5 Film Double Feature tentang Dinamika Keluarga dengan Cerita Getir

- Lima pasangan film ini disusun sebagai double feature untuk menyoroti dinamika keluarga yang pahit, kompleks, dan jauh dari gambaran hangat ala film keluarga konvensional.
- Setiap pasangan film diikat oleh tema serupa, mulai dari konflik orangtua dan anak, perjuangan ibu tunggal, parentifikasi anak, relasi kakak-beradik, hingga rahasia keluarga yang terpendam.
- Dengan pendekatan realisme sosial, film-film ini mengajak penonton merenungkan peran keluarga dan absennya sistem sosial meski kisahnya masing-masinng kerap terasa getir serta tidak menghibur secara ringan.
Ingin nonton film keluarga untuk mengisi akhir tahun? Mungkin film-film berikut bisa jadi pilihan menarik. Disusun jadi double feature, mereka punya beberapa kemiripan dan temanya pun bakal bikin kamu tertampar. Bisa, nih, jadi tontonan akhir tahun yang bikin liburanmu lebih berfaedah.
Mumpung sedang kumpul bareng keluarga, lima pasang film ini mungkin bisa membuatmu lebih menghargai eksistensi mereka dalam hidupmu. Ada film apa saja? Tanpa basa-basi lagi, kita bahas satu per satu, ya.
1. Lady Bird (2017) dan Pieces of April (2003): relasi pahit manis ibu dan anak perempuan

Kalau kamu salah satu anak yang sering tak sepaham dengan orangtua, coba tonton Lady Bird dan Pieces of April sekaligus, deh. Meski beda jauh dari segi gaya produksi dan plot, banyak yang menemukan benang merah di antara dua film indie ini. Meski Lady Bird berat pada proses beranjak dewasa, film itu juga menyenggol hubungan benci cinta antara ibu dan anak, selayaknya Pieces of April.
Bedanya, Pieces of April hanya berlatar sehari. Ceritanya saat seorang perempuan 20-an memutuskan mengadakan reuni keluarga setelah bertahun-tahun mengasingkan diri karena ketidakcocokannya dengan sang ibu. Gak sedikit yang berpendapat Pieces of April terasa seperti sekuelnya Lady Bird.
2. Arzé (2023) dan Pangku (2025): perjuangan ibu tunggal di negara korup

Nasib ibu tunggal di negara korup jadi trope utama film Lebanon Arzé. Kalau dipikir-pikir, ia mirip juga dengan film debutnya Reza Rahardian berjudul Pangku. Sama dengan Arzé, Sartika dalam film Pangku harus membesarkan anak laki-laki mereka seorang diri. Tanpa pendidikan dan modal memadai, ia membuka usaha kecil jadi solusi. Jalan cerita dan garis awal kedua karakter itu memang berbeda. Namun, satu yang sama, dua sinema ini berhasil memotret absennya negara dalam menjamin kehidupan rakyat.
3. Moja Vesna (2022) dan Not One Less (1999): anak-anak yang terparentifikasi

Masalah keluarga lain yang sering terjadi, tetapi jarang dibahas lebih jauh, ialah nasib anak-anak yang terparentifikasi. Biasanya, alasannya karena ketiadaan dan ketidakmampuan orangtua. Ini jadi tema utama film Moja Vesna yang mengikuti perjuangan bocah 10 tahun menemukan rumah baru. Ini terjadi setelah ibu tunggalnya meninggal mendadak. Not One Less lebih kompleks lagi. Kita akan menyelami perjuangan dua anak yang jadi korban parentifikasi dalam level dan situasi berbeda. Satu adalah murid tertua di sebuah sekolah yang tak punya guru dan teman sekelasnya yang berhenti sekolah untuk bekerja di luar desa.
4. The Village Next to Paradise (2024) dan You Can Count on Me (2000): kakak beradik dengan problem masing-masing

Tak hanya soal relasi anak dan orangtua, dinamika keluarga juga bisa membahas hubungan kakak adik. Kamu bisa coba tonton film Somalia The Village Next to Paradise. Ceritanya mengikuti balada seorang ayah satu anak dan adik perempuannya yang baru bercerai. Sang ayah disibukkan dengan pekerjaannya yang menguras fisik dan drama akses pendidikan putranya yang makin sulit. Di sisi lain, sang adik perempuan yang berstatus janda harus menghadapi berbagai rintangan dan stigma hanya untuk membangun bisnis kecil.
You Can Count on Me mengitari kehidupan keluarga dengan komposisi hampir sama dengan gender yang ditukar. Sang kakak perempuan adalah ibu tunggal yang rutinitas dan ketenangannya terusik oleh kehadiran adik laki-lakinya yang sudah lama tak berkontak. Perbedaan gaya hidup dan perspektif membuat tensi terbentuk.
5. On Becoming A Guinea Fowl (2024) dan Dheepan (2015): pengungkapan rahasia keluarga

Setiap keluarga punya rahasia. Itu yang jadi materi utama dalam film On Becoming A Guinea Fowl dan Dheepan. Film pertama menyoal kematian seorang pria yang secara tak langsung menyingkap sebuah rahasia dan kesan beberapa anggota keluarganya. Dalam Dheepan, kamu akan diajak menghadapi kejamnya Paris bersama tiga penerima suaka asal Sri Lanka yang sebenarnya tak saling kenal, tetapi berpura-pura jadi keluarga.
Buat kamu yang mencari film menghangatkan hati, lima pasang film double feature sayangnya bukan tontonan yang tepat. Pakai elemen sosial realisme, mereka adalah cerminan kenyataan yang kadang getir.


















