Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan film La Acacias (dok. AireCine/Las Acacias)

Road movie atau film bertema perjalanan adalah satu formula yang umum kita temukan. Biasanya kebanyakan pengambilan gambarnya pun akan dilakukan di dalam kendaraan. Hal yang mungkin menurut beberapa orang akan terdengar membosankan. Nyatanya tidak.

Beberapa film minimalis berlatar kendaraan ternyata sanggup berjaya di berbagai festival bergengsi. Mengingat latarnya cenderung statis, tipe film macam ini butuh kedalaman plot, dialog yang menggugah, serta performa aktor yang mumpuni. 

Penasaran akan sejumlah contoh suksesnya? Mari intip daftar dan rekomendasi film berlatar kendaraan berikut ini, yuk! 

1. Taste of Cherry (1996)

Taste of Cherry bisa dibilang pelopor film minimalis berlatar kendaraan. Ia dibuat oleh Abbas Kiarostami pada tahun 1996 dan tayang perdana di Cannes Film Festival. Film ini dibuat mengikuti sudut pandang seorang pria yang mengendarai mobil untuk mencari seseorang yang bersedia bekerja untuknya dengan bayaran menggiurkan. 

Dari beberapa orang yang ia temui dan ajak ngobrol di mobil, ternyata sang pengendara mencari seseorang yang bersedia menguburkannya usai ia mengakhiri hidupnya dengan sengaja. Sinematografinya ciamik dengan dialog yang cerdas dan menghipnotis. Walau latarnya statis, film ini tak bikin bosan. 

2. Ten (2002)

adegan film Ten (dok. Cannes Film Festival via mubi.com)

Kiarostami menggunakan formula serupa dalam filmnya yang berjudul Ten. Film ini sepenuhnya berlatarkan mobil yang dikendarai seorang perempuan. Dalam mobil tersebut, beberapa penumpang silih berganti naik dan turun. 

Mereka semua kerabat dekat sang pengendara, mulai dari saudari hingga anak laki-lakinya. Lewat dialog-dialog mereka, kita diajak menyelami kehidupan perempuan Iran dan segala keterbatasan hak dan diskriminasi yang harus mereka hadapi.

Ten juga sempat tayang di Cannes dan dinominasikan sebagai salah satu calon penerima Palme d'Or. 

3. My Joy (2010)

My Joy merupakan film garapan sutradara Ukraina, Sergei Loznitsa yang berlatarkan Rusia. Latarnya tahun 2010-an, musim panas, ketika seorang sopir truk bernama Georgy bersiap untuk bekerja mengantar barang jarak jauh. Dimulai dengan kepulangannya ke rumah untuk mengambil beberapa perlengkapan dan dilanjut momen terjebak di kemacetan panjang. 

Perjalanannya diteruskan dengan pertemuannya dengan seseorang yang menawarinya untuk menunjukkan jalan pintas. Namun, ia justru tersesat di sebuah pedesaan antah berantah. Sama dengan Ten, film ini juga dapat nominasi Palme d'Or. 

4. Las Acacias (2011)

Las Acacias berkisah tentang seorang sopir truk bernama Ruben yang bekerja untuk pabrik kayu di Argentina. Ketika akan berangkat mengangkut kayu-kayunya, seorang rekannya memperkenalkannya pada seorang perempuan yang hendak menumpang ke Buenos Aires. 

Sepertinya kehadiran penumpang ini sudah direncanakan, hanya saja Ruben sepertinya tidak tahu tentang bayi yang digendong sang perempuan. Interaksi antara Ruben dan dua penumpangnya sangat realistis.

Dimulai dengan rasa canggung dan dialog-dialog singkat khas orang yang baru berkenalan. Seiring berjalannya waktu, kisah hidup dan sifat asli mereka mulai ditampakkan. Las Acacias merupakan peraih Caméra d'Or di Cannes Film Festival. 

5. Locke (2014)

Performa Tom Hardy dalam film Locke menuai banyak pujian. Film ini hanya berlatar satu tempat dan fokus pada satu sosok bernama Ivan yang diperankan Hardy. Ivan sedang berkendara dari Birmingham menuju London saat ia menerima panggilan suara yang mengabarkan bahwa selingkuhannya akan melahirkan. 

Padahal, Ivan sudah berkeluarga dan ia harus ke London untuk memantau sebuah proyek besar yang menantinya. Dengan latar dan aktor yang terbatas, film ini mengandalkan kedalaman dialog dan ekspresi muka Tom Hardy. Locke memenangkan gelar editing terbaik dalam ajang European Film Awards 2014. 

6. Taxi Tehran (2015)

Taxi Tehran dibuat sutradara Jafar Panahi dengan format yang mirip dengan Ten. Panahi mengendarai taksi dan mengangkut penumpang yang silih berganti serta membiarkan mereka bertukar ide dan pikiran lewat dialog-dialog natural. 

Sebagai sutradara yang cukup kritis, bahkan pernah dipenjara atas tuduhan "propaganda melawan pemerintah", isu-isu politik dan peraturan pemerintah yang mengekang pun ikut disertakan dalam percakapan Panahi dan para penumpangnya. Film ini seakan mengaburkan batasan antara fiksi dan dokumenter. 

7. Road to La Paz (2015)

Kembali ke Argentina, kamu bisa pula mencoba film berlatar kendaraan berjudul Camino A La Paz atau Road to La Paz. Kamera mengekor perjalanan seorang sopir sewaan yang dibayar seorang pria beretnis Arab untuk mengantarkannya ke Bolivia dari Argentina. 

Beda dengan Las Acacias yang perjalanannya lebih tenang, kedua pria ini beradu argumen sejak awal. Film ini berjaya dalam penghargaan film tertinggi di Argentina pada tahun perilisannya, termasuk merebut gelar aktor dan naskah terbaik. 

8. The Load (2018)

Dirilis pada 2018, The Load berlatarkan tahun 1999 ketika NATO memborbardir teritori Yugoslavia yang kini masuk dalam wilayah Serbia. Seorang pria menerima pekerjaan untuk mengantarkan sebuah truk muatan yang tak boleh ia buka sama sekali sampai tujuan. 

Perjalanannya sering terhenti karena jalanan yang terblokir akibat bom atau adanya checkpoint yang dijaga personel militer. Pada akhirnya ia sampai ke tujuan, dapat bayaran, dan diminta mengembalikan truk yang muatannya sudah diturunkan.

Pada momen itulah, penonton mulai mengerti apa isi muatan truk tadi. Minimalis dengan twist yang mencengangkan. The Load tayang di Cannes Film Festival dan dapat nominasi Golden Camera. 

 

Film minimalis berlatar kendaraan adalah sebuah terobosan menarik dalam industri hiburan. Sutradara yang memilih aliran ini dituntut jeli memanfaatkan ruang dan meramu dialog-dialog yang tajam. Tantangan tersendiri, sih. Salut buat mereka yang sukses mengeksekusinya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team