Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
9 Film Indonesia dengan Karakter yang Punya Family Issue, Bikin Relate.jpeg
Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah (dok. Rapi Film/Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah)

Film Indonesia punya cara istimewa untuk menggambarkan dinamika keluarga. Dari konflik kecil yang bikin senyum, hingga luka antargenerasi yang menguras air mata. Mengandung karakter dengan family issue, deretan film ini mengeksplorasi trauma hingga tekanan tradisi yang lekat dengan keseharian kita.

Film-film di bawah ini siap mengaduk perasaanmu dengan cerita yang relatable dan penuh makna. Siap terhanyut dalam kisah mereka? Yuk, simak daftarnya di bawah ini!

1. Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah

Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah (dok. Rapi Film/Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah)

Alin (Amanda Rawles) pulang ke rumah setelah beasiswa kuliahnya terancam. Di sana, ia menemukan keluarganya dalam posisi sulit. Sang ayah (Bucek Depp) jarang ada, kakaknya (Eva Celia) dan adiknya harus mengorbankan mimpi demi keluarga.

Dari buku harian ibunya (Sha Ine), Alin mulai bertanya-tanya soal pengorbanan dan pilihan pernikahan yang membuat hidup ibunya "kurang bahagia." Film ini mengeksplorasi dinamika keluarga yang rapuh sekaligus refleksi trauma antargenerasi.

2. Perayaan Mati Rasa

Perayaan Mati Rasa (dok. Sinemaku Pictures/Perayaan Mati Rasa)

Sebagai anak sulung, Ian (Iqbaal Ramadhan), terlalu sibuk mengejar mimpinya sebagai musisi sampai jauh dari keluarganya. Sampai suatu hari, ayahnya mengalami kecelakaan dan meninggal.

Ian pun coba kuat demi adiknya, Uta (Umay Shahab), dan ibunya. Namun, trauma dan emosi yang terpendam membuatnya "mati rasa." Film ini menggali kesedihan, tanggung jawab anak pertama, dan rekoneksi saudara di tengah kehilangan.

3. Cocote Tonggo

Cocote Tonggo (dok. Tobali Film/Cocote Tonggo)

Luki (Dennis Adhiswara) dan Murni (Ayushita), pasutri penjual jamu kesuburan warisan ibu, belum punya anak dan dihantui gosip julid tetangga yang nyelekit soal "ketidaksuburan" mereka.

Murni pun pura-pura hamil demi menyelamatkan bisnis mereka. Namun, hal itu malah memicu konflik internal dan eksternal. Film ini menyindir isu infertilitas dan ekspektasi dalam keluarga.

4. Home Sweet Loan

Home Sweet Loan (dok. Visinema Pictures/Home Sweet Loan)

Kaluna (Yunita Siregar), anak bungsu di keluarga besar yang crowded, bermimpi punya rumah sendiri. Namun di sisi lain, ia harus jadi sandwich generation: menanggung biaya mertua, adik, dan tagihan keluarga.

Mimpi pribadi vs tanggung jawab keluarga pun buat dia frustasi. Home Sweet Loan jadi potret realitas generasi muda Indonesia yang sering kena tekanan finansial dan emosional dari extended family.

5. Bolehkah Sekali Saja Ku Menangis

Bolehkah Sekali Saja ku Menangis (dok. Sinemaku Pictures/Bolehkah Sekali Saja ku Menangis)

Film ini mengisahkan Tari (Prilly Latuconsina) yang tumbuh di keluarga lengkap tapi toxic. KDRT yang dilakukan ayahnya sedari kecil meninggalkan trauma mendalam pada Tari. Hal itu membuatnya susah mengekspresikan emosi ke sekitarnya.

Bersama Baskara (Pradikta Wicaksono), Tari pun berjuang sembuh lewat terapi kelompok. Film ini angkat isu kesehatan mental dan pentingnya ruang untuk menyalurkan emosi tanpa judgement.

6. Bila Esok Ibu Tiada

Bila Esok Ibu Tiada (dok. Leo Pictures / Bila Esok Ibu Tiada)

Setelah sosok ayah meninggal, sang ibu (Christine Hakim) mencoba merekatkan keluarganya yang sudah punya kesibukan masing-masing. Ranika (Adinia Wirasti), anak sulung yang menjadi tulang punggung keluarga, mencoba mengatur segalanya, termasuk Rangga (Fedi Nuril), Rania (Amanda Manopo), dan Hening (Yasmin Napper) yang juga punya masalahnya sendiri.

Bila Esok Ibu Tiada (2024) menyoroti konflik antar saudara yang sering kali membuat rumah tangga retak. Christine Hakim sukses menunjukkan pengorbanan ibu yang sering tak terlihat tapi krusial dalam keluarga. Sedih sepanjang film, tapi buat lega di akhir.

7. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (dok. Visinema Pictures/NKCTHI)

Tiga bersaudara (Angkasa, Aurora, dan Awan) kelihatan harmonis dari luar. Sampai suatu hari, Awan bertemu seorang pria bernama Kale yang mengubah sikapnya. Hal itu pun memicu tekanan dari orangtuanya, yang mengungkap rahasia masa lalu mereka. Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) menggali trauma keluarga yang tersembunyi, buat kamu mikir ulang hubungan sama orangtua.

Itulah tujuh film Indonesia di mana karakternya punya family issues. Apakah ada film yang terlewat? Tulis di kolom komentar, ya!

Editorial Team