Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Film yang Terinspirasi Gaya Animasi Ghibli Tanpa Langgar Hak Cipta

The Glassworker (dok. Mano Animation Studios/The Glassworker)
The Glassworker (dok. Mano Animation Studios/The Glassworker)
Intinya sih...
  • Kecerdasan buatan, ChatGPT, memungkinkan orang menyulap foto jadi animasi bergaya Studio Ghibli
  • Beberapa kreator film animasi seperti Usman Riaz dan Studio Ponoc membuat film dengan inspirasi dari Studio Ghibli tetapi memiliki kekhasannya sendiri
  • Film-film seperti The Glassworker, The Imaginary, Giovanni's Island, In This Corner of the World, The Red Turtle, Mary and the Witch's Flower, dan Flavors the Youth memperlihatkan penghormatan pada seniman favorit dengan cara yang etis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kecerdasan buatan alias artificial inteligence (AI) kembali menghebohkan jagat maya lewat terobosannya yang kelewat batas. Bagaimana tidak, lewat fitur berbayarnya, salah satu program kecerdasan buatan terpopuler, ChatGPT, memungkinkan orang menyulap foto jadi animasi bergaya Studio Ghibli. Sontak, orang berlomba-lomba membagikan animasi buatan AI itu dengan bangganya. 

Bahkan gak sedikit yang menawarkan jasa berbayar untuk keperluan tersebut. Padahal, beberapa tahun lalu, pendiri Studio Ghibli, Hayao Miyazaki pernah mengungkap opini negatifnya soal AI. Pandangan Miyazaki diamini penggemar dan para pekerja seni yang setuju kalau aktivitas itu adalah bentuk penghinaan atas kerja keras seniman. 

Meski masih jadi perdebatan sengit, daripada jadi enabler pelanggaran hak cipta, kita bisa kok memberi penghormatan pada seniman favorit kita dengan cara yang lebih etis. Seperti yang dilakukan beberapa kreator film animasi berikut. Cerita dan gaya animasinya terinspirasi film-filmnya Studio Ghibli, tetapi tetap punya kekhasannya sendiri.

1. The Glassworker (2024)

The Glassworker (dok. Mano Animation Studios/The Glassworker)
The Glassworker (dok. Mano Animation Studios/The Glassworker)

The Glassworker adalah film animasi buatan tangan yang diinisiasi Usman Riaz. Film ini dibuat dalam waktu 10 tahun dan dibiayai lewat crowdfunding. Riaz banyak terinspirasi dari Studio Ghibli, tetapi kamu bisa melihat sentuhan personalnya yang khas. The Glassworker sendiri berlatarkan sebuah negara fiktif yang memadukan budaya Pakistan dan Eropa. Ia mengikuti kehidupan ayah dan anak laki-lakinya yang mengelola sebuah toko kaca. Sayangnya, ketenangan mereka terusik ketika perang pecah. 

2. The Imaginary (2023)

Imaginary (dok. Japanese Film Festival/Imaginary)
Imaginary (dok. Japanese Film Festival/Imaginary)

Dibuat Studio Ponoc, The Imaginary seyogyanya sedang menyoal teman imajinasi. Menariknya, ia ditulis dari Rudger, teman imajinasi seorang anak bernama Amanda. Eksistensi Rudger terancam setelah Amanda mengalami kecelakaan yang mengancam ingatannya. Ini membuat Rudger terlunta-lunta di semesta teman imajinasi, sambil berusaha kembali ke ingatan Amanda. Film ini bakal mengingatkanmu sama Ponyo dan My Neighbor Totoro, sih. 

3. Giovanni's Island (2014)

Giovanni's Island (dok. Warner Bros/Giovanni's Island)
Giovanni's Island (dok. Warner Bros/Giovanni's Island)

Bergenre fiksi sejarah, Giovanni's Island memang gak serapi Studio Ghibli dari gaya animasi. Namun, untuk plot, mereka gak kalah kuat dan nampol. Ia ditulis dari perspektif dua kakak beradik, Junpei dan Kanta yang terusir dari rumah mereka setelah pulau yang mereka tinggali diinvasi Uni Soviet. Mata polos mereka bikin film ini makin mengharu biru. Kalau suka The Grave of the Fireflies, coba tonton juga film satu ini.

4. In This Corner of the World (2016)

In This Corner of the World (dok. Japanese Film Festival/In This Corner of the World)
In This Corner of the World (dok. Japanese Film Festival/In This Corner of the World)

Masih fiksi sejarah, tetapi dengan bumbu romansa dan kemanusiaan yang lebih kuat, In This Corner of the World akan mengajakmu melihat perang dari sisi warga sipil. Protagonis utama kita adalah Suzu, perempuan yang dinikahkan dengan seorang serdadu. Saat Perang Dunia II, suaminya dikirim ke garis depan dan Suzu berkontribusi di lingkungan pemukimannya, sebisa mungkin. 

5. The Red Turtle (2016)

The Red Turtle (dok. Sonny Pictures Classics/The Red Turtle)
The Red Turtle (dok. Sonny Pictures Classics/The Red Turtle)

Studio Ghibli sebenarnya ikut andil dalam pembuatan film ini, tetapi kebanyakan ilustrator The Red Turtle datang dari sebuah studio animasi independen di Belgia dan Prancis. Film ini secara gaya cukup berbeda dari kebanyakan film populer Ghibli lainnya. Ia dibuat tanpa dialog dan nuansanya juga lebih suram. Inti ceritanya berkutat pada keseharian seorang pria yang terdampar di pulau terpencil dan berusaha membuat rakit untuk berlayar menuju peradaban. Satu-satunya koneksinya dengan dunia luar adalah penyu merah raksasa yang datang entah dari mana. 

6. Mary and the Witch's Flower (2017)

Mary and the Witch's Flower (dok. Altitude Film/Mary and the Witch's Flower)
Mary and the Witch's Flower (dok. Altitude Film/Mary and the Witch's Flower)

Kalau suka Kiky's Delivery Service, coba tonton film ala Ghibli buatan Studio Ponoc berjudul Mary and the Witch's Flower. Seperti Kiky, ini tentang Mary, bocah perempuan yang merantau ke Inggris untuk mencari jati diri dan tujuan hidupnya. Tanpa sengaja ia menemukan sebuah tanaman yang memberinya kekuatan magis dan petualangannya jadi penyihir amatir pun dimulai. 

7. Flavors of Youth (2017)

Flavors of Youth (dok. Netflix/Flavors of Youth)
Flavors of Youth (dok. Netflix/Flavors of Youth)

Flavors the Youth adalah film animasi antologi yang terdiri dari tiga cerita berlatar China. Ada seorang pria yang mengenang hobi jajan mie dengan sang nenek, model yang sedang merintis karier, dan dua bocah SMA yang menjalin koneksi setelah sebuah insiden yang menimpa salah satu dari mereka. Semuanya seru dan bertema coming-of-age, bakal mengingatkanmu pada Whisper of the Heart dan Only Yesterday. 

Sebagai salah satu studio animasi tertua dan paling berpengaruh di dunia, Studio Ghibli memang layak dapat penghormatan tinggi. Namun, lagi-lagi disrupsi teknologi bikin hak cipta jadi hal yang kabur dan bahkan memantik perdebatan sengit. Daripada ikut tren yang kurang etis, lebih baik hormati karya ilustrator dan seniman asli dengan nonton beberapa film tadi. Terinspirasi Ghibli dari gaya animasi dan bercerita, tetapi gak kehilangan elemen autentiknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us