Gemuruh Tepuk Tangan Penonton di Akhir Fantastic Four

XXI Gandaria City tampak seperti markas Fantastic Four malam itu, dengan banyak penonton mengenakan kaos bertema Fantastic Four, membawa photocard Pedro Pascal, dan bahkan memamerkan replika kostum. Ada yang terlihat antusias mendiskusikan teori tentang Galactus dan Silver Surfer sebelum film dimulai, sementara yang lain berfoto di depan banner yang disediakan.

Atmosfer menjadi semakin hidup saat rekaman drone show Marvel di langit Jakarta diputar sebelum film dimulai, memicu reaksi penonton yang berteriak kegirangan dan bertepuk tangan, menambah semangat sebelum masuk ke dalam bioskop. Suara "Whooo!" terus terdengar sampai pukul 19.00 WIB.

Penayangan dimulai pukul 19.50 WIB dengan hitungan mundur IMAX yang langsung menggema dengan soundtrack epik karya Michael Giacchino. Film dibuka dengan adegan intim yang memperkenalkan dinamika keluarga Fantastic Four, sebelum beralih ke momen-momen lucu yang membuat seluruh penonton tertawa bersama.

Pengalaman di layar besar IMAX benar-benar memanjakan mata, dengan visual retro-futuristik yang memukau dan aksi yang terasa hidup. Khususnya, saat melihat sosok Galactus yang benar-benar besar dan memenuhi layar. Super fantastis!

Fantastic Four ditutup dengan momen heroisme yang menggetarkan, didukung scoring epik Giacchino yang bikin bulu kuduk merinding. Tak cuma satu atau dua penonton yang turut merasakan emosi. Ketika layar menjadi gelap, tepuk tangan pun bersautan. Beberapa orang meninggalkan studio terlebih dahulu dengan raut muka puas, sedangkan yang lain mendiskusikan akhir film ini.

Sampai akhirnya datang juga momen mid-credit scene yang membuat gemuruh tepuk tangan meledak di seantero studio IMAX. Banyak yang berkomentar dengan reaksi positif, menyebut Fantastic Four membawa harapan baru untuk MCU. Beberapa penonton juga memuji chemistry antar karakter yang terasa autentik, dan kental akan momen kekeluargaan.