5 Film Sci-Fi Ini Kudu Ditonton Berulang agar Paham, Bikin Mikir! 

Film ini secara luas dianggap sebagai salah satu film fiksi ilmiah paling cerdas yang pernah dibuat. Tetapi film ini juga sangat membingungkan dan membutuhkan rewatch untuk menangkap semua pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film.

Disutradarai oleh Shane Carruth, Primer adalah film dengan plot kompleks dan nonlinier yang menggunakan dialog kompleks dan teori fiksi ilmiah filosofis. Film ini berkisah tentang empat entrepreuner pemula yang menemukan mesin perjalanan waktu secara tidak disengaja, dan berhubungan dengan garis waktu alternatif dengan cara yang sangat rumit.

Pada tahun 2001, Cameron Crowe menyutradarai pembuatan ulang film berbahasa Spanyol tahun 1997 Open Your Eyes. Berganti judul menjadi Vanilla Sky, film ini dibintangi Tom Cruise sebagai seorang pria kaya raya, David Aames, yang mengalami sebuah kecelakaan, dan ketika tersadar, ia mendapati wajahnya rusak, serta merubah seluruh kehidupannya.

Film ini juga dibintangi Penelope Cruz dan Cameron Diaz, yang berperan sebagai dua wanita yang terlibat dalam hidupnya. Masalah muncul ketika David menceritakan kisahnya kepada seorang psikolog (Kurt Russell), dan tampaknya sesuatu telah terjadi padanya, beberapa hal tidak bisa dia ingat. Bahkan David tidak yakin realitas mana yang nyata, ataukah ceritanya mimpi belaka karena banyak aspek dari cerita yang tidak sesuai.

Lewat plot tersebut, penonton pun akan dibuat ikut berpikir keras tentang realitas sebenarnya yang terjadi dalam hidup David yang membingungkan itu. Jika tidak fokus, mungkin sulit untuk memahami apa yang sedang terjadi.

Dirilis pada 2007, film fiksi ilmiah berbahasa Spanyol Timecrimes memiliki plot cerita yang cukup membingungkan, namun sangat diminati banyak orang. Dalam film ini, seorang pria bernama Hector mendapati dirinya terjebak dalam lingkaran waktu non-stop, dan seiring berjalannya waktu, semakin banyak dirinya yang muncul di dunia dari masa depan, dan dia melakukan apa yang dia bisa untuk menghentikan anomali ini.

Ini adalah film perjalanan waktu yang membutuhkan beberapa kali tonton demi memahami seluruh plot ceritanya.

Darren Aronofsky adalah sutradara yang telah membuat beberapa film bergaya indie yang rumit dan intelektual. Dua film pertamanya yang mendapat pujian kritikus dengan berbagai kompleksitasnya, Pi dan Requiem for a Dream, namun Fountain membawanya ke level lain.

Hugh Jackman dan Rachel Weisz membintangi film tentang cinta dan kehilangan dalam tiga garis waktu yang berbeda. Ini memiliki sentuhan fantasi dan spiritualitas, dan alur cerita sci-fi, yang menguras otak, sehingga tidak ada cara untuk memahaminya tanpa menontonnya dua kali atau lebih.

Hugh Jackman sendiri berperan sebagai seorang ilmuan, yang sedang berjuang melawan kematian dengan mencari terobosan medis yang akan menyelamatkan nyawa istrinya yang terkena kanker, Izzi (Rachel Weisz).

Setelah sukses lewat film sci-fi, Inception, dengan plot cerita yang sangat menguras otak, Christopher Nolan kembali pada tahun 2014 dengan film berat lainnya, Interstellar. Film ini dibintangi oleh Matthew McConaughey sebagai seorang pria yang hidup di bumi masa depan, dimana orang-orang berjuang untuk bertahan hidup.

Dia kemudian bergabung dengan sekelompok astronot yang melakukan perjalanan ke lubang cacing Saturnus dan akhirnya menemukan lebih banyak misteri yang tak pernah dibayangkan. Film ini memiliki plot yang kompleks dan mengandung berbagai teori ilmiah yang cukup membingungkan, seperti gravitasi dan dimensi waktu yang berbeda secara ekstrim, sehingga penonton harus menonton dua kali agar bisa memahami pesan yang disampaikan film ini.

Film bergenre ilmiah memang selalu memiliki tantangan tersendiri untuk penontonnya. Kita diharuskan fokus, bahkan menontonnya berulang-ulang demi memahami keseluruhan cerita. Meski demikian, ini justru seru dan menarik karena kita bisa mengetahui dan memahami sudut pandang baru.