Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Behind the scenes 'Parasite' (imdb.com)
Behind the scenes 'Parasite' (imdb.com)

Film klasik tidak selalu memiliki arti film lawas dari era 70-an atau 80-an. Di era 2010-an, industri perfilman telah melahirkan berbagai karya yang langsung mendapat tempat sebagai klasik modern karena kekuatan cerita, sinematografi, dan dampaknya pada budaya populer. Berikut ini 10 film klasik terbaik tahun 2010-an yang layak dikenang dan ditonton ulang.

1. Inception (2010)

Disutradarai oleh Christopher Nolan, Inception menampilkan Leonardo DiCaprio sebagai Dom Cobb, seorang pencuri yang meretas alam mimpi untuk mencuri atau menanamkan ide di bawah alam sadar seseorang. Dengan struktur naratif berlapis-lapis dan efek visual yang mencengangkan, film ini mendorong batasan genre fiksi ilmiah dan membuat penonton terus berpikir lama setelah film usai.

2. The Social Network (2010)

Film arahan David Fincher ini dibintangi Jesse Eisenberg sebagai Mark Zuckerberg, pendiri platform Facebook. Menggambarkan dinamika pertemanan, pengkhianatan, dan kekuasaan di balik lahirnya platform media sosial terbesar di dunia, film ini tampil cemerlang dengan dialog tajam dan alur yang dinamis.

3. Boyhood (2014)

Karya sutradara Richard Linklater ini dibintangi oleh Ellar Coltrane dan Patricia Arquette, dan menjadi salah satu proyek paling ambisius di dunia perfilman. Dengan proses syuting selama 12 tahun, Boyhood menangkap perjalanan tumbuh dewasa secara nyata dan intim, menjadikannya potret kehidupan yang mengesankan.

4. Mad Max: Fury Road (2015)

George Miller membawa kembali dunia Mad Max lewat film ini yang dipenuhi aksi tanpa henti dan sinematografi yang memukau. Tom Hardy sebagai Max dan Charlize Theron sebagai Furiosa memimpin cerita pemberontakan di dunia pasca-apokaliptik yang penuh kekacauan dan simbolisme kuat tentang pembebasan dan ketahanan.

5. La La Land (2016)

Disutradarai Damien Chazelle, film musikal ini menampilkan Emma Stone dan Ryan Gosling sebagai dua seniman yang mengejar mimpi mereka di Los Angeles. Dengan koreografi penuh warna, musik yang menghanyutkan, dan ending yang emosional, La La Land menjadi penghormatan modern pada genre musikal klasik.

6. Moonlight (2016)

Film pemenang Oscar ini disutradarai oleh Barry Jenkins dan diperankan oleh Trevante Rhodes, Ashton Sanders, dan Alex Hibbert sebagai tokoh utama dalam tiga tahap kehidupan. Dengan sinematografi yang lembut dan penceritaan yang puitis, Moonlight menggali isu identitas, ras, dan orientasi seksual dengan kejujuran yang jarang ditemukan.

7. Parasite (2019)

Sutradara Bong Joon Ho menciptakan mahakarya penuh sindiran sosial lewat Parasite, yang dibintangi oleh Song Kang Ho dan jajaran aktor Korea Selatan lainnya. Film ini mengeksplorasi kesenjangan kelas dengan cara yang unik, menyatukan humor gelap, ketegangan, dan tragedi dalam kisah keluarga yang mencoba menyusup ke rumah keluarga kaya. Film ini juga berhasil memboyong banyak penghargaan pada ajang Oscar.

8. Her (2013)

Karya visioner Spike Jonze ini menampilkan Joaquin Phoenix sebagai Theodore, pria kesepian yang menjalin hubungan emosional dengan AI bernama Samantha, yang disuarakan oleh Scarlett Johansson. Film ini menyentuh tema-tema kesendirian, cinta modern, dan hubungan manusia dengan teknologi dalam cara yang lembut dan introspektif.

9. The Grand Budapest Hotel (2014)

Wes Anderson menyutradarai film ini dengan gaya visual khasnya dan menyuguhkan Ralph Fiennes sebagai Monsieur Gustave, penjaga hotel eksentrik. Cerita yang mengambil latar masa lampau Eropa ini dihiasi humor, petualangan, dan estetika simetris yang telah menjadi ciri khas Wes Anderson.

10. Whiplash (2014)

Disutradarai Damien Chazelle, film ini mengisahkan perjuangan Andrew (Miles Teller), seorang drummer muda ambisius, di bawah bimbingan keras dan kejam guru musiknya, Terence Fletcher (J.K. Simmons). Dengan intensitas tinggi dan editing yang bersifat ritmis, Whiplash menciptakan ketegangan luar biasa yang jarang terlihat dalam drama musikal.

Film-film di atas bukan hanya menjadi favorit kritikus, tetapi juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan perfilman dunia. Mereka membuktikan bahwa dekade 2010-an penuh dengan karya-karya yang tak kalah ikonik dari film klasik lainnya.

Editorial Team