Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Paths of Glory (dok. United Artists/Paths of Glory)

Stanley Kubrick dikenal sebagai salah satu sutradara paling visioner dan perfeksionis dalam sejarah perfilman. Ia juga banyak membuat film yang menyelami kompleksitas psikologis dan moral dalam peperangan. Baik melalui satir, drama historis, maupun kisah militer yang keras dan suram.

Kubrick selalu menghadirkan sudut pandang lain terhadap kekerasan, kekuasaan, dan absurditas perang. Dari debutnya yang eksperimental hingga karya-karya epik yang diakui dunia, film-film ini memperlihatkan keberaniannya untuk menantang norma dan menggugah pemikiran penonton. Enam rekomendasi film berikut mewakili bagaimana Kubrick mengeksplorasi perang dari berbagai era.

1. Fear and Desire (1952)

Fear and Desire (dok. Stanley Kubrick Productions/Fear and Desire)

Film ini merupakan debut penyutradaraan Kubrick dan menjadi langkah awalnya dalam mengeksplorasi absurditas konflik bersenjata. Menceritakan sekelompok tentara yang terdampar di wilayah musuh, film ini lebih bersifat eksistensial daripada naratif. Kubrick menyajikan perang bukan sebagai pertarungan heroik, melainkan sebagai mimpi buruk yang membingungkan dan tidak rasional.

Meskipun anggarannya kecil, Fear and Desire sudah memperlihatkan potensi besar Kubrick dalam menggarap tema-tema gelap dan filosofis. Narasi surealis dan dialog yang berat menjadikannya lebih dari sekadar film perang konvensional.

  • Genre: Anti-Perang

  • Pemain: Frank Silvera, Paul Mazursky, Kenneth Harp, Steve Coit, Virginia Leith

  • Sutradara: Stanley Kubrick

2. Spartacus (1960)

Spartacus (dok. Universal Pictures/Spartacus)

Dalam film ini, Kubrick berhasil menyuguhkan sebuah epik sejarah yang megah dan emosional. Menceritakan pemberontakan budak yang dipimpin oleh Spartacus di Kekaisaran Romawi, dibintangi oleh Kirk Douglas. Di balik adegan perang yang spektakuler, terdapat refleksi mendalam tentang kebebasan, pengorbanan, dan perlawanan terhadap tirani.

Visual yang indah, desain produksi yang megah, serta musik yang mendalam menjadikan film ini sebagai salah satu epik perang klasik Hollywood. Spartacus merupakan karya penting dalam filmografi sang sutradara.

  • Genre: Aksi, Sejarah

  • Pemain: Kirk Douglas, Laurence Olivier, Jean Simmons, Charles Laughton

  • Sutradara: Stanley Kubrick

3. Full Metal Jacket (1987)

Full Metal Jacket (dok. Stanley Kubrick Productions/Full Metal Jacket)

Film ini menyoroti proses dehumanisasi dalam dunia militer. Dimulai dari pelatihan brutal para marinir hingga kekacauan medan perang di Vietnam. Kubrick membagi film ini menjadi dua bagian kontras: pelatihan di kamp militer dan pertempuran di kota Hue. Karakter Joker menjadi mata penonton dalam melihat transformasi psikologis para tentara.

Lewat sinematografi tajam dan dialog yang kuat, film ini mengkritik mesin perang yang merusak identitas manusia. Salah satu yang paling diingat adalah peran Sersan Hartman, yang menjadi simbol kekejaman sistem pelatihan militer. Full Metal Jacket dianggap sebagai film perang yang nihilistik, mengungkap absurditas dan kehampaan konflik modern.

  • Genre: Aksi, Perang

  • Pemain: Matthew Modine, Adam Baldwin, Vincent D'Onofrio, Lee Ermey

  • Sutradara: Stanley Kubrick

4. Barry Lyndon (1975)

Barry Lyndon (dok. Warner Bros/Barry Lyndon)

Meskipun tidak secara langsung disebut sebagai film perang, Barry Lyndon menggambarkan kehidupan seorang pria yang naik kelas sosial lewat perang dan manipulasi. Latar belakang Perang Tujuh Tahun menjadi titik awal transformasi karakter Barry, dari pemuda lugu menjadi oportunis ambisius. Kubrick menampilkan perang sebagai permainan para elit yang menghancurkan kehidupan individu biasa.

Dengan sinematografi bergaya lukisan abad ke-18, film ini tampil sebagai karya seni visual yang memukau. Konflik batin, duel, dan strategi militer disajikan dengan nada melankolis. Film ini membuktikan bahwa perang tidak selalu ditampilkan lewat peluru, tetapi juga bisa lewat permainan kekuasaan dan nasib.

  • Genre: Petualangan, Perang

  • Pemain: Ryan O'Neal, Marisa Berenson, Patrick Magee, Hardy Kruger

  • Sutradara: Stanley Kubrick

5. Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (1964)

Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb (dok. Stanley Kubrick Productions/Dr. Strangelove or: How I Learned to Stop Worrying and Love the Bomb)

Kubrick menghadirkan satire paling tajam terhadap Perang Dingin melalui film ini. Ceritanya menyoroti ketakutan akan nuklir dan kegilaan para pemimpin dunia. Dengan nada humor gelap, film ini menampilkan skenario apokaliptik di mana kesalahan komunikasi bisa memicu kiamat nuklir.

Peter Sellers tampil gemilang dengan memainkan tiga peran berbeda, menambahkan lapisan komedi yang absurd namun mencekam. Kubrick memperlihatkan bagaimana birokrasi dan paranoia bisa berujung pada kehancuran total. Adegan ikonik pengebom yang menunggangi bom menjadi simbol sinisme terhadap perlombaan senjata.

  • Genre: Dark Comedy, Politik

  • Pemain: Peter Sellers, George C. Scott, Sterling Hayden, Keenan Wynn

  • Sutradara: Stanley Kubrick

6. Paths of Glory (1957)

Paths of Glory (dok. United Artists/Paths of Glory)

Salah satu film anti-perang terbaik sepanjang masa, Paths of Glory menyajikan kritik tajam terhadap otoritas militer dalam Perang Dunia I. Ceritanya mengikuti Kolonel Dax (Kirk Douglas) yang membela tiga prajurit yang dijadikan kambing hitam oleh atasan mereka. Kubrick menampilkan kontras antara kemegahan petinggi militer dan penderitaan tentara di parit.

Sinematografi hitam-putih yang dramatis memperkuat suasana putus asa dan ketidakadilan. Film ini juga mempertanyakan konsep kehormatan dan kepahlawanan dalam struktur militer yang korup.

  • Genre: Anti-Perang, Aksi

  • Pemain: Kirk Douglas, Ralph Meeker, Adolphe Menjou, George Macready

  • Sutradara: Stanley Kubrick

Stanley Kubrick tidak hanya menyutradarai film perang, tetapi juga membedahnya secara psikologis dan filosofis. Lewat keenam film ini, ia menggambarkan perang sebagai absurditas manusia yang terbungkus dalam kehormatan, kekuasaan, dan kekacauan. Dari medan Vietnam yang brutal hingga meja rapat para jenderal paranoid, Kubrick menunjukkan bahwa perang tak hanya berlangsung di medan tempur, tapi juga dalam batin manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team