Benarkah Film Monkey Man Terinspirasi dari The Raid: Redemption?

Ketika menonton Monkey Man, kamu mungkin merasa jika di beberapa bagian atau adegan dalam filmnya terasa tidak asing. Apalagi, jika kamu sudah pernah menonton film The Raid yang menjadikan Iko Uwais sebagai bintang utamanya.

Salah satu contohnya adalah adegan-adegan sadis yang dilakukan oleh Kid (Dev Patel) saat melawan para musuhnya. Ia tak hanya melumpuhkan lawannya, tapi juga tak memberi ampun, tetapi tak membuat mereka tewas dalam keadaan mengenaskan. Adegan aksi dengan pisau, pistol, hingga peralatan memasak pun mungkin jadi salah satu hal yang akan kamu notice dari Monkey Man.

Dev Patel sebagai sutradara, penulis skenario, sekaligus aktor utama dalam film tersebut pun membenarkan hal itu. Dalam wawancaranya dengan Letterboxd, Patel mengakui jika salah satu inspirasinya dalam membuat Monkey Man adalah film The Raid: Redemption garapan Gareth Evans.

"Menurutku, The Raid benar-benar mengubah genre (aksi) dalam hal pace yang tiada henti serta komitmen mutlak yang mutlak terhadap action. Iko Uwais dan Gareth Evans, tim yang membuat itu, sungguh, wow," ujar Dev Patel dalam wawancara yang diunggah di kanal YouTube Letterboxd pada 3 April 2024 lalu.

Ia juga mengatakan pada Collider bahwa dirinya merasa takjub dan berada di level lain dalam pembuatan sebuah film ketika mulai menonton beberapa film dari berbagai negara, salah satunya The Raid.

"Aku mulai menonton (film yang diperankan) Jet Lee, Sammo Hung, Donnie Yen, Jackie Chan. Lalu film Raid (dari) Indonesia dan film Korea . Hal itu membuatku takjub dan membawaku ke tingkat pembuatan film yang benar-benar baru untukku," ujar Dev Patel kepada Collider.

India terkenal memiliki penduduk yang mayoritas memeluk agama Hindu yang menganut sistem kasta. Hal itu pun membuat perbedaan yang mencolok antara satu orang dengan yang lainnya.

Sistem kasta itulah yang turut menjadi salah satu unsur cerita film Monkey Man. Kid yang berasal dari kasta bawah, tumbuh sebagai laki-laki dewasa yang jadi samsak hidup di atas ring tinju. Masa lalunya yang buruk akibat perbuatan kasta yang lebih tinggi, membuatnya untuk melakukan balas dendam pada pihak-pihak yang menghancurkan masa kecilnya.

Namun untuk bisa mendekati musuhnya, Kid harus menaiki satu per satu "anak tangga" agar bisa mengalahkannya. Sebab, musuhnya bukanlah orang biasa dan ada di level teratas. Ia pun memulainya dari sebuah klub malam mewah yang tiap lantainya berbeda-beda.

Mereka yang bekerja sebagai staf berada di lantai paling bawah, di mana salah satu tugasnya adalah membuat hidangan untuk para tamu. Jika berhasil dipromosikan, maka mereka bisa naik ke lantai selanjutnya sebagai pelayan. Di lantai berikutnya ada ruangan khusus tamu VIP dan hanya pelayan tertentu saja yang bisa masuk. Sementara di lantai paling atas adalah ruangan khusus yang hanya bisa diakses oleh pemilik dan koleganya, serta petinggi klub.

Menggunakan analogi tiap lantai dalam bangunan sebagai gambaran perjalanan Kid untuk menghabisi musuhnya jadi struktur cerita dalam film Monkey Man. Kid memulainya sebagai tukang bersih-bersih di lantai paling bawah, sementara musuhnya ada di ruangan khusus di lantai paling atas. Kid lantas memanfaatkan sejumlah hal dan menggunakan beberapa trik untuk perlahan naik ke lantai atas, hingga nanti bertemu musuhnya, dan membalaskan dendamnya.

"Menurutku, ketika memikirkan sistem kasta di India, aku (seperti) sedang melihat genre aksi, dimulai dari Bruce Lee (dalam film Game of Death), atau The Raid, atau Dredd, seperti itulah sistem kasta. Kamu tahu, (karakter Kid) memulainya di sebuah gedung sebagai orang miskin yang bekerja keras, menciptakan hidangan untuk 'raja' di atas mereka, dan di atas raja seharusnya ada dewa, dan kemudian ada surga," jelas Dev Patel dalam wawancaranya bersama Letterboxd.

Struktur cerita seperti itu memang terlihat klasik dan sudah banyak digunakan dalam sejumlah film aksi lainnya, termasuk The Raid: Redemption. Bagaimana Yuda (Iko Uwais) juga harus menaiki "anak tangga" untuk menghabisi musuh yang tak tersentuh, juga menjadi struktur cerita dalam film tersebut. 

Kerja keras Dev Patel untuk memulai debut penyutradaraannya sangat luar biasa. Bagaimana tidak, dilansir Times of India, Monkey Man diketahui melakukan syuting pada tahun 2020. India pun telah dipilih sebagai lokasi syutingnya.

Namun, jumlah kasus COVID-19 yang terus meningkat tajam di negara tersebut membuat Dev Patel mengubah lokasi syutingnya. Ia akhirnya terbang ke Batam, Indonesia, untuk melakukan syuting di sana.

Sayangnya, syuting tidak bisa dikatakan sepenuhnya berjalan dengan lancar. Ada beberapa hal yang menjadi hambatan berat, termasuk Dev Patel yang mengalami patah tulang di tangannya. Hal itu membuat tangannya bengkak dan tak bisa ditampilkan di layar saat syuting.

"Tanganku seperti kaki gajah," kenang Patel di acara The Tonight Show yang dibintangi Jimmy Fallon, seperti dilansir Entertainment Weekly.

Kondisinya yang sudah parah pun membuat Patel harus terbang ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan medis "secara diam-diam". Akhirnya dokter pun memasangkan sekrup di bagian tulang Patel yang patah. Dokter juga memperingatkannya agar tidak memberikan tekanan berlebihan pada tulang tersebut.

"Kalau tidak (mengikuti saran dokter), maka tulangmu akan rusak," lanjutnya.

Setelah pengobatannya selesai, Patel kembali lagi ke Batam dan menemui 450 pemain dan kru filmnya. Ia juga kembali melakukan syuting adegan perkelahian keesokan harinya, loh.

"Sebenarnya, aku langsung kembali ke lokasi syuting keesokan harinya, dan (melakukan adegan) membanting tubuh sendiri serta terpental dari jendela," kenang aktor kelahiran tahun 1990 itu.

Ternyata benar, jika The Raid: Redemption menjadi salah satu film yang menginspirasi Dev Patel dalam pembuatan Monkey Man. Tak hanya itu, Indonesia juga turut berkontribusi jadi lokasi syuting Monkey Man, di mana beberapa warga lokal juga menjadi kru dalam film debut Dev Patel sebagai sutradara.