Debut no na membawa kultur Indonesia
Identitas lokal no na merambat ke ranah global
Kebanggaan lokal bukan lagi sesuatu yang dirayakan tapi dicita-citakan
Jakarta, IDN Times - Indonesia-core sekarang sudah sampai tingkat global. Bagi yang menyukai artis-artis di bawah 88rising pasti kenal dengan no na.
Girl group dengan semua anggota orang Indonesia ini berhasil memperkenalkan budaya Indonesia ke kancah global. Memperkenalkan keindahan Indonesia melalui musik videonya menjadi daya tarik no na.
Grup di bawah naungan 88rising ini debut pada 2 Mei 2025. Beranggotakan Baila Fauri, Christy Gardena, Shazfa Adesya, dan Esther Geraldine, mereka merilis video musik yang kaya akan budaya dan keindahan Indonesia, seperti sawah dan air terjun di Bali. Tidak hanya itu, para anggota juga menunjukan pop culture Indonesia dengan menggunakan batik modern.
Menurut Indonesia Millennial and Gen Z Report (IMGR) 2026, popularitas no na melejit di platform digital. Pada pekan pertama setelah debut, no na mendapatkan 545 ribu likes dan ribuan komentar di TikTok. Salah satunya berkat berbagai dance challenge dari debut single mereka yang juga mendapatkan engagement yang tinggi. Hal tersebut juga dinilai menjadi awal baik mereka untuk mengembangkan fanbase di luar Indonesia.
Berdasarkan data Mei 2025, no na mendapatkan 3,2 juta streams di Spotify dan 138.282 streams dalam sehari untuk lagu "Shoot." Bahkan, pendengar bulanan mereka di Spotify pada Mei 2025 hampir mencapai angka satu juta pendengar. Selain itu, MV "Shoot" juga telah melewati 3,9 juta views di YouTube.
Salah satu keindahan lokal yang ditunjukan no na dalam video musik "Shoot" adalah cantiknya air terjun kembar Banyumala di Bali yang punya pesona estetik di mata global.
"Shoot" tidak hanya sekadar debut, melainkan juga membawa Indonesia-core di mata global. Melalui lagu-lagu lainnya, seperti "Superstitious" dan "Falling in Love," no na ingin menguji ide baru bahwa relevansi global bukan hanya terkait membuat tren baru. Namun, bisa menggabungkan budaya spesifik dan kayanya agensi kreatif dari Indonesia. Hal ini membuat no na menghadirkan kebanggaan lokal sebagai hasil dari sesuatu yang sengaja diciptakan oleh mereka.
IDN menggelar Indonesia Summit 2025, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema "Theme: Thriving Beyond Turbulence Celebrating Indonesia's 80 years of purpose, progress, and possibility." IS 2025 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.
IS 2025 diadakan pada 27 - 28 Agustus 2025 di Tribrata Dharmawansa, Jakarta. Dalam IS 2025, IDN juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2026.
Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute. Melalui survei ini, IDN menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z, apa nilai-nilai yang mendasari tindakan mereka. Survei dilakukan pada Februari sampai April 2025 dengan studi metode campuran yang melibatkan 1.500 responden, dibagi rata antara Milenial dan Gen Z.
Survei ini menjangkau responden di 12 kota besar di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.