Menonton film merupakan aktivitas yang dilakukan untuk menghibur diri. Durasi film yang panjang tidak jadi masalah, jika ternyata tontonan tersebut dapat memberi kesan positif yang mungkin dapat mengobati penat.
Namun apa jadinya jika waktu berhargamu malah dihabiskan untuk film yang tidak memberikanmu hiburan yang diinginkan? Nah, untuk mencegah hal tersebut terjadi, sebaiknya kamu menghindari 7 film terburuk ini.
Sebelum diangkat menjadi film, Cats sudah populer sebagai pertunjukkan teater musikal yang diangkat dari sebuah buku berjudul Old Possum’s Book of Practical Cats karya T.S. Eliot. Pertunjukkan musikal karya Andrew Lloyd Webber tersebut mulai dipertontonkan tahun 1981 di New London Theatre, kemudian semakin terkenal hingga menyentuh Broadway.
Namun sayang, materi bagus ini tidak dieksekusi dengan baik saat diolah menjadi sebuah film layar lebar. Menurut Kayleigh Donaldson di Screenrant, selain CGI yang buruk, Tom Hooper tidak berhasil menghadirkan kemegahan teater musikal dalam bentuk film.
Donaldson berpendapat, terlalu banyak close-up dan ini diperburuk dengan kualitas CGI dari para kucing yang sangat mengganggu ketika dilihat dari jarak dekat. Dia juga mengatakan, kebanyakan lagu di Cats tidak terlalu bagus. Alhasil, film ini hanya berakhir jadi sebuah tontonan yang buruk .
Film horor yang rilis tahun 2009 dengan judul The Human Centipede merupakan salah satu film terburuk untuk ditonton. Secara cerita, film ini mengisahkan tentang 2 orang perempuan. Mereka mengalami hal buruk setelah menumpang di rumah seorang dokter gila yang melakukan eksperimen menakutkan.
Lalu apa yang membuatnya begitu buruk? Menurut Robert Ebert, film ini hanya menampilkan hal-hal yang sangat mainstream di film horor, tidak lebih. Daya tarik utamanya hanyalah bagaimana 3 orang dihubungkan menjadi manusia kelabang dengan menjahit mulut mereka ke anus orang di depannya. Ini benar-benar hal menjijikkan untuk ditonton.
Proyek besar John Travolta, berjudul Battlefield Earth termasuk karya terburuk dalam sejarah perfilman Hollywood. Film ini menceritakan bumi di tahun 3.000 M, saat itu umat manusia diperbudak oleh alien kejam yang disebut Psychlos.
Film ini diadaptasi dari buku yang ditulis oleh pendiri Scientology, L. Ron Hubbard, Battlefield Earth seharusnya mempunyai semua komponen yang diperlukan untuk menjadi box office. Aktor papan atas dan anggaran besar, bahkan materi bagus dari buku fiksi ilmiah. Namun, eksekusi sutradara Roger Christian benar-benar di luar harapan.
Kameranya miring, banyak plothole, desain alien yang aneh dan soundtrack buruk adalah apa yang akan kamu dapat dari Battlefield Earth. Sebaiknya, kamu berpikir lagi jika ingin menggunakan waktumu untuk menonton film ini.
Ya, Birdemic! Bird ditambah pandemic, ide ceritanya adalah tentang teror yang disebabkan oleh kawanan burung. Film yang hanya mendapat rating 18% dari Rotten Tomatoes ini mengandung semua aspek untuk menjadi film buruk.
Dilansir Variety, Birdemic memiliki dialog yang tidak masuk akal, pemilihan musik yang tidak tepat, pengolahan sound yang kurang baik dan paling parah adalah spesial efeknya. Silakan lihat trailer-nya, kamu akan langsung paham seberapa buruk CGI di film ini, itu juga kalau kamu kuat menontonnya sampai beres.
Apa kamu pernah nonton Final Destination? Wish Up mencoba membawa daya tarik yang sama namun tampaknya tidak berhasil. Ceritanya adalah sekelompok anak muda yang menemukan kotak. Nah, kotak tersebut dapat mewujudkan 7 permintaan, namun harus ada korban untuk setiap permintaan yang terkabul.
Menurut Matt Zoller Seitz dari situs Rogerebert, bahasa gaul anak muda di film ini tidak tepat, mereka menggunakan slang dari tahun 80an. Bukan hanya dari dialog, menurut Matt, plot dari film yang tayang tahun 2017 ini adalah plot horor klasik yang sangat klise di tahun 80an atau 90an.
Open House adalah film yang katanya bergenre horor, tentang ibu dan anak mengalami teror setelah pindah ke rumah baru di daerah perbukitan. Film ini tidak berhasil menampilkan keseraman yang seharusnya ada di film horor.
Mereka tidak dapat mengeksplorasi secara maksimal premis yang dibangun di awal, yaitu hubungan ibu anak dan hubungan keduanya dengan masyarakat setempat. Film yang mendapat rating 13% Rotten Tomatoes ini malah terus menggandakan premis, sehingga film tidak memiliki arah yang jelas. Rasanya waktumu terlalu berharga untuk dihabiskan menonton Open House.
The Emoji Movie adalah iklan produk-produk aplikasi digital yang dikemas menjadi sebuah film animasi. Kamu akan mengikuti petualangan emoji "meh" yang dianggap rusak oleh sistem dan dihapus karena menampilkan ekspresi selain "meh".
Setelah dihapus, dia pun ingin pergi ke Dropbox. Nah, di sini terasa iklannya, untuk mencapai tujuannya, dia harus berpindah-pindah aplikasi dulu, dari mulai Facebook, Spotify, hingga Candy Crush.
Memang premis yang ditawarkan cukup menarik, namun sayang eksekusinya tak seapik yang dilakukan Wreck-It Ralph yang juga punya ide mirip, yaitu menampilkan beberapa game klasik ikonis dalam satu film. Sayang sekali padahal film yang mendapat rating 7% Rotten Tomatoes ini mempunyai potensi cerita yang bagus.
Walau ketujuh film di atas mendapat kritikan sebagai film terburuk, namun semuanya kembali lagi ke selera masing-masing. Bagaimana denganmu? Adakah film favoritmu di daftar ini?