10 Film yang Terinspirasi Cerita Alkitab, Ada Harry Potter!

- Alkitab memengaruhi film dan media di Amerika, seperti Harry Potter yang merujuk pada kisah Alkitab.
- Konsep kebangkitan dalam Harry Potter mirip dengan kisah kebangkitan Yesus Kristus.
- Film The Lord of the Rings dan Les Misérables juga memiliki keterkaitan dengan Alkitab dalam tokoh-tokohnya.
Alkitab merupakan kitab suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat Kristen di seluruh dunia. Di Amerika Serikat sendiri, sejak masa kolonial identitas Amerika sangat dipengaruhi dengan ajaran Alkitab dan terus memengaruhi budaya Amerika hingga kini. Itu sebabnya, banyak film dan acara TV di Amerika yang merujuk pada Alkitab.
Alkitab memengaruhi seni dan media sekuler di Amerika. Banyak film klasik yang mungkin pernah kamu tonton pada masa kecil dipenuhi dengan gambaran dan kiasan dari Alkitab, baik secara sengaja maupun tidak. Berikut ini kita akan mengulas beberapa film yang mengambil alur cerita dari kisah-kisah Alkitab. Apa saja?
1. Harry Potter and the Deathly Hallows (2010)

Serial Harry Potter, baik yang dicetak lewat buku maupun yang ditayangkan di layar lebar, sering dikritik di kalangan Kristen konservatif karena ilmu sihir dan ilmu hitamnya. Organisasi Katolik dan Evangelis bahkan melarang film-film Harry Potter untuk ditonton. Namun, dikutip Premier Christianity, penulis JK Rowling justru merujuk pada Kitab Injil untuk membantunya menyusun narasi sihir dalam cerita Harry Potter. Bahkan, film terakhirnya, Harry Potter and the Deathly Hallows merujuk langsung pada Passion and Resurrection of Jesus Christ atau kesengsaraan dan kebangkitan Yesus.
Konsep kebangkitan muncul dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows Part I. Saat Harry dan Hermione datang ke makam orangtua Harry di Godric's Hollow, adegan ini merujuk pada ayat 1 Korintus 15:26 yang berbunyi, "Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut." Umat Kristen percaya bahwa dengan mati di kayu salib, Yesus membinasakan kematian. Nah, gagasan ini muncul dalam Harry Potter, tokoh utama yang menjadi sosok Kristus yang menghancurkan perwujudan kejahatan, yakni penyihir gelap Voldemort.
Dalam Harry Potter and the Deathly Hallows, Harry Potter menyadari bahwa dialah Horcrux terakhir, sebuah wadah yang berisi sebagian jiwa Voldemort yang harus dihancurkan agar penyihir jahat itu mati untuk selamanya. Nah, untuk menghancurkan bagian Voldemort ini dan menyelamatkan dunia sihir, Harry harus mengorbankan dirinya sendiri. Meski Voldemort meremehkan Harry yang mampu ia kalahkan, tetapi Neville Longbottom bersikeras kalau kematian Harry gak sia-sia.
Harry Potter kemudian bangkit dari kematiannya, seperti kebangkitan Yesus Kristus. Dalam pertempuran berikutnya, Voldemort mampu dikalahkan Harry Potter karena kematian Harry sebelumnya telah menghancurkan jiwa Voldemort. Dalam kisah ini, Harry Potter bisa dibilang sebuah interpretasi kehidupan Yesus Kristus.
2. The Lord of the Rings (2003)

Kamu pasti gak sadar kalau film The Lord of the Rings berkaitan dengan agama lantaran kisah di Middle Earth ini dipenuhi dengan monster, penyihir, dan elf. Penulis JRR Tolkien yang beragama Katolik diduga terinspirasi Alkitab saat menulis The Lord of the Rings. Chalcedon Foundation menganalisis beberapa analogi alkitabiah dari tokoh utama dalam The Lord of the Rings, seperti Frodo, Gandalf, Aragorn, dan putri setengah elf dari Rivendell, Arwen Undomiel.
Arwen Undomiel memang jarang disebutkan dalam cerita The Lord of the Rings karena lebih berfokus pada Galadriel dan Éowyn. Arwen hanya disebutkan menjelang akhir sebagai catatan kaki. Namun, dalam trilogi The Lord of the Rings yang digarap sutradara Peter Jackson, peran Arwen Undomiel diperluas dan ia menjadi tokoh Marian.
Setelah menyelamatkan Frodo dari Black Riders, Arwen Undomiel berdoa agar luka-luka yang dialami Frodo pulih. Doa Arwen ini sebenarnya ditujukan kepada kaum Valar, makhluk-makhluk suci yang melayani dewa tertinggi di Middle Earth, yakni Eru-Iluvatar. Bisa kita lihat kalau Arwen adalah seorang pendoa syafaat, yang mencerminkan kepercayaan Katolik tentang Perawan Maria. Adegan ini, yang gak ada dalam bukunya, ditafsirkan sebagai aksi Arwen yang menyelamatkan jiwa Frodo dan memberinya kehidupan abadi di Tanah Abadi Valinor.
3. Les Miserables (2012)

Les Misérables adalah film yang diadaptasi dari novel klasik Victor Hugo (1862). Dalam film, Jean Valjean digambarkan sebagai seorang laki-laki miskin yang berjuang untuk menafkahi keluarganya. Susah mendapat pekerjaan, dia kedapatan mencuri sepotong roti dan dijatuhi hukuman penjara. Sayangnya, bukannya berubah menjadi lebih baik, Jean Valjean justru menjadi seorang kriminal setelah dibebaskan. Ia kembali mencuri kandil perak (tempat lilin) dari seorang uskup yang berbaik hati menampungnya. Nah, kisah ini merujuk pada perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati.
Uskup digambarkan sebagai orang Samaria yang baik hati. Ia memberi makan dan pakaian kepada Jean Valjean yang hidup kekurangan, bahkan menyelamatkannya dari penjara setelah mencuri dari tuan rumahnya. Uskup pun berharap agar Jean Valjean kembali ke jalan yang benar dan mengikuti petunjuk Yesus untuk melakukan kebaikan. Pada akhirnya, Jean Valjean menjadi pengusaha yang jujur dan dermawan. Ia bahkan mengadopsi seorang anak yang terlantar karena sang ibu seorang pekerja seks.
Perumpamaan tentang hamba yang tidak berbelas kasih dalam Perjanjian Baru juga menjadi dasar dalam film tersebut. Inspektur polisi bernama Javert adalah orang yang sangat membenci Jean Valjean. Javert gak mau memberikan belas kasih kepada Jean Valjean. Padahal, dalam ajaran Kristen, kita harus mengampuni siapa pun yang telah berbuat salah.
Dalam film tersebut, Jean Valjean justru mengampuni Javert atas perlakuan yang diterimanya, bahkan menyelamatkan Javert dari hukuman mati. Namun, Javert gak bisa memahami kasih karunia Tuhan dalam diri Valjean. Baginya, Valjean akan selalu menjadi penjahat dan harus diperlakukan layaknya penjahat. Javert pun gak bisa membalas belas kasih kepada Valjean, sama seperti hamba yang gak bisa berbelas kasih.
4. The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe (2005)

The Chronicles of Narnia: The Lion, the Witch and the Wardrobe adalah film yang diadaptasi dari buku The Lion, the Witch and the Wardrobe (1950) yang ditulis oleh CS Lewis. Kisah ini didasarkan dari Alkitab. Dikutip The Gospel Coalition, CS Lewis bermaksud menulis cerita Kristen meski ditulis dalam sebuah alegori. Dalam kisah ini, kisah Aslan hampir sama dengan kisah Yesus selama masa penderitaan.
Aslan mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan Edmund yang diculik dan diperdaya Penyihir Putih Jadis untuk membantu si penyihir melakukan kejahatan. Ada pula adegan kematian ketika Aslan diikat dan disiksa oleh pengikut Penyihir Putih sebelum dibunuh. Ini mirip saat Yesus mengalami penyiksaan. Namun, Aslan bangkit dari kematian dan membantu Peter memimpin pasukan Narnia untuk menghancurkan pasukan Jadis.
Sebagaimana yang dijelaskan Reuters, serial tersebut menimbulkan kontroversi karena alur cerita yang didasari dari Alkitab. Apalagi, CS Lewis menegaskan bahwa peran Aslan merupakan sosok yang menyerupai Kristus. Pasalnya, Aslan diciptakan sebagai seekor singa yang terinspirasi dari julukan Kristus sebagai "Singa dari Yehuda".
Namun, aktor Liam Neeson yang memerankan karakter Aslan justru gak setuju dengan latar belakang Aslan sebagai Yesus Kristus. Bagi Nelson, Aslan lebih mirip seperti sosok religius yang bersifat universal. Sayangnya, pendapatnya ini malah dikritik habis-habisan oleh umat Kristen.
5. The Lion King (2019)

The Lion King terinspirasi dari Perjanjian Lama, yaitu Kitab Keluaran. Sebagaimana yang diungkapkan Oprah Daily, produser The Lion King bilang kalau film tersebut terinspirasi dari kisah Musa yang keluar dari padang pasir untuk menyelamatkan rakyatnya dari penindasan dan perbudakan. Kisah hidup Simba dan Musa sangatlah mirip.
Simba dan Musa tumbuh besar bukan di kampung halaman mereka. Simba hidup di tengah hutan tanpa keluarganya dan mengabaikan tanggung jawabnya sebagai Raja Rimba. Sementara itu, Musa bukan lagi orang Ibrani, melainkan menjadi Pangeran Mesir dan menjadi bagian dari keluarga kerajaan. Kerajaan saat itu dianggap menyengsarakan rakyat.
Kisah The Lion King gak berakhir dengan pengasingan Simba. Simba memilih kembali ke kampung halamannya dan mengakui kerajaannya karena orang-orang yang ditemuinya memintanya untuk menjadi siapa dirinya. Dengan cara yang sama, Tuhan mengingatkan Musa tentang takdirnya untuk memimpin orang Ibrani keluar dari perbudakan Mesir dan memasuki Tanah Perjanjian. Selain itu, Simba menemukan kembali jati dirinya sebagai singa dan raja, sementara Musa menemukan jati dirinya sebagai orang Ibrani dan Yahudi. Keduanya lantas mewujudkan tujuan mereka untuk berpegang teguh pada pendirian dan nilai-nilai kebaikan.
6. Calvary (2014)

Calvary merupakan film tentang skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh pendeta di Irlandia. Namun, kisahnya diambil dari sudut pandang seorang pendeta. Tokoh protagonisnya adalah Pastor James. Ia menjadi seorang pastor di sebuah kota kecil di Irlandia yang penuh dengan tindak kriminal, mulai dari penipuan, kekerasan dalam rumah tangga, hingga pembunuh berantai.
Pastor James sendiri adalah pendeta yang baik. Namun, seorang peniten (seorang yang telah bertobat) merencanakan pembunuhan kepada Pastor James karena dilatarbelakangi balas dendam. Peniten itu pernah mengalami pelecehan seksual oleh pendeta lain saat ia masih kecil.
Perjalanan Pastor James sendiri awalnya terinspirasi pada kisah Kesengsaraan Yesus. Namun, karena filmnya terlalu panjang, kru film mengubahnya menjadi lima tahap kesedihan atau pandangan yang lebih sekuler. Dalam film Calvary ini, Pastor James harus menjadi tumbal untuk menebus dosa-dosa Gereja Katolik. Hal ini sama dengan kisah Kristus yang mati untuk mengampuni dosa-dosa umat manusia.
Semasa hidupnya, Pastor James berusaha sebaik mungkin untuk melayani jemaat yang berdosa. Namun, ia sering kali diejek atas usahanya. Hal ini juga dialami Yesus di tangan para pembunuhnya dalam Injil Matius. Dalam film ini, para imam yang baik, taat, dan peduli terhadap jemaat mereka harus menanggung beban dari cemoohan publik terhadap skandal pelecehan seksual yang oknum para pendeta lakukan.
7. It's a Wonderful Life (1946)

Film klasik Frank Capra berjudul It's a Wonderful Life adalah film Natal favorit pada zamannya. Film ini mengikuti kisah seorang laki-laki bernama George Bailey yang berusaha mengakhiri hidupnya karena mengalami krisis ekonomi. Daniel Sullivan dari The Catholic University of America menganggap kalau film ini ada kesamaan dengan Kitab Ayub. Ayub dalam Alkitab dan George Bailey adalah laki-laki yang beriman, teguh, dan lebih mengutamakan keluarga serta orang-orang di sekitar mereka. Namun, karena jiwa sosial mereka yang tinggi, Ayub dan George Bailey justru menderita.
Dalam Alkitab, Tuhan membiarkan Ayub menderita di tangan Setan meski Ayub gak pantas menerima perlakuan seperti itu karena kebenarannya. Akhirnya, Ayub putus asa. Ayub pun menyesal mengapa dia terlahir ke dunia.
Nah, George Bailey mengalami krisis serupa setelah bisnisnya hampir bangkrut. Bailey merasa putus asa dan berniat melompat dari jembatan. Namun, penderitaan itu memiliki tujuan pada akhirnya.
Ayub sendiri diberkati karena menanggung penderitaan berat. Ia pun diberikan banyak anak, termasuk tiga putri yang cantik. Sementara itu, Bailey dibisiki malaikat pelindung yang menunjukkan hikmah dari kebaikannya terhadap orang lain. Bailey lantas mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Timbal baliknya, banyak orang yang membalas kebaikan Bailey dan bisnisnya kembali pulih.
8. The Hunchback of Notre Dame (1996)

The Hunchback of Notre Dame adalah animasi klasik Disney yang kisahnya sangat religius. Karakter antagonis, pendeta Claude Frollo, sangat mirip dengan orang Farisi dalam Alkitab. Frollo berdoa dalam sebuah lagu yang berjudul "Hellfire". Ia meminta agar Esmeralda mencintainya.
Claude Frollo adalah pendeta yang berbudi luhur dan taat beribadah. Dia pun gak pernah membunuh orang lain atau melakukan tindak kriminal. Sayangnya, sebagai orang yang beriman, dia adalah orang yang munafik. Kesalehannya sebatas topeng semata. Hal ini sama persis dengan orang-orang Farisi dalam Alkitab.
Selain Claude Frollo, ada karakter Esmeralda, perempuan cantik yang hidup di bawah garis kemiskinan. Esmeralda mencari nafkah dengan menjadi seorang penari. Sebagai orang Roma, Esmeralda gak dianggap oleh warga Prancis. Ia dianggap sebagai orang buangan.
Lantas, Esmeralda sering berdoa untuk meminta pertolongan kepada Tuhan. Dalam hal ini, Esmeralda sama dengan pemungut pajak, yang meminta belas kasihan Tuhan atas dosa-dosanya. Nah, pada akhir cerita, Claude Frollo justru menjadi sosok yang rendah hati, sementara Esmeralda yang rendah hati dan Quasimodo si bungkuk menjadi pahlawan yang dimuliakan karena kebenaran, kerendahan hati, serta keberanian mereka.
9. Nosferatu: Phantom der Nacht (1979)

Film vampir sering kali mengusung tema Kristen, salah satunya film karya sutradara Werner Herzog berjudul Nosferatu: Phantom der Nacht. Film ini didasarkan pada novel Bram Stoker berjudul Dracula. Kisahnya tentang Dracula yang membawa wabah dan kematian ke Kota Wismar, Jerman. Namun, gak ada seorang pun yang tahu bagaimana menghentikan wabah tersebut.
Film ini menyajikan parodi menyeramkan dari Perjamuan Terakhir dalam Alkitab. Ini ketika penduduk setempat berbagi makanan terakhir sebelum meninggal karena wabah. Namun, kematian gak dapat dihindari dalam film ini, bertentangan dengan kepercayaan Kristen.
Hanya Lucy Harker, istri berhati murni dari seorang agen real estat, Jonathan Harker, yang mampu menghentikan wabah yang disebabkan oleh Dracula. Lucy rela mengorbankan dirinya untuk membunuh Dracula. Ketika Dracula datang ke kamar tidurnya, dia membiarkan Dracula menyentuhnya dan hampir menghisap darahnya. Namun, karena Dracula terpikat dengan Lucy, Dracula jadi lupa waktu. Akhirnya, Dracula gak sadar kalau Matahari telah terbit dan sinar Matahari itu membunuhnya.
Lucy Harker berhasil membebaskan Dracula sebagai mayat hidup dan membiarkannya damai dalam kematian. Pengorbanan yang dilakukan Lucy merupakan representasi Yesus yang dikorbankan di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat manusia. Namun, gak seperti Kristus, tindakan Lucy agak sia-sia mengingat dia gak bisa menyelamatkan suaminya yang berubah menjadi vampir.
10. Star Wars: Return of the Jedi (1983)

Waralaba Star Wars sudah lama dikaitkan merujuk pada Alkitab. Nah, salah satu yang kontroversial adalah karakter Darth Vader yang dikaitkan dengan anti-Kristus. Namun, profesor dari Harvard University, Cass Sunstein, punya argumen yang kuat mengapa Darth Vader merupakan sosok Kristus meski jahat.
Cass Sunstein berpendapat bahwa Darth Vader adalah kisah fiksi dari kehidupan Yesus. Seperti Kristus, Darth Vader lahir dari seorang perawan tanpa ayah. Darth Vader, sebagai Anakin Skywalker, adalah Sang Terpilih yang akan membawa keseimbangan pada the Force. Namun, gak seperti Kristus, Anakin menyerah pada godaan dan tawaran kekuatan dan keabadian dari tokoh jahat Kaisar Palpatine.
Meski Darth Vader merupakan anti-Kristus, ia dapat melakukan penebusan dosa dan menjadi tokoh Kristus. Dalam Star Wars: Return of the Jedi, Darth Vader akhirnya menyerang dan membunuh Palpatine untuk menyelamatkan putranya yang bernama Luke dari serangan Palpatine. Namun, petir milik Palpatine juga membunuh Darth Vader. Pengorbanan Darth Vader untuk putranya ini mengakhiri teror Palpatine. Dengan demikian, Darth Vader menebus dirinya dari tindakan keji masa lalu dan menyelamatkan galaksi dari tirani Palpatine.
Sebuah karya bisa merujuk pada apa pun, baik itu peristiwa di dunia nyata, buku, maupun kitab suci. Namun, representasi ini bisa sangat kontroversial lantaran merujuk pada kitab suci. Pasalnya, film-film ini hanya memberikan gambaran yang samar sampai-sampai penontonnya gak sadar kalau ceritanya merupakan referensi dari Alkitab. Meski begitu, gak ada salahnya, nih, kalau kamu mau menonton film-film ini untuk liburan akhir pekanmu.