Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Black Girl (dok. Janus Films/Black Girl)

Pernah dengar istilah Third Cinema? Terma itu ternyata merujuk pada film-film yang dibuat di luar sistem Hollywood (First Cinema) dan Eropa (Second Cinema). Perkembangannya dimulai pada 1960-1970-an di Amerika Latin dan Afrika, jadi gak heran kalau Sinema Ketiga itu banyak menyenggol isu-isu sosial politik seperti kolonialisme, ketimpangan, dan repatriasi budaya.

Kalau boleh menunjuk satu orang yang bisa kamu kenal untuk mengenal Third Cinema, Ousmane Sembene bisa jadi sosok itu. Berasal dari Senegal, ada setidaknya 5 film terbaik karyanya yang wajib kamu tonton. Apalagi untuk sesama negara bekas jajahan, topiknya mengena banget di hati. Terlalu familier sampai terenyuh.

1. Borom Sarret (1963)

Borom Sarret (dok. Janus Films/Borom Sarret)

Kamu bisa memulai petualangan sinematikmu bersama Ousmane Sembene dengan menonton film pendek berjudul Borom Sarret. Diklaim sebagai film pertama yang dibuat sutradara kulit hitam Afrika, sinema hitam putih ini berlatarkan Senegal, beberapa waktu setelah mereka merdeka dari penjajahan Prancis. Seorang pria berusaha mencari nafkah dengan menarik pedati, tetapi usahanya tidak semulus bayangan. Banyak pelanggannya yang tak mampu membayar dan masih banyak lokasi yang tak memungkinkan ia akses karena warisan aturan kolonial.

2. Black Girl (1966)

Black Girl (dok. Janus Films/Black Girl)

Dirilis tahun 1966, film hitam putih ini mengikuti perspektif perempuan muda Senegal yang berhasil dapat pekerjaan jadi asisten rumah tangga untuk pasutri asal Prancis. Ia diboyong ke Paris untuk bekerja di rumah pasutri itu. Ekspektasinya tinggi, ia berharap bisa berjalan-jalan ke salah satu kota yang katanya terindah di dunia itu. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, perasaan terkungkung justru menyelimuti si lakon hingga membuat kesehatan mentalnya memburuk. The Black Girl sedang bicara trauma akibat kolonisasi yang tidak semudah itu terhapus oleh proklamasi kemerdekaan.

3. Mandabi (1968)

film Mandabi karya Ousmane Sembene (dok. Criterion Collection/Mandabi)

Sembene juga jago bikin film komedi, lho. Salah satunya Mandabi, sebuah film yang mengikuti perjalanan panjang penuh liku seorang pria pengangguran. Ia bukan satu-satunya orang yang sulit dapat kerja di Senegal pascakemerdekaan. Satu hari, sebuah wesel dari keponakannya yang bekerja di Paris datang. Wesel itu sebenarnya ditujukan untuk sang ibu alias saudara si lakon. Namun, sang lakon justru menganggapnya seperti miliknya sendiri. Sialnya, mencairkan dana di wesel itu tidak semudah membalik telapak tangan. Kita bakal disuguhi ribetnya birokrasi Senegal yang tidak memikirkan orang-orang marginal seperti sang lakon.

4. Faat Kiné (2000)

Faat Kine (dok. Harvard Film Archive/Faat Kine)

Faat Kine adalah nama lakon dalam film ini, perempuan yang berhasil menyekolahkan dua putranya hingga dapat gelar sarjana. Ini jadi semacam pencapaian penting mengingat Kine harus melalui hidup sulit di tengah tatanan masyarakat patriarki Senegal. Kine harus membesarkan dua anaknya sendiri setelah ditipu dua pria yang hanya memanfaatkan kepolosannya di masa lalu. Namun, dua pria itu pula yang mendorongnya untuk bisa meraih kebebasan finansial.

5. Moolaade (2004)

Moolaade (dok. The New Yorker Films/Moolaade)

Moolaade adalah kritik Sembene terhadap ritual khitan perempuan yang cukup lumrah ditemukan di Afrika Sub Sahara. Kritik ini ditulisnya dari perspektif seorang ibu di Burkina Faso yang hendak menyelamatkan putrinya dari ritual itu. Ia cukup vokal dan berani hingga mendorong beberapa perempuan muda untuk mencari perlindungan padanya. Selain perdebatan soal khitan perempuan, Moolade juga memotret lumrahnya praktik poligami di Afrika.

Kalau mengaku pecinta film, nama Ousmane Sembene jangan terlewat, deh. Film-filmnya bisa memberimu perspektif yang berbeda dan spesifik, bahkan terasa baru dan segar terlepas dari tahun aktifnya. Nyatanya, isu-isu yang ia bahas dalam karyanya masih terasa relevan sampai sekarang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team