5 Film tentang Nasib Anak Tengah dari Berbagai Negara

- Welcome to the Dollhouse (1995) - Dawn, anak tengah yang diabaikan di keluarganya, mengalami liku-liku kehidupan di sekolah dan rumah.
- Persuasion (1995) - Anne Elliot, anak tengah dalam novel Jane Austen ini, tumbuh menjadi sosok yang lebih sering mengalah dan reflektif.
- Still Walking (2008) - Film ini menjelaskan dampak kematian anak tertua terhadap persepsi orangtua terhadap si anak tengah yang tak bisa memenuhi ekspektasi mereka.
Meski banyak yang menganggap kalau sindrom anak tengah (merasa paling diabaikan di keluarga) hanya mitos belaka, nyatanya gak sedikit yang mengamini fenomena ini. Ini sesuai dengan argumen kalau tiap anak memiliki versi orangtua yang berbeda-beda, meski mereka dibesarkan oleh orang yang sama, di bawah atap yang sama pula.
Seperti “mitos” itu, anak tengah faktanya bukan sosok yang sering dipilih jadi protagonis dalam film. Sejauh ini, film lebih sering memotret relasi saudara kandung yang terdiri dari anak tertua dan termuda. Diary of Wimpy Kid (2010) dan Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2019) mungkin jadi dua dari sedikit film dengan protagonis anak tengah yang paling populer.
Namun, kamu bisa berlega hati, karena setidaknya ada lima film lain yang memotret nasib anak tengah, walau gak semuanya berposisi sebagai lakon. Ini beberapa rekomendasi film tentang nasib anak tengah dari berbagai negara yang bisa kamu jadikan referensi. Atau, mungkin ada yang akan relate denganmu.
1. Welcome to the Dollhouse (1995)

Welcome to the Dollhouse belakangan dapat label cult-classic dari pencinta film, karena relevansinya yang kuat. Naskah ditulis dari sudut pandang Dawn (Heather Matarazzo), bocah SMP yang tinggal bersama orangtua dan dua saudara kandungnya.
Sebagai anak tengah, Dawn cukup sering diabaikan. Ibunya amat memanjakan sang adik yang tumbuh jadi sosok manipulatif. Sementara, sang kakak dan ayahnya sibuk dengan dunia mereka sendiri. Tak ada plot jelas di sini, semuanya hanya berkutat pada kehidupan Dawn di sekolah dan di rumah yang penuh liku. Mulai dirundung teman sekelas, naksir teman kakaknya yang menyebalkan, sampai tak digubris di rumah hingga membuatnya menyimpan dendam pada sang adik.
2. Persuasion (1995)

Persuasion adalah novel laris Jane Austen yang sudah diadaptasi jadi film dan serial beberapa kali. Namun, kalau harus memilih yang terbaik dan terakurat, adaptasi versi BBC yang rilis pada 1995 layak dapat label ini.
Film ini dengan jelas memotret nasib Anne Elliot (Amanda Root) yang berstatus anak tengah. Anne dikelilingi orang-orang yang mengabaikan kebutuhan emosinya dan membuatnya secara natural tumbuh jadi sosok yang lebih sering mengalah dan amat reflektif. Nasib itu pula yang dipakai untuk menjelaskan bagaimana ia bisa menjalin koneksi dengan pria bernama Frederick Wentworth yang bahasa cintanya act of service.
3. Still Walking (2008)

Hirokazu Koreeda memang jagonya bikin film dengan psikoanalisis yang memukau. Termasuk dalam Still Walking yang menggambarkan dinamika relasi sebuah keluarga di Jepang. Seperti biasa, tiap bulan November, mereka akan berkumpul untuk melakukan ziarah bersama ke makam kerabat.
Bukan hanya makam leluhur, tetapi juga makam anak tertua dari keluarga itu yang tewas dalam sebuah insiden memilukan. Di sini, penyebab dan dampak dari kematian si anak tertua dijelajahi. Termasuk bagaimana kematian itu membongkar perlakuan dan persepsi sang orangtua terhadap si anak tengah yang mereka anggap tak bisa memenuhi ekspektasi dan harapan mereka.
4. His Three Daughters (2023)

Posisi anak tengah di His Three Daughters cukup pelik, nih. Ia adalah Rachel (Natasha Lyonne) yang gak hanya anak tengah, tetapi juga anak tiri dari seorang pria yang sedang sakit parah. Melihat kondisi ayahnya yang memburuk, Rachel mengabari dua saudarinya untuk tinggal di apartemen ayah mereka guna mengantisipasi hal terburuk terjadi. Di sinilah, dinamika hubungan mereka tersingkap.
Dua saudari Rachel mempertanyakan pilihan si anak tengah tinggal bersama sang ayah, dan secara tak langsung menganggapnya gagal dan bokek. Namun, seiring film bergulir, kita diajak menyelami posisi dan situasi masing-masing anak di film ini.
5. Back to Burgundy (2017)

Anak tengah yang memilih tinggal dan meneruskan bisnis orangtuanya adalah protagonis utama di film Prancis Back to Burgundy. Seperti Rachel dalam His Three Daughters, si anak tengah di film ini, Juliette (Ana Girardot), mengabari kakaknya yang tinggal di luar negeri untuk pulang, karena kondisi ayah mereka yang memburuk.
Bersama dengan adik bungsu mereka, ketiganya dipaksa menyelesaikan perihal yang selama ini mereka tunda untuk bicarakan. Juliette gak hanya mengalami krisis khas anak tengah, ia yang bergender perempuan di tengah keluarga dan bisnis anggur secara umum menambah kerumitan cerita.
Dari lima film tentang anak tengah tadi, kita sebenarnya diajak mengamini dan menghargai pengalaman personal masing-masing orang. Apa yang tidak kamu alami bukan berarti tidak bisa terjadi pada orang lain. Sindrom yang melekat pada seseorang berdasar urutan lahir mungkin cuma mitos belaka buatmu, tetapi bagi sebagian orang di luar sana, itu mungkin jadi pengalaman traumatis yang membentuk kepribadian mereka.