Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Drama yang Wajib Ditonton setelah Pangku, Menggugah!

poster film Pangku
poster film Pangku (dok. Gambar Gerak/Pangku)
Intinya sih...
  • Winter's Bone (2010) mengisahkan perjuangan seorang gadis tangguh di tengah realitas sosial yang keras di pegunungan Ozark, Missouri, AS.
  • Rosetta (1999) menceritakan kehidupan seorang perempuan yang berjuang mati-matian demi mendapatkan pekerjaan tetap dengan gaya penyutradaraan naturalistis.
  • A Thousand and One (2023) menampilkan karakter ibu dengan semangat perjuangan dan cinta tak terbatas di tengah arus gentrifikasi di Harlem, New York.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pangku resmi tayang di bioskop sejak Kamis (6/11/2025) dan langsung menyita perhatian para sinefili. Film ini mengisahkan Sartika (Claresta Taufan), perempuan muda yang tengah hamil dan berjuang mencari hidup lebih baik di wilayah Pantura. Hidupnya berubah saat bertemu Maya (Christine Hakim), pemilik warung kopi yang menampungnya, tapi kemudian menjerumuskannya ke dunia “kopi pangku” yang keras dan penuh dilema.

Jadi debut penyutradaraan Reza Rahadian, Pangku mendapat sambutan luar biasa, baik di dalam maupun luar negeri. Film ini sukses menyapu 4 penghargaan di Busan International Film Festival 2025 sekaligus mengantongi 7 nominasi di Festival Film Indonesia (FFI) 2025. Ceritanya yang emosional, akting memikat dari jajaran pemain, serta pendekatan realisme sosial yang kuat menjadikan Pangku salah satu film Indonesia terbaik tahun ini.

Kalau kamu termasuk yang jatuh cinta pada kisah perjuangan kaum marginal dalam Pangku, penulis punya lima rekomendasi film drama dengan kedalaman cerita serupa yang wajib ditonton. Dijamin gak kalah autentik, sarat makna, dan menggugah hati!

1. Winter's Bone (2010)

adegan dalam film Winter's Bone.
adegan dalam film Winter's Bone. (dok. Roadside Attractions/Winter's Bone)

Film yang mengantarkan Jennifer Lawrence meraih nominasi Oscar pertamanya ini sangat direkomendasikan untuk ditonton setelah Pangku bukan tanpa alasan. Seperti film Reza Rahadian tersebut, Winter’s Bone juga menyoroti perjuangan hidup seorang perempuan tangguh yang berjuang di tengah kerasnya realitas sosial. Bedanya, film arahan Debra Granik ini mengambil latar di pegunungan Ozark, Missouri, AS, tempat kemiskinan, keheningan, dan bahaya berkelindan dalam keseharian warganya.

Lawrence memerankan Ree Dolly, gadis 17 tahun yang harus menanggung beban keluarga sejak ayahnya, seorang pembuat sabu, menghilang. Sang ayah menjaminkan rumah mereka sebagai jaminan penangguhan hukuman, dan jika ia gak muncul di pengadilan, keluarga Ree akan kehilangan tempat tinggal. Dengan tekad baja, Ree pun nekat menelusuri komunitas lokal yang penuh rahasia dan kekerasan demi menemukan ayahnya, atau setidaknya, bukti kematiannya.

2. Rosetta (1999)

adegan dalam film Rosetta
adegan dalam film Rosetta (dok. Les Films du Fleuve/Rosetta)

Mundur ke era 90-an, ada Rosetta, film Belgia karya Luc dan Jean-Pierre Dardenne yang memiliki semangat realisme sosial serupa dengan Pangku. Ceritanya berpusat pada Rosetta (Émilie Dequenne), perempuan yang hidup bersama ibunya di kawasan karavan kumuh dan berjuang mati-matian demi mendapatkan pekerjaan tetap. Namun, tiap kali peluang datang, nasib buruk seolah tak henti "menampar" dan memaksanya bertahan hidup dengan cara-cara yang keras.

Gaya penyutradaraan Dardenne bersaudara yang naturalistis bikin film ini terasa seperti dokumenter kehidupan nyata. Gak ada melodrama, gak ada musik pengiring berlebihan, semuanya dibiarkan mentah dan jujur. Hasilnya, Rosetta jadi salah satu film sosial paling autentik dalam sejarah sinema Eropa, hingga memenangkan Palme d’Or di Cannes dan menginspirasi lahirnya “Rosetta Plan,” kebijakan untuk melindungi pekerja muda di Belgia.

3. A Thousand and One (2023)

adegan dalam film A Thousand and One
adegan dalam film A Thousand and One (dok. Focus Features/A Thousand and One)

Gak hanya menyoal kemiskinan, dalam Pangku, Reza Rahadian juga bertutur soal ketahanan seorang ibu dalam menghadapi kerasnya hidup dan sistem yang tak berpihak. Hal ini turut menggema kuat dalam drama Amerika yang menggugah, A Thousand and One. Disutradarai oleh A.V. Rockwell, film yang memenangkan Grand Jury Prize di Sundance 2023 ini juga punya karakter ibu dengan semangat perjuangan dan cinta tak terbatas layaknya Sartika dalam Pangku.

Ibu itu adalah Inez (Teyana Taylor), mantan narapidana yang baru keluar dari penjara dan nekat menculik putranya, Terry, dari sistem foster care yang dianggap gak adil. Ia kemudian membangun kehidupan baru di Harlem, New York, di tengah arus gentrifikasi yang perlahan menyingkirkan masyarakat miskin dari tempat tinggal mereka. Sepanjang 11 tahun, Inez berjuang melawan kemiskinan, diskriminasi rasial, dan sistem sosial yang kejam, hanya demi memastikan Terry punya masa depan yang layak.

4. Shoplifters (2018)

adegan dalam film Shoplifters
adegan dalam film Shoplifters (dok. Fuji TV/Shoplifters)

Pantang melewatkan Shoplifters ketika kamu baru saja menonton Pangku. Disutradarai Hirokazu Koreeda, film Jepang ini mengisahkan keluarga Shibata yang hidup dalam kemiskinan di pinggiran Tokyo, tapi saling berbagi kasih sayang tanpa perlu ikatan darah. Mereka bertahan hidup lewat pekerjaan serabutan serta kebiasaan mencuri barang-barang kecil dari toko. Namun, semua berubah ketika mereka menemukan seorang gadis yang terlantar dan memutuskan membawanya pulang.

Shoplifters punya semangat yang selaras dengan Pangku, terutama dalam menggambarkan arti keluarga pilihan atau chosen family. Seperti Maya, Sartika, Jaya (José Rizal Manua), suami Maya, dan Bayu (Shakeel Fauzi), anak Sartika, dalam Pangku, keluarga Shibata juga berjuang mempertahankan cinta dan kebersamaan di tengah hidup yang keras. Keduanya juga mengajak penonton menengok sisi lembut dari orang-orang yang sering dihakimi, tanpa menggurui atau menuntut simpati berlebihan.

5. Roma (2018)

adegan dalam film Roma
adegan dalam film Roma (dok. Netflix/Roma)

Melengkapi daftar ini yakni Roma, film Netflix yang berhasil menyabet 3 piala di Oscar 2019, termasuk Best Director untuk Alfonso Cuarón. Bila Pangku memperlihatkan perjuangan Sartika di tengah kemiskinan Pantura pascakrisis ekonomi, Roma menghadirkan resonansi serupa lewat kisah Cleo di tengah kekacauan sosial dan politik Meksiko era 70-an. Namun, lebih dari itu, baik Roma maupun Pangku sama-sama “bicara” dalam bahasa visual serupa, yakni observasi yang tenang, intim, dan penuh empati terhadap sosok perempuan di pinggiran masyarakat.

Cleo (Yalitza Aparicio) adalah perempuan pribumi yang bekerja sebagai asisten rumah tangga bagi keluarga kelas menengah di Mexico City. Di tengah rutinitasnya yang sederhana, ia harus menghadapi kehamilan yang gak direncanakan dan ditinggalkan oleh kekasihnya. Sementara itu, majikannya, Sofía (Marina de Tavira), juga tengah berjuang menghadapi keruntuhan rumah tangganya. Dari sini, siap-siap dibuat berkaca-kaca!

Kalau kamu terbawa emosi oleh kisah Sartika di Pangku, deretan film drama ini siap memperluas pengalaman sinemamu dengan cerita yang sama menggetarkannya. Yuk, langsung tambahkan lima judul ini ke watchlist-mu dan rasakan sendiri perjuangan inspiratif para karakternya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

4 Kelebihan Film Pangku, Layak Borong Nominasi di FFI 2025!

12 Nov 2025, 11:20 WIBHype