3 Hal Bikin Penonton Geram Sama Ending Ipar Adalah Maut the Series

Ipar Adalah Maut the Series telah menamatkan serialnya dengan total 45 episode. Namun, penonton ramai menyampaikan kekecewaan mereka atas akhir cerita perselingkuhan Aris dan Rani.
Gak sedikit yang merasa marah karena telah menunggu selama 45 hari untuk menunggu puncak ceritanya. Apa saja hal-hal yang membuat penonton kecewa? Berikut rekapannya.
Hati-hati artikel di bawah mengandung spoiler.
1. Oper-operan pulpen yang menghabiskan durasi banyak

Hingga episode ke-45, penonton mengkritik bagaimana durasi setiap episode malah sibuk menampilkan oper-operan pulpen spycam. Mulai dari di tangan Raya, berpindah ke Yusuf, lalu dipinjam oleh Hadi, kemudian berpindah lagi ke Amanda.
Setelah adegan heboh, ending dari serial ini malah tidak menampilkan isi pulpen spycam-nya. Padahal, gak sedikit penonton berharap bisa momen Nisa menemukan video mesra Aris dan Rani di dalam mobil. Apalagi adegan Nisa melabrak pasangan terlarang ini menjadi puncak cerita yang dinantikan.
2. Memori Fatimah yang tak kunjung pulih

Selain itu, memori Fatimah masih belum pulih. Alur ceritanya pun beberapa kali sudah menggoda penonton dengan menampilkan Fatimah mengingat sekilas, tapi tak pernah sepenuhnya.
Padahal memori Fatimah menjadi kunci lain agar perselingkuhan Aris dan Rani terbongkar ikut tak terungkap. Penonton ditinggalkan dengan sosok ibu yang tadinya galak mendadak jadi linglung.
3. Terlalu sering menampilkan keributan Hanum dan Fatimah

Kekesalan lain dari penonton adalah durasi pertengkaran Fatimah dan Hanum yang terlalu banyak. Hubungan antara besan ini dinilai terlalu dibuat berputar-putar dengan pembahasan yang itu-itu saja.
Penonton lebih mengharapkan durasi yang dipakai untuk menampilkan kepelikan hubungan Hanum dan Fatimah digunakan sebagai momen Nisa mengetahui kebenaran. Apalagi, hingga episode terakhir, dua besan ini masih tidak akur.
Nah, apakah kamu salah satu penonton yang kecewa dengan ending Ipar Adalah Maut the Series?


















