silva Goth atau yang populer disapa Mia Goth adalah aktris Hollywood kebangsaan Inggris berbakat kelahiran tahun 1993, yang mulai curi perhatian dunia sinema setelah berperan dalam film kontroversial karya sutradara Lars Von Trier yang berjudul Nymphomaniac (2014).
Selain visualnya menarik, Mia Goth kerap tampil dengan akting yang memukau serta kontroversial. Simak penampilannya pada rekomendasi film berikut ini.
Sebuah film horor slasher retro yang berlatar pada tahun 1979 ini mengisahkan perjalanan 6 orang kru dan bintang film dewasa yang hendak menyelesaikan proyek film dewasa terbaru mereka di daerah terpencil Texas.
Untuk membuat film biru tersebut, mereka harus menyewa sebuah area peternakan yang akan dijadikan lokasi shooting bertema "farmer's daughters" alias 'anak perempuan petani'. Pemilik tempat tersebut adalah sepasang suami istri tua yang misterius dengan latar belakang yang kelam.
Fun fact: Mia Goth berperan ganda dalam film ini. Dia berperan sebagai peran utama bernama Maxine sekaligus sebagai nenek tua. Ini adalah fakta yang cukup mencenangkan mengingat kedua karakter tersebut terlihat sangat jauh berbeda dalam film. Menandakan bahwa special effect dan make up artist-nya sangat kompeten.
Selain itu, prekuel dari film ini akan segera tayang pada bulan September mendatang,lho! yaitu sebuah film slasher berjudul Pearl (2022) yang menceritakan backstory dari Maxine (Mia Goth) dan alasannya mengambil karir sebagai bintang porno.
Film horor supernatural ini merupakan remake dari film horor italia berjudul Suspiria (1977) karya Dario Argento. Lineup utama perempuan pada film ini bertabur bintang terkemuka seperti Dakota Johnson, Tilda Swinton, Mia Goth, dan Chloë Grace Moretz.
Berlatar pada tahun 1977 di Jerman, selama perang dingin, seorang dancer muda bernama Susie Bannion (Dakota Johnson) melakukan audisi di Markos Dance Company. Karena bakat alami yang ia miliki, ketua grup tari di perusahaan tersebut langsung terkesima dengan Susie dan menerimanya. Susie bersama murid tari lainnya bersama-sama mengungkap rahasia kelam tempat tersebut, dan kaitannya dengan salah satu murid tari yang hilang secara misterius setelah Susie tiba di sana.
Film ini mengeksplorasi dinamika matriarki, sekte aliran sesat, dan motherhood. Sinematografinya dibuat aestetik "winterish" alias dingin dan suram, serta tidak memiliki banyak warna utama. Disturbing, kontroversial, kaya akan adegan berdarah, dan penyiksaan brutal. Film ini cukup kontroversial bahkan pada versi originalnya tahun 1977.
Plot twist pada film horor ini sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan. Membuat penontonnya menebak dan salah, kemudian menebak lagi dan salah lagi, terus seperti itu dalam beberapa segmen film hingga akhir.
Mengisahkan tentang empat bersaudara (tiga perempuan dan satu laki-laki) yang takut dipisahkan setelah ibu mereka meninggal. Demi mencegah hal tersebut, mereka melarikan diri ke sebuah rumah peternakan, dan menemukan kejanggalan demi kejanggalan di sana.
Elemen horor pada film ini bukan lah adegan berdarah atau gore ala slasher horor, melainkan variasi dari scoring, visual, dan pembawaan narasinya. Sekilas, memiliki atmosfer yang sama dengan film Our Mother's House (1967), dengan tone yang berbeda, sebab pencahayaan pada film ini sepenuhnya mengandalkan cahaya alami.
Sedari awal film ini diputar, terlihat jelas bahwa film ini akan berakhir dengan twist. Misterinya dijaga hingga akhir film dan membuat penontonnya menerka-nerka. Film horor psikologis karya Gore Verbinski ini, mengisahkan seorang eksekutif Wall Street bernama Lockhart (Dane DeHaan) yang diutus untuk menjemput CEO perusahaannya di sebuah sanatorium mewah di pegunungan Swiss.
Alih-alih berhasil menjemput, Lockhart malah terjebak di tempat tersebut, didiagnosa, dan dipaksa dirawat inap, tanpa mengetahui secara pasti apa yang salah dengan dirinya sampai dia bertemu dengan Hannah (Mia Goth). Perlahan misteri terkuak, dan kenyataanya jauh di luar bayangan siapa pun.
Sekuel dari kisah Joe (Charlotte Gainsbourg), gadis pengidap nymphomaniac alias kecanduan terhadap hubungan seksual. Setelah beranjak dewasa, dia perlahan kehilangan gairah hubungan seksnya. Akibatnya, Joe cenderung mencari sensasi seks dengan cara yang tidak biasa, misalnya seperti sadomasokis, demi mengembalikan gairah seksualnya seperti dulu.
Film erotis karya Lars Von Trier ini cukup menuai kontroversi, adegan seksnya terlalu ekstrim untuk beberapa penonton, jauh lebih dark dibanding film pertamanya. Respons publik terhadap film ini pun cukup variatif, ada yang mengatakan bahwa film ini filosofis dan mengedukasi, dan ada juga yang menyatakan bahwa film ini hanyalah softcore yang hambar dan dangkal.
Beberapa rekomendasi film yang dibintangi aktris Hollywood Mia Goth di atas memiliki batasan umur untuk penontonnya, pastikan kalian sudah cukup umur untuk menonton, ya.