5 Film Horor 70-an Underrated yang Lebih Seram dari Klasik Terkenal

Film horor tahun 70-an sering kali identik dengan karya-karya besar seperti The Exorcist (1973) atau The Texas Chain Saw Massacre (1974). Namun, di balik bayang-bayang film klasik tersebut, ada banyak judul lain yang tak kalah menyeramkan meski jarang terdengar namanya. Justru karena kurang populer, film-film ini menawarkan pengalaman menonton yang segar.
Era 70-an sendiri adalah masa keemasan bagi horor, ketika sineas berani menyentuh tema tabu seperti seksualitas dan agama. Beberapa film lahir dengan bujet rendah, tapi justru itulah yang memberi kesan realistis dan menambah kengerian. Bagi penikmat horor yang ingin mencari tontonan di luar arus utama, karya-karya underrated dari dekade ini bisa jadi pilihan.
1. Alucarda (1977)

Film asal Meksiko ini terinspirasi dari cerita vampir klasik Carmilla karya Sheridan Le Fanu, namun dikemas dengan nuansa surealis yang bikin penonton tidak nyaman sekaligus terpesona. Bayangkan biarawati dengan kostum aneh seperti perban, ritual eksorsisme, hingga kemunculan sosok setan bertanduk menyeramkan.
Dengan durasi hanya 78 menit, film ini terasa padat dan berani. Adegan penuh darah, simbolisme erotis, serta kritik terselubung terhadap otoritas agama dan pemerintah membuat Alucarda jadi karya yang lebih dalam dari sekadar horor murahan. Bagi penggemar tema vampir, terutama subgenre vampir lesbian, film ini bisa jadi salah satu yang paling berkesan di era 70-an.
2. Axe (1974)

Kalau The Texas Chain Saw Massacre terasa terlalu sering ditonton, Axe bisa jadi alternatif yang mengejutkan. Film ini lahir di tahun yang sama dengan karya ikonik Tobe Hooper. Mengisahkan sekelompok pria kriminal bersembunyi di sebuah rumah terpencil setelah membunuh seseorang, tapi tak menyangka akan berhadapan dengan gadis remaja yang siap balas dendam tanpa ampun.
Meski bujetnya rendah, justru elemen itu membuat film ini terasa lebih realistis dan menyeramkan. Gaya sinematografinya kasar, memberi kesan dokumenter yang bikin penonton tidak nyaman. Sebagai debut sutradara Frederick R. Freidel, Axe memang sederhana, namun pengaruhnya bisa dilihat dalam horor-horor modern seperti Pearl (2022) karya Ti West.
3. Symptoms (1974)

Berbeda dari horor berdarah-darah lain, Symptoms memilih jalur atmosferik dengan membangun ketegangan perlahan. Angela Pleasance tampil luar biasa sebagai Helen, seorang perempuan yang tinggal di sebuah rumah pedesaan Inggris dan perlahan kehilangan kewarasan. Film ini menuntut kesabaran karena ritmenya lambat, tapi justru itulah yang membuat suasana tidak tenang.
Palet warna hangat khas musim gugur menipu penonton di awal, sebelum berubah menjadi horor psikologis yang dingin dan menghantui. Banyak yang membandingkannya dengan Repulsion (1965) karya Roman Polanski, tapi Symptoms tetap punya kekuatan sendiri. Setelah menontonnya, kamu mungkin berpikir dua kali sebelum menerima undangan tinggal di rumah orang asing.
4. Mark of the Devil (1970)

Film ini mungkin salah satu yang paling sulit ditonton karena menampilkan penyiksaan grafis dengan detail mengerikan. Mark of the Devil mengangkat horor sejarah tentang pengadilan penyihir di abad pertengahan, di mana perempuan yang hanya memiliki tanda lahir pun bisa dianggap bertanda setan dan dihukum secara brutal.
Fakta bahwa film ini berakar pada realita sejarah membuatnya terasa lebih mengerikan. Michael Armstrong berani menghadirkan kekejaman tanpa sensor, sekaligus mempertanyakan moralitas para pemburu penyihir yang mengaku mewakili keadilan. Selain darah dan penyiksaan, film ini juga menyuguhkan konflik batin seorang pemburu penyihir yang mulai meragukan tindakannya.
Mark of the Devil bukan tontonan ringan, tapi justru keberaniannya membongkar sisi gelap sejarah membuatnya layak disebut sebagai salah satu horor paling berani di era 70-an.
5. Mumsy, Nanny, Sonny & Girly (1970)

Film unik asal Inggris ini menggabungkan elemen horor dengan humor gelap, menciptakan suasana yang sama sekali tidak biasa. Ceritanya mengikuti sebuah keluarga aneh yang tinggal terisolasi dan menjadikan rumah mereka sebagai arena permainan. Di sana, mereka kerap mengundang pria asing hanya untuk kemudian dibunuh dengan cara yang mengerikan.
Meski awalnya gagal secara komersial, film ini kini dipandang sebagai karya berani dengan kengerian psikologis. Keunikan karakter dan ketidakwajaran plot membuatnya terasa disturbing tapi juga satir. Mumsy, Nanny, Sonny & Girly menunjukkan bagaimana keluarga yang seharusnya jadi tempat aman bisa berubah menjadi sumber teror paling besar.
Film horor tidak selalu harus terkenal untuk bisa membekas di benak penonton. Justru film-film yang jarang dibicarakan sering kali menyimpan ide-ide paling ekstrem dan berani. Jadi, setelah melihat daftar ini, film mana yang menurutmu pantas disebut sebagai hidden gem horor 70-an?