Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Terbaik John Hughes yang Bikin Era 80-an Terasa Ajaib

film The Breakfast Club (dok. Universal Pictures/The Breakfast Club)
Intinya sih...
  • The Breakfast Club (1985) menggambarkan pergolakan batin remaja dengan cara yang tulus, tanpa berlebihan.
  • Ferris Bueller’s Day Off (1986) mengajak penonton melihat dunia dari sudut pandang remaja yang ingin bebas dari tekanan sekolah dan keluarga.
  • Sixteen Candles (1984) tetap menyentuh hati karena menggambarkan betapa sulitnya menjadi remaja, dengan humor awkward dan momen-momen jujur.

John Hughes adalah sutradara dan penulis naskah yang jadi ikon tak tergantikan dalam perfilman era 80-an. Ia dikenal karena keahliannya menangkap suara hati para remaja, lengkap dengan kebingungan, keanehan, dan emosi yang tak bisa dijelaskan. Film-filmnya bukan cuma hiburan, tapi juga pengingat bahwa masa muda adalah masa penuh gejolak yang pantas dipahami.

Lewat karakter-karakter yang terasa dekat dan cerita yang sering kali sederhana namun penuh makna, Hughes menciptakan dunia yang membuat penonton merasa dilihat dan didengar. Karya-karyanya mengisi celah yang jarang disentuh oleh sineas lain pada masanya. Berikut lima film terbaik John Hughes yang membuat tahun 80-an terasa hidup dan tak pernah usang.

1. The Breakfast Club (1985)

film The Breakfast Club (dok. Universal Pictures/The Breakfast Club)

Film ini mempertemukan lima remaja dari latar belakang berbeda yang dihukum untuk detensi di hari Sabtu. Selama satu hari penuh, mereka saling mengenal lebih dalam dan menyadari bahwa mereka tidak bisa lagi menilai orang hanya dari penampilan luar. Dialognya tajam, emosinya jujur, dan setiap karakter terasa nyata.

John Hughes benar-benar menunjukkan kepiawaiannya menangkap keresahan remaja. The Breakfast Club menjadi film klasik karena menggambarkan pergolakan batin remaja dengan cara yang tulus, tanpa berlebihan. Lagu "Don't You (Forget About Me)" pun menjadi soundtrack ikonik yang sulit dilupakan.

2. Ferris Bueller’s Day Off (1986)

cuplikan film Ferris Bueller’s Day Off (dok. Paramount Pictures/Ferris Bueller’s Day Off)
cuplikan film Ferris Bueller’s Day Off (dok. Paramount Pictures/Ferris Bueller’s Day Off)

Ferris Bueller adalah siswa SMA yang jago menghindar dari tanggung jawab dan memutuskan untuk bolos sekolah demi menikmati satu hari paling menyenangkan di hidupnya. Ia bersama pacar dan sahabatnya berkeliling Chicago. Mereka bertiga melakukan hal-hal konyol dan mendebarkan.

Film ini mengajak penonton melihat dunia dari sudut pandang remaja yang ingin bebas dari tekanan sekolah dan keluarga. John Hughes menyisipkan pesan penting, yakni kadang kita perlu berhenti sejenak dari rutinitas untuk benar-benar merasakan hidup. Gaya narasi yang memecah dinding keempat juga membuat film ini terasa personal dan unik.

3. Sixteen Candles (1984)

film Sixteen Candles (dok. 20th Century Fox/Sixteen Candles)

Film ini bercerita tentang Samantha, gadis remaja yang ulang tahunnya ke-16 terlupakan oleh keluarganya sendiri karena mereka terlalu sibuk dengan pernikahan sang kakak. Ia juga harus menghadapi cinta sepihak dan banyak kejadian aneh di sekolah.

Walau ada beberapa bagian yang kini terasa usang, Sixteen Candles tetap menyentuh hati karena menggambarkan betapa sulitnya menjadi remaja. John Hughes menangkap perasaan tidak terlihat yang sering dialami banyak orang saat usia belasan. Humor awkward dan momen-momen jujur membuat film ini tetap dicintai hingga kini.

4. Pretty in Pink (1986)

film Pretty in Pink (dok. Paramount Pictures/Pretty in Pink)

Andie, seorang gadis dari keluarga sederhana, jatuh cinta dengan Blane, cowok populer dari keluarga kaya. Konflik kelas sosial pun menjadi hambatan utama dalam kisah cinta mereka. Di tengah itu, sahabat Andie yang quirky, Duckie, diam-diam menyimpan perasaan padanya.

Film ini mengangkat tema perbedaan status sosial tanpa menjadi klise. Penampilan Molly Ringwald sangat kuat sebagai karakter utama, dan gaya busana khas tahun 80-an di film ini juga menjadi tren tersendiri. John Hughes menunjukkan bahwa cinta dan keberanian menjadi diri sendiri bisa melawan norma sosial mana pun.

5. Planes, Trains and Automobiles (1987)

film Planes, Trains and Automobiles (dok. Paramount Pictures/Planes, Trains and Automobiles)

Berbeda dari film remaja Hughes lainnya, film ini berfokus pada perjalanan dua pria dewasa. Neal yang perfeksionis dan Del yang ceroboh, keduanya mencoba pulang ke rumah untuk Thanksgiving. Segala halangan dan kekacauan terjadi di sepanjang jalan.

Meski dibungkus dengan komedi slapstick, film ini menyimpan pesan mendalam tentang kesabaran, empati, dan pentingnya menghargai orang lain. Chemistry antara Steve Martin dan John Candy luar biasa. Film ini menunjukkan bahwa John Hughes tak hanya jago menulis drama remaja, tapi juga cerita yang menyentuh tentang persahabatan dan kemanusiaan.

Kalau kamu ingin tahu kenapa film-film tahun 80-an terasa begitu hangat dan emosional, karya-karya John Hughes ini adalah jawabannya. Di antara kelima film ini, mana yang menurutmu paling menggambarkan masa muda secara jujur dan timeless?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us