Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Quo Vadis, Aida? (dok. Palace Films/Quo Vadis, Aida?)

Genosida, pembunuhan disengaja yang menyasar kelompok etnik atau ras tertentu jadi salah satu istilah yang banyak dibicarakan di banyak forum dan media sosial. Menurut PBB, terma itu pertama kali diperkenalkan oleh pengacara Polandia Raphael Lemkin dalam bukunya, Axis Rule in Occupied Europe yang menyadurnya dari bahasa Yunani "genos" (ras) dan bahasa Latin "cide" (pembunuhan). 

Meski sudah ada tragedi serupa berabad-abad lalu, peristiwa holocaust jadi contoh genosida terbesar dan terburuk di dunia. Semua itu harusnya jadi pelajaran berharga bagi manusia, tetapi nyatanya tragedi kemanusiaan yang dimulai dari kebencian berbasis ras masih sering terjadi. Bahkan pada era modern seperti sekarang. 

Inilah mengapa belajar dan memahami peristiwa genosida di masa lalu harus kita lakukan. Tidak hanya lewat literatur, kamu bisa mencoba memelajarinya lewat film. Baik dokumenter maupun fiksi, keduanya bisa jadi gerbang untuk mengasah empatimu sebagai manusia. Berikut ini rekomendasi film tentang genosida yang menarik untuk ditonton. 

1. Schindler's List (1993)

Schindler's List (dok. Universal Pictures/Schindler's List)

Seperti yang sudah disenggol sebelumnya, holocaust sering dijadikan contoh tragedi kemanusiaan terbesar sepanjang sejarah. Bertepatan dengan Perang Dunia II dan pendudukan Jerman di hampir seluruh wilayah Eropa, peristiwa ini sudah berkali-kali diangkat dalam film dan karya sastra. 

Salah satu yang paling dikenang adalah Schindler's List (1993). Film ini adalah adaptasi kisah nyata seorang pebisnis Jerman yang merekrut orang-orang Yahudi di pabriknya untuk menyelamatkan mereka dari ancaman genosida Nazi. Schindler's List berhasil memenangkan tujuh Piala Oscar sekaligus. 

2. Farha (2021)

Farha (dok. Toronto International Film Festival/Farha)

Holocaust yang dilakukan Nazi terhadap warga Yahudi hampir di seluruh Eropa ternyata jadi pemicu konflik dan tragedi kemanusiaan berikutnya. Salah satunya Nakba (1947-1949), yakni migrasi paksa dan genosida yang menargetkan etnik Arab di Palestina. Holocaust disebut jadi salah satu pemicu munculnya gerakan etnonasionalis Yahudi yang kemudian melakukan kejahatan yang tidak jauh beda dengan Nazi Jerman. 

Farha menjadi satu dari sedikit film yang mendeskripsikan bencana untuk warga Arab Palestina tersebut. Ia ditulis sutradara Jordania keturunan Palestina, Darin J. Sallam dari sudut pandang seorang bocah praremaja bernama Farha (Karam Taher) yang terjebak dalam lumbung padi saat desanya digempur milisi Zionis. 

3. Quo Vadis, Aida? (2020)

Quo Vadis, Aida? (dok. Palace Films/Quo Vadis, Aida?)

Pada 1990-an, genosida juga terjadi di tengah Perang Yugoslavia yang melibatkan beberapa etnik atau ras sekaligus. Salah satu yang terbesar adalah peristiwa pembunuhan massal warga etnik Bosnia di sebuah kota kecil bernama Srebrenica yang harusnya sudah didemiliterisasi PBB. 

Peristiwa yang terjadi pada 1995 itu diceritakan kembali lewat sudut pandang karakter fiktif bernama Aida (Jasna Djuricic) dalam film iniIa diceritakan direkrut sebagai interpreter untuk tentara PBB yang bertugas di Srebrenica. Meski memiliki privilese atas statusnya sebagai pekerja PBB, Aida ternyata tetap tak bisa menyelamatkan keluarganya dari kejadian mengerikan itu.

4. The Look of Silence (2014)

The Look of Silence (dok. Final Cut for Real/The Look of Silence)

The Look of Silence atau yang dikenal pula dengan judul Senyap adalah film dokumenter yang membahas sisi lain peristiwa Gerakan 30 September. Disebut sebagai upaya makar dan jadi justifikasi untuk pemberantasan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI), nyatanya ada banyak warga tak berdosa yang turut jadi korban pembunuhan massal sepanjang 1965--1966. 

Ini coba diulik sutradara Joshua Oppenheimer lewat Adi, adik dari seorang pria yang terbunuh karena dituduh sebagai bagian dari partai terlarang itu. Beberapa dekade berlalu, Adi bersama Joshua mencoba menemui dan berbicara dengan para perangkat desa yang terlibat dalam peristiwa itu. Sinema ini berhasil meraih nominasi Oscar pada kategori Film Dokumenter Terbaik. 

5. The Official Story (1985)

The Official Story (dok. Max/The Official Story)

Pembunuhan massal disengaja yang menyasar warga yang dipercaya sebagai bagian dari kelompok komunis atau sayap kiri juga marak terjadi di Amerika Selatan pada 1970-an. Salah satunya di Argentina. Sepanjang tahun 1974--1983, pemerintah junta militer Argentina melancarkan Operasi Condor atau yang dikenal pula dengan Dirty War, sebuah operasi militer untuk memberantas kelompok sayap kiri dan oposisi. 

Sama dengan yang terjadi di Indonesia, mereka dieksekusi tanpa melalui proses peradilan. Bedanya, Argentina mengakui tragedi kemanusiaan tersebut dan semua petinggi militer yang terlibat diadili pada 1985.

Peristiwa itu difilmkan beberapa kali. Salah satunya lewat film The Official Story yang diambil dari sudut pandang pasutri kelas menengah atas Argentina. Mereka melakukan proses adopsi terhadap seorang bocah yang kemudian baru mereka ketahui diculik dari orangtua yang dibantai junta selama Dirty War. 

6. Walnut Tree (2020)

Walnut Tree (dok. Eli Image/Walnut Tree)

Walnut Tree menceritakan ulang tragedi pemboman kota Sardash oleh Irak yang terjadi pada 1987. Kota yang berada di provinsi Azerbaijan Barat, Iran itu sebagian besar dihuni warga beretnik Kurdi. 

Saat itu warga sedang beraktivitas seperti biasa saat sebuah bom fosfor dijatuhkan dan menewaskan ribuan orang secara perlahan. Genosida ini ditulis lewat sudut pandang penyintas bernama Qader (Payman Maadi) yang kehilangan seluruh anggota keluarganya dalam waktu kurang dari 24 jam karena senjata kimia tersebut. 

7. The Cut (2014)

The Cut (dok. Pyramide Productions/The Cut)

Berlatar beberapa tahun setelah Perang Dunia I, film ini berusaha menceritakan kembali tragedi genosida yang dilakukan Kekaisaran Ottoman terhadap warga Armenia. Menariknya, The Cut ditulis oleh sutradara Jerman keturunan Turki, Fatih Akin. 

Lakon dalam film ini adalah Nazareth Manoogian (Tahar Rahim), seorang pria Armenia berusia 30-an yang dipaksa Ottoman untuk bergabung dalam tentara mereka. Namun, bukannya jadi tentara, para pria Armenia yang dikumpulkan tersebut dibunuh secara sengaja atau dijadikan budak. Nazareth berhasil selamat dari genosida itu dan bertekat menemukan keluarganya. 

8. Hotel Rwanda (2004)

Hotel Rwanda (dok. MGM Studios/Hotel Rwanda)

Hotel Rwanda adalah depiksi perang sipil yang terjadi di Rwanda pada 1994 antara etnis Hutu dan Tutsi. Sudut pandang yang dipakai adalah Paul (Don Cheadle), seorang manajer hotel dari etnik Hutu yang menikah dengan perempuan Tutsi. 

Saat perang sipil berkecamuk, ia menjadikan hotel sebagai penampungan untuk warga negara asing dan Tutsi yang lari dari kejaran milisi atau pasukan Hutu. Perang sipil Rwanda merupakan salah satu tragedi kemanusiaan terburuk yang pernah terjadi dengan total korban jiwa yang mencapai ratusan ribu. Berbagai tindak kekerasan dan penganiayaan juga terjadi sepanjang perang sipil itu. 

9. The Settlers (2023)

The Settlers (dok. Quijote Films/The Settlers)

The Settlers atau Los Colonos adalah film asal Chile yang menyenggol kasus genosida terhadap warga pribumi Amerika Selatan oleh penjajah Eropa. Peristiwa ini terjadi pada 1893 dan hampir membuat suku Selk'nam (Onas) punah. 

Semua dimulai dari klaim sepihak sekelompok orang Eropa atas tanah di kawasan Tierra del Fuego. Untuk membebaskan lahan dari penduduk pribumi yang tak sudi pergi dari rumah mereka, pendatang Eropa itu melakukan cara-cara kekerasan. 

Dari film tentang genosida di atas, kita jadi sadar akan krusialnya kekuatan maaf dan empati. Memelihara kemarahan dan dendam hanya akan membuat kita terjebak dalam siklus kekerasan yang tak ada habisnya. Ingat kengerian genosida, stop perbuatannya, dan jangan pernah mengulanginya lagi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team