6 Film dan Series Terbaik Louis Hofmann, Mana Favoritmu?

Sebelum kejayaan Dark, Louis Hofmann pernah memukau penonton ketika tampil sebagai salah satu protagonis utama dalam film antiperang Land of Mine (2015). Film ini merupakan dramatisasi kejahatan perang yang dilakukan Denmark dan sekutu terhadap tawanan perang Jerman setelah Perang Dunia II. 

Saat itu, mereka memaksa para tawanan Jerman untuk membersihkan ranjau yang ditanam Nazi di sepanjang garis pantai Denmark. Proses itu memakan korban jiwa yang tak kalah sedikit dan mayoritas masih berusia belia.  

Setahun sebelumnya, Hofmann juga tampil apik dalam film Sanctuary. Proyek ini mendapuknya jadi Wolfgang, remaja 14 tahun yang melakukan kenakalan dan dikirim ke sebuah correctional facility atau panti khusus anak-anak bermasalah oleh ayahnya. 

Di sana ia justru menyaksikan dan merasakan sendiri penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan pengelola panti. Film ini adalah peran utama pertama Hofmann yang membuat bakatnya mulai dilirik sutradara dan produser. 

Dua tahun kemudian, ia tampil apik dalam film coming-of-age Jerman berjudul Center of My World. Ia memerankan seorang remaja bernama Phil yang mulai bimbang dengan orientasi seksualnya. Namun, untuk menerima dirinya sendiri, Phil harus berdamai dulu dengan peristiwa traumatis yang masih menghantuinya. 

Bukan drama LGBTQ+ biasa, film ini mengekspos kemampuan Louis Hofmann mengekspresikan berbagai emosi. Wajar bila sang aktor dipuji atas penampilannya di film tersebut. 

Dark adalah katalis dalam karier Louis Hofmann sebagai aktor. Ia didapuk jadi lakon dalam series 3 musim itu. Karakter yang diperankannya bernama Jonas, seorang remaja yang hidupnya berubah sejak salah satu tetangganya menghilang saat mereka bermain bersama. 

Dark yang sekilas membahas perjalanan antar waktu ternyata punya plot yang amat kompleks dan mind-bending. Mereka seolah membuat benchmark baru dalam industri serial televisi. Gak heran kalau banyak aktor yang kariernya terdongkrak setelah terlibat di dalamnya. 

Setelah Dark, Hofmann mulai sering terlibat proyek-proyek film internasional. Salah satunya mini seri BBC berjudul  Life After Life. Perannya memang cukup minor, Louis Hofmann hanya tampil dalam 2 dari total 4 episode. Namun, lewat proyek ini kamu berkesempatan melihat sang aktor beradu akting dengan aktris muda yang juga sedang naik daun, Thomasin McKenzie. 

Series ini sendiri diadaptasi dari sebuah novel yang tokoh sentralnya diperankan McKenzie, seorang perempuan yang diberi kesempatan untuk hidup setelah mengalami kematian. Saat mendapat kesempatan itu, ia mencoba mengambil jalan hidup yang berbeda. Pada satu fase dalam hidupnya, ia bertemu Jurgen yang diperankan Hofmann. 

Diadaptasi juga dari novel, Hofmann dapat peran krusial dalam mini seri Netflix All the Light We Cannot See. Lagi-lagi, ia mendapatkan peran tentara muda Jerman. Kali ini ia memerankan Werner Pfennig, seorang pemuda genius yang direkrut Nazi untuk menyadap radio sekutu. 

Pekerjaannya itu tak sengaja mempertemukannya dengan sesosok perempuan yang punya minat yang sama dengannya. Hanya saja, ia berada di kubu yang berseberangan dengan Werner. Berformat mini seri, kamu bisa menyaksikan akting brilian Hofmann di keempat episodenya. 

Di usia yang cukup muda, Hofmann sudah mengalami progres karier yang signifikan. Menarik untuk terus mengikuti perjalanan aktingnya sampai usia matang. Tak heran kalau nanti ia menyandang status aktor prominen Jerman layaknya Franz Rogowski dan Daniel Brühl.