Film Indonesia bisa dikatakan angin-anginan karena sebagian mampu melebihi ekspektasi dengan menyajikan cerita dan akting yang sangat baik, tapi sebagian yang lain masih harus meningkat kualitasnya.
Di bawah ini ada lima buah film Indonesia yang menampilkan cerita anak sekolah. Meskipun ceritanya berkutat di anak sekolahan, nyatanya kelima film ini mampu melebihi ekspektasi penonton terhadap film Indonesia. Bisa dibilang kelima film ini adalah film Indonesia bertema anak sekolah terbaik.
Segala perbuatan ada risikonya. Tidak ada satu pun perbuatan yang bebas dari risiko. Itulah yang dialami oleh Dara (Adhisty Zara) dan Bima (Angga Yunanda). Dara dan Bima melewati batas pergaulan dan selebihnya adalah risiko yang harus mereka tanggung. Bahkan, risiko itu ditanggung bukan hanya oleh mereka berdua, melainkan juga oleh keluarga mereka.
Film yang sempat ditentang penayangannya ini memiliki pesan yang sangat kuat. Ditambah dengan akting yang sangat mumpuni dari pada pemainnya, film ini sukses membawa penonton untuk masuk ke dalam cerita dan merasakan emosi setiap tokohnya.
Film ini menceritakan dua orang bersahabat, yaitu Bayu (Bayu Skak) dan Doni (Joshua Suherman), yang hendak menggapai tujuan mereka. Bayu ingin mendekati seorang gadis, sedangkan Doni ingin diakui oleh keluarganya. Keduanya lantas membentuk sebuah band dengan dibantu oleh Nando (Brandon Salim) dan Yayan (Tutus Thomson) dengan nama Yowis Ben.
Film ini mengisahkan persahabatan mereka berempat dengan berbagai konflik di dalamnya, mulai dari konflik yang melibatkan perempuan hingga konflik keluarga. Dengan memakai bahasa Jawa, film ini sukses memberikan guyonan segar yang bisa membuat hari menjadi lebih ceria.
Joshua (Ramon Y. Tungka) adalah seorang siswa SMA yang pendiam dan menjadi korban bullying yang mengarah ke kekerasan oleh teman-temannya. Bahkan, di rumahnya, ia kerap menjadi korban KDRT yang dilakukan oleh ayahnya. Suatu hari, berbekal sepucuk senjata api, Joshua menyandera siswa yang kerap menjahilinya.
Film ini menyadarkan kita akan bahaya bullying bagi kesehatan mental. Film ini diadaptasi dari berbagai kisah nyata, baik di dalam maupun luar negeri, sebagai upaya untuk mengurangi praktik bullying di sekolah.
Gina (Syifa Hadju) adalah siswa berprestasi yang bersekolah di sekolah elite. Ayahnya, Aktor Sagala (Deddy Mizwar), adalah seorang aktor yang sering mendapat peran figuran dengan bayaran yang kecil. Aktor Sagala berupaya keras untuk membahagiakan Gina, tetapi tetap tidak ingin meninggalkan mimpinya untuk menjadi aktor. Di sisi lain, Gina merasa tidak tega melihat ayahnya berjuang keras demi dirinya.
Meskipun sederhana, cerita dalam film ini mampu menguras air mata. Film ini menunjukkan bahwa perjuangan orang tua demi anaknya tidak mengenal lelah, bahkan rela untuk mengorbankan mimpinya.
Ditto (Adipati Dolken) jatuh cinta pada seorang artis televisi yang bernama Ayu (Vanesha Prescilla). Di luar dugaan, Ayu bersekolah di sekolah yang sama dengan Ditto. Dengan segera, mereka menjadi sahabat dekat. Ditto berhasil menyembunyikan perasaannya pada Ayu hingga 11 tahun lamanya agar persahabatan dan kedekatan mereka tetap terjaga.
Film ini merupakan kisah nyata yang manis dari Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Keduanya diperankan dengan sangat apik oleh Adipati dan Vanesha hingga membuat penonton akan tersenyum sendiri melihat manisnya cerita mereka berdua.
Masa sekolah memang masa-masa yang indah. Saking indahnya, berbagai genre film dapat dibuat berdasarkan kehidupan anak sekolahan. Kisah apa yang menurutmu paling berkesan selama berada di sekolah?