Ini 5 Film Kolosal Indonesia yang Gak Kalah Keren dari Film Luar Negeri

#MovieOn Udah langka nih sekarang

Tidak seperti tahun 80 dan 90-an, film-film kolosal Indonesia merupakan hal yang langka kita temui di jaman sekarang. Film ini umumnya membutuhkan kru, pemain dan persiapan yang jauh lebih banyak dari genre film lainnya. Umumnya film kolosal bercerita tentang sejarah atau mengambil latar jaman dahulu kala.

Meskipun langka, beberapa film ini bisa kamu jadikan pilihan. Kamu akan melihat keindahan kostum yang tidak bisa kamu temui di film dengan seting jaman sekarang. Selain itu film kolosal ini juga menawarkan adegan action yang memperlihatkan seni bela diri yang ada di tanah air kita. Yuk, lihat apa saja filmnya.

1. Wiro Sableng

https://www.youtube.com/embed/TMfsXMDBfz0

Wiro Sableng digadangkan akan tayang akhir tahun ini. Meskipun masih lama, film yang kini sedang melewati masa paska produksi ini sudah membuat kita penasaran. Film ini bercerita tentang petualangan Wiro Sableng, Bujang Gila dan Anggini yang kelak harus berhadapan dengan sekelompok bandit yang dipimpin oleh Mahesa Birawa dan Kalingundil.

2. Maipa Deapati dan Datu' Museng (2018)

https://www.youtube.com/embed/R6gwWRPundA

Film ini bercerita tentang kisah tragis Maipa Deapati dan Datu' Museng. Datu' Museng yang kembali ke tanah kelahirannya Makasar harus berhadapan dengan penjajahan Belanda. Tak disangka, salah satu pimpinan VOC justru tertarik oleh kecantikan Maipa Deapati. Maipa Deapati yang tahu kalau pasukan Datu' Museng sudah terdesak meminta Datu' Museng untuk membunuh dirinya karena Maipa Deapati tak ingin dirinya jatuh ke tangan Belanda.

3. Pendekar Tongkat Emas (2014)

https://www.youtube.com/embed/f81HJASsf7E

Film ini dipenuhi aktor dan artis keren tanah air. Bercerita tentang Cempaka yang ingin mewariskan jurus tongkat emas kepada salah satu anak didiknya. Mereka adalah Biru, Gerhana, Dara, dan Angin yang sebenarnya adalah anak-anak dari musuh yang dulu dikalahkan oleh Cempaka.

Melihat tabiat murid-muridnya ini Cempaka pun berpikir untuk mewariskan jurusnya kepada Dara. Cempaka mengajak Dara dan Angin untuk pergi bersamanya. Tapi ternyata Biru dan Gerhana merasa lebih berhak terhadap tongkat emas ini. Mereka bahkan rela membunuh adik dan gurunya sendiri. Disinilah Dara yang berhasil selamat berusaha merebut tongkat itu lagi.

4. Gendring Sriwijaya (2013)

https://www.youtube.com/embed/IY36c2SnWAE

Film ini menceritakan perebutan kekuasaan yang terjadi pada abad ke 16. Awang Kencana yang mengetahui rencana ayahnya Raja Dapunta Hyang Mahawangsa untuk menobatkan adiknya Purnama Kelana sebagai raja menjadi sangat marah. Dia sengaja memfitnah Purnama dengan tuduhan telah membunuh Raja Dapunta.

Purnamapun dikejar hingga jatuh ke sungai dan dikira mati. Tapi Purnama berhasil selamat dan hidup bersama kelompok perampok Ki Goblek. Awang Kencana yang mengetahui sepak terjang rampok-rampok ini menjadi murka dan berusaha membasmi mereka.

 

5. Drupadi (2008)

Ini 5 Film Kolosal Indonesia yang Gak Kalah Keren dari Film Luar Negeristoriesfromtheroad.wordpress.com

Meski dibintangi oleh bintang-bintang keren sekelas Dian Sastro dan Nicholas Saputra ternyata film Drupadi tidak dapat ditonton bebas di bioskop-bioskop seperti film Indonesia lainnya. Film ini diambil dari kisah Mahabharata, hanya saja di sini cerita lebih difokuskan pada sosok Drupadi, wanita dengan karakter kuat yang terlahir dari api.

Ketika Yudhistira diundang dalam permainan dadu, dia harus mempertaruhkan kerajaan, dirinya sendiri hingga Drupadi sang istri. Berkat kelicikan Sakuni, Yudhistira harus kehilangan segalanya hingga dia, Drupadi dan Pandawa lainnya harus tersingkir dari kerajaannya sendiri. Di sinilah sosok Drupadi mempertanyakan hak Yudhistira untuk menempatkannya sebagai salah satu taruhan.

Meski kini film kolosal yang mengangkat kisah dan latar Indonesia jaman dahulu masih langka, semoga kelak akan ada lebih banyak lagi film-film hebat seperti ini.

Li Wei Photo Verified Writer Li Wei

food, travel & hype

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya