Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film tentang Istri Baik di Rumah Tangga yang Salah

Gone Girl
Gone Girl (dok. 20th Century Fox/Gone GIrl)
Intinya sih...
  • Gone Girl (2014): Amy Dunne bisa menjadi istri ideal atau mimpi terburuk, tergantung dari bagaimana pasangannya memperlakukannya.
  • Possesion (1981): Kegilaan Anna menyoroti kemarahan sang istri dan menelusuri batas antara kehilangan identitas dan kewarasannya.
  • Decision to Leave (2023): Seo Rae tidak bahagia dalam pernikahannya dan mengambil kendali dengan menghapus jejak keterlibatannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Daftar yang harus dipenuhi untuk menjadi istri yang tepat di mata masyarakat seolah tak ada ujungnya. Segala urusan rumah tangga, mulai dari cucian kotor hingga lauk-pauk di meja makan, dianggap tanggung jawab istri. TIdak cukup sampai di situ, harga diri para istri kini diukur dari seberapa pintar mereka dalam mengelola uang belanja harian yang jumlahnya tidak seberapa.

Fenomena ini menjadi bukti nyata jika praktek patriaki dalam rumah tangga masih menjamur, bahkan di era modern sekali pun. Stigma kolot bahwa kunci keluarga sejahtera terletak pada perempuan yang pandai mengatur keuangan kadung mendarah daging, sehingga membuat narasi menyesatkan ini terlihat normal di mata masyarakat. Sementara mereka yang menjalankan prinsip keharmonisan rumah tangga sebagai tanggung jawab bersama justru dinilai banyak tingkah.

Ironisnya, jika ditelusuri lebih jauh, para pegiat glorifikasi “istri yang tepat” ini kerap datang dari latar belakang yang memprihatikan. Entah karena termakan doktrin atau sebagai bentuk pertahanan diri, mereka menutupi kenyataan pahit dengan meromantisasi keterbatasan finansial dan peran gender tradisional.

Sinema memiliki seribu satu cara dalam menyoroti fenomena satu ini. Dalam rekomendasi film berikut, para sineas mengajak kita untuk menilik kehidupan para istri yang menjalani hidup dalam represi, manipulasi, dan kehilangan jati diri. Di mana tuntutan untuk menjadi “istri yang tepat” dapat berubah menjadi sesuatu yang lebih mengerikan.


1. Gone Girl (2014)

cuplikan film Gone Girl
cuplikan film Gone Girl (dok 20th Century Studios/Gone Girl)

Nick Dunne (Ben Affleck) dikejutkan dengan menghilangnya sang istri, Amy (Rosamund Pike), di hari ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Gelagat Nick yang dinilai tak wajar dan kelewat tenang membuat penyidik hingga media mempertanyakan hal yang sama, mungkinkah Nick telah menghabisi istrinya?

Lewat karakternya, penulis Gillian Flynn sukses mematahkan standar “pasangan yang tepat” dengan cemerlang. Amy Dunne bisa menjadi keduanya, yakni istri ideal dan mimpi terburuk, tergantung dari bagaimana pasangannya memperlakukan dirinya. Dengan Nick, Amy dengan senang hati memerankan sosok cool girl yang santai namun menggoda. Namun, ketika ia berubah dan mengkhianati kepercayaannya, Amy dengan senang hati memberi suaminya hukuman yang sepadan.


2. Possesion (1981)

Possession
Possession (dok. The Gaumont/Possession)

Demi mempertahankan rumah tangganya, Mark (Sam Neill) diam-diam membuntuti istrinya, Anna (Isabelle Adjani). Diikuti dengan gelagat serta tingkah lakunya yang mengkhawatirkan, Mark meyakini jika Anna ada main gila dengan orang lain. Kecurigaannya justru membawa Mark pada fakta yang lebih bruk dari dugaannya.

Kegilaan yang Anna alami merupakan ledakan dari segala bentuk emosi yang terlalu lama dipendam. Perubahan drastis yang mengerikan ini tidak hanya menyoroti kemarahan sang istri, tetapu ikut menelusuri batas antara kehilangan identitas dan kewarasannya.


3. Decision to Leave (2023)

cuplikan film Decision to Leave
cuplikan film Decision to Leave (dok. Moho Film/Decision to Leave)

Detektif Hae Joon (Park Hae Il) ditugaskan untuk menangani kasus kematian pria misterius di area pegunungan. Seo Rae (Tang Wei), istri dari pria malang tersebut, langsung masuk dalam daftar utama terduga tersangka. Selama proses penyidikan berlangsung, Hae Joon diam-diam menaruh hati pada Seo Rae.

Kita tidak pernah benar-benar diperlihatkan seperti apa kehidupan pernikahan Seo Rae. Namun, dari sikapnya dalam mencerna kematian tragis suaminya, dapat disimpulkan ia tidak bahagia. Ditambah posisinya sebagai seorang imigran, Seo Rae tidak memiliki pilihan lain selain bungkam dan memperbaiki keretakan rumah tangganya. Ketika ada kesempatan, ia mengambil kendali secara mutlak dengan menulis ulang kisahnya dnegan menghapus jejak keterlibatannya.


4. Revolutionary Road (2008)

cuplikan film Revolutionary Road
Revolutionary Road (dok. BBC Film/Revolutionary Road)

Berlatar di pinggiran Amerika pada 1950-an, rumah tangga Frank (Leonardo DiCaprio) dan April (Kate Winslet) menjadi dambaan setiap orang. Namun di balik keharmonisannya, April terjebak dalam kehidupan yang hampa. Terbuai dalam ketidakpastian, ia mulai bertanya-tanya, apakah hidupnya akan menjadi sedikit lebih baik jika pindah ke Paris dan mengejar mimpinya sebagai seoorang aktris?

Dalam pernikahan, setiap pasangan pastai membuat pengorbanan. Tak terkecuali dengan April. Merelakan mimpinya sebagai aktris, ia sibuk dengan peran barunya sebagai istri sempurna. Menjalankan rutinitas yang sama setiap hari membuatnya jenuh, hingga tiba di titik dimana ia ingin mengejar kembali mimpi yang sempat tertunda. Sialnya, suami yang harusnya menjadi pendukung terbesar malah menjadi sumber kegilaan yang dialami oleh April.

Ironisnya, kisah yang disadur dari novel karya Richard Yates bukan fiksi semata. Di dunia nyata bahkan lingkungan sekitar kita, banyak perempuan yang mengambil keputusan serupa. Mereka rela meninggalkan karier dan berhenti mengejar mimpi demi menjadi “istri yang tepat’” hanya untuk menyadari bahwa kehidupan rumah tangga tidak seindah dan seromantis yang mereka bayangkan.


5. Blue Valentine (2010)

cuplikan film Blue Valentine
cuplikan film Blue Valentine (dok. Hunting Lane Films/Blue Valentine)

Dean (Ryan Gosling) dan Cindy (Michelle Williams) mencoba menyelamatkan pernikahan mereka yang berada di ambang kehancuran. Cinta mereka yang memudar seiring berjalannya waktu tampil kontras dengan awal kisah cinta mereka yang penuh harap.

Ada situasi di mana kita memilih untuk tetap tinggal karena rasa aman yang didapat sekalipun itu bertentangan dengan apa yang kita inginkan. Dalam pernikahan, perempuan kerap kali memilih bertahan bukan karena tidak memiliki pendirian, tapi karena takut disebut gagal.

Kira-kira, itulah yang dirasakan oleh Cindy. Ada masa di mana ia mencintai Dean, tetapi ia tidak pernah benar-benar jatuh cinta pada suaminya. Ia melihatnya sebagai sosok yang mau menerimanya apa adanya sekaligus memberikan rasa tenang. Seiring waktu, perasaan aman itu justru membelenggunya. Cindy menahan diri dan berusaha mempertahankan rumah tangganya demi kebaikan sang anak. Hingga ia berada dititik dimana ia tak sanggup lagi untuk berpura-pura dan menyaksikan rumah tangganya luluh lantak. 

Gelar “istri yang tepat” bukanlah puncak tertinggi pencapaian seorang perempuan. Suka atau tidak, gelar ini tidak lebih dari sekedar dongeng yang diwariskan lintas generasi dalam meromantisasi peran gender tradisional. Sejatinya, rumah tangga yang harmonis dijalankan oleh dua orang dewasa dengan visi yang sama serta menjalankan peran masing-masing sesuai dengan porsi yang telah disepakati bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Hype

See More

7 Potret Feni JKT48 Tampil dengan Rambut Baru, Jadi Blonde!

20 Okt 2025, 15:08 WIBHype