6 Film yang Bikin Sadar Betapa Terbatasnya Waktumu di Dunia

Kesuksesan film Sore: Istri dari Masa Depan (2025) adalah bukti kalau audiens Indonesia haus film-film arthouse kaya makna. Apalagi pesannya cukup menampar, yakni betapa terbatasnya waktu yang kita miliki di dunia. Kesadaran akan hal itu ternyata sudah sering diangkat dalam film. Memang gak semua sukses besar, tetapi kalau kamu punya waktu luang dan ingin nonton film serupa Sore, 6 judul berikut bisa jadi jawabannya.
Gak mirip banget, tetapi pesannya sama, manfaatkan waktu sebaik-baiknya karena kita gak pernah tahu kapan maut menjemput. Pedih, tapi nyata.
1. About Time (2013)

About Time sering direkomendasikan buat penggemar Sore (2025). Ada kemiripan memang, About Time juga mengekor perspektif seseorang yang diberi kesempatan menjelajah waktu. Kemampuan itu membuat si lakon, Tim (Domhnall Gleeson) terobsesi memperbaiki kehidupan percintaannya. Ia beberapa kali kembali ke masa lalu untuk mengulang momen yang menurutnya kurang sempurna. Obsesinya membuat Tim lalai dengan aspek hidupnya yang lain, sampai tiba saatnya ia dihadapkan takdir yang tak bisa diubahnya meski segala cara sudah diupayakan.
2. The Greatest Hits (2024)

The Greatest Hits mengikuti pergumulan batin Harriet (Lucy Boynton), perempuan yang masih berduka karena kematian mendadak sang kekasih, Max (David Corenswet). Ia menemukan bahwa dirinya bisa kembali ke masa lalu ketika Max masih hidup dengan mendengar lagu tertentu. Seperti Tim di About Time, ia terobsesi pada kemungkinan mengubah masa lalu dan menyelamatkan Max. Ini membuatnya kesulitan hidup di masa sekarang sampai ia memutuskan untuk bergabung dengan support group yang mengubah perspektifnya.
3. Ikiru (1952)

Seorang pria yang hidupnya lurus tiba-tiba didiagnosa mengidap penyakit ganas yang akan merenggut nyawanya dalam waktu dekat. Dihantui vonis itu, ia terobsesi untuk melakukan sebanyak-banyaknya hal bermakna sebelum ia benar-benar meninggalkan dunia ini. Namun, seperti yang sudah kita duga, maksud dari bermakna ini jadi kabur selama proses si lakon menemukannya.
4. To Leslie (2022)

Leslie (Andrea Riseborough) memenangkan lotre pada satu waktu dan itu membuainya dalam nikmat duniawi. Tanpa terasa, bertahun-tahun kemudian uang undian itu habis dan ia menemukan dirinya terseok-seok di jalanan. Saat memutuskan kembali ke kampung halamannya, tak banyak yang menyambutnya dengan gembira. Tanpa ia sadari, Leslie sudah menyakiti hati banyak orang selama ini, termasuk putra semata wayangnya. To Leslie adalah tipe film yang membuatmu kembali merenungkan makna waktu, sebuah hal yang baru terasa berharga ketika kita tak lagi memilikinya.
5. Dead Poets Society (1989)

Film lawas ini mendapuk Robin Williams jadi Professor Keating, guru di sebuah sekolah asrama elite yang memutuskan mengajar dengan gaya berbeda. Ia mendorong murid-muridnya untuk melupakan segala tekanan dan tuntutan agar bisa jadi diri sendiri. Ia mendorong mereka mengejar ambisi mereka dan memprioritaskan apa yang mereka mau ketimbang menuruti ekspektasi orangtua. Jelas gaya mengajarnya memunculkan kontroversi. Motivasinya, hidup cuma sekali, kalau tak mencoba sekarang kapan lagi?
6. The Hunt for the Wilderpeople (2012)

Tak ada yang bisa memprediksi kematian, ini adalah salah satu isu yang disenggol film Selandia Baru, The Hunt for Wilderpeople. Filmnya mengikuti Ricky (Julian Dennison) bocah yatim piatu yang diadopsi pasangan lansia. Baru beberapa hari menikmati waktu di luar panti asuhan, Ricky dikejutkan dengan kematian ibu angkatnya. Ini membuatnya kelimpungan karena ia tak mau kembali ke panti. Dengan kesadaran penuh, ia berusaha kabur dari kejaran petugas, dibantu ayah angkatnya yang awalnya tak peduli. Mengadopsi Ricky adalah ide sang istri sebenarnya.
Waktu memang sebuah konsep yang abstrak. Tak bisa dipegang dan dilihat, tetapi baru terasa esensinya setelah kita tak lagi memilikinya. Film-film tadi mungkin akan menyita 2 jam berharga dalam hidupmu, tetapi siapa tahu pesannya bakal membekas seumur hidup.