[INFOGRAFIS] Bioskop Buka, Penikmat Film Tetap Pilih Nonton di Rumah?

Kami tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang peminat bioksop setelah belum lama ini kembali dibuka. Apakah penikmat film benar-benar kembali nonton di bioskop seperti dulu, atau pandemik memang telah menggeser ketertarikan penonton ke layanan streaming saja? Data ini melibatkan 273 responden melalui media survey elektronik yang disebar ke seluruh Indonesia sepanjang Mei 2021.

Kami ingin mengetahui apakah mereka sudah mulai nonton di bioskop atau belum, apa alasannya, sampai ketertarikan terhadap film bioskop sekarang ini.

Dari hasil survey yang IDN Times terima, sebagian besar responden berdomisili di Pulau Jawa. Dengan persentase Jawa Timur 40,1%, DKI Jakarta 21,9%, Jawa Barat 15,6%, Banten 3,4% dan Jawa Tengah 3,4%. Sisanya tersebar di berbagai pulau sebanyak 14,8%.

Meskipun masih Jawa-sentris, daerah-daerah lain di Indonesia juga turut berpartisipasi dalam survey ini. Contohnya Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara sebanyak 1,7% dan Sumatera Selatan 1,3%.

Didominasi oleh kaum Hawa sebanyak 73,4% dan sisanya kaum Adam 26,6%, responden paling banyak dari kaum millennial yang berusia 20-27 tahun atau dengan persentase 58,2%. Sisanya yaitu 28-35 tahun sebanyak 27,4%, di atas 35 tahun 7,6% dan 10-19 tahun paling rendah dengan 6,8%.

Saat ditanya apakah para penikmat film sudah menonton di bioskop atau belum sejak kembali di buka, IDN Times mendapat data sebagian besar orang ternyata belum nonton di bioskop. Ada tepatnya 75,5% yang belum ke bioskop, sementara sisanya 24,5% sudah nonton di bioskop.

Pastinya ada banyak pertimbangan mengapa mereka belum kembali nonton di bioskop padahal sudah sebulan lebih ini dibuka di berbagai kota besar. Selain pandemik, dan protokol kesehatan yang harus selalu dipatuhi, kami menemukan berbagai alasan lainnya.

Dari data yang kami himpun, ada sebanyak 34,2% (paling banyak) yang masih mengkhawatirkan tentang protokol kesehatan di bioskop. Sementara jawaban tertinggi kedua adalah karena mereka sekarang lebih menyukai layanan streaming yakni sebanyak 29,5%. Selain itu, ada pula beberapa alasan lainnya seperti film yang ditunggu belum tayang 24,7%, dan mereka sudah nyaman nonton di rumah dengan persentase 11,6%.

Meskipun sebagian besar orang masih mengkhawatirkan prokes di bioskop, mereka optimis akan menonton di bioskop ke depannya atau dengan persentase 51,9%. Sisanya masih ragu-ragu sebanyak 33,6% dan tidak akan menonton di bioskop sebanyak 14,5%.

Dari 24,5% responden yang sudah kembali nonton di bioskop, alasan terbesar mereka adalah karena movie experience-nya atau dengan persentase 30,2%. Sisanya karena film yang ditonton belum tayang sebanyak 27%, beda vibes sama di rumah 22,2% dan sudah percaya dengan prokes di bioskop masih rendah sebanyak 20,6%.

Seperti diketahui, selama ini bioskop memang menjadi tuan rumah bagi perfilman baik Indonesia maupun luar. Dengan ruangan dingin tertutup, tempat duduk yang nyaman, suara yang jernih dan layar yang super besar, gak heran kalau banyak orang masih begitu menyukai nonton di bioskop.

Chand Parwez Servia, pemilik salah satu rumah produksi terbesar di Indonesia, Stravision, dalam wawancaranya dengan IDN Times (14/6/2021) mengatakan bioskop akan tetap menjadi tempat paling nyaman untuk menikmati film. “Dari segi sinematik dan movie experience, jelas bioskop lebih baik dibanding TV atau handphone di rumah,” katanya.

Ada sebanyak 83,6% responden merasa prokes yang diterapkan oleh bioskop di daerah tempat mereka tinggal sudah cukup baik. Artinya, bioskop sudah menerapkan prokes untuk memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Sementara sisanya, 16,4% merasa bioskop di daerah mereka belum begitu mengikuti prokes yang berlaku.

Responden yang sudah nonton di bioskop juga menyatakan akan menonton lagi ke depannya dengan persentase sebanyak 84,5% sementara sisanya mengaku gak akan menonton bioskop lagi atau sebanyak 15,5%. Dari data tersebut, dengan kata lain, beberapa responden yang merasa bioskop di daerah mereka belum mengikuti prokes yang ada, berniat untuk menonton bioskop lagi.

Masuk bioskop sekarang sudah jauh berbeda dari yang dulu karena ada beberapa peraturan saklek yang harus dipatuhi. Mulai dari pengecekan suhu sebelum masuk, dilarang makan dan minum di dalam bioskop, hingga kursi yang diberi sekat.

Bukan hanya itu, penonton juga dilarang melepas masker dan wajib menjaga jarak satu sama lain. Bioskop sekarang yang cukup banyak mengalami perubahan ini memang agak asing awalnya, tapi demi keamanan bersama, penonton dibuat lebih secure dengan peraturan yang ada.

Ketika ditanya manakah yang lebih responden sukai, apakah menonton di bioskop atau di layanan streaming, IDN Times mendapat data bahwa ada lebih banyak orang memilih layanan streaming atau dengan persentase 55,7%. Hasil tersebut sedikit lebih banyak dari bioskop yang meraih persentase 44,3%.

Data tersebut membuktikan bahwa semenjak pandemik, minat penonton terhadap bioskop juga ikut berkurang. Alih-alih menikmati segala fasilitas bioskop untuk nonton yang lebih nyaman, mereka lebih suka nonton di rumah saja dengan membayar layanan streaming bulanan.

Minat penonton yang bergeser ini juga didasari dari bioskop yang sempat tutup beberapa waktu, yang membuat banyak orang akhirnya membayar layanan streaming saja. Dalam jangka waktu tersebut, rumah produksi tetap harus bergerak dan pekerja seni tetap harus bekerja. Film-film baru bermunculan di OTT dan mau tidak mau mengikuti alur yang ada.

Wulan Guritno, aktor, dalam wawancaranya dengan IDN Times (8/4/2021) mengatakan pandemik membuat para pekerja seni termasuk dirinya beradaptasi. “Semuanya kena karena pandemik, karena keadaan, harus adaptasi, harus survive juga. OTT baik untuk pilihan (menonton), semua sama-sama senang. Kita kerja, penonton juga dapat hiburan tanpa harus bajakan,” terangnya.

Netflix menjadi layanan streaming paling disukai dengan persentase 67,9%. Sementara di posisi kedua ditempati oleh Disney+ Hotstar dengan 14,3%. Sisanya We TV 9,7%, Iflix 6,3% dan Mola TV 1,7%.

Responden yang memilih lebih menyukai layanan streaming-pun memiliki beragam alasan. Mulai dari bisa nonton berbagai macam film sekaligus 42,8%, lebih simple dan gak perlu keluar rumah 41,5%, sudah terbiasa semenjak pandemik 10,1% hingga sudah terlanjur bayar bulanan 5,7%.

Himbauan untuk gak keluar rumah dan selama bioskop masih tutup tersebut disambut ramah oleh berbagai rumah produksi Indonesia. Mereka mulai memasarkan filmnya di berbagai platform online, bahkan memproduksi khusus untuk OTT. Namun, tetap saja, OTT gak bisa menjadi tujuan utama.

“Untuk film berbudget besar, kalau di OTT ada keterbatasan pembelian sehingga gak memungkinkan untuk dipasarkan di sana. Sementara bioskop enggak. Jadi untuk film berbudget besar memang akan ditayangkan di bioskop agar tercover. Bioskop akan tetap jadi first market,” terang Parwez dalam wawancaranya dengan IDN Times (16/6/2021).

Pandemik memang telah mengubah banyak kebiasaan semua orang. Yang tadinya langsung nonton film di bioskop sejak hari pertama tayang, sekarang cukup puas dengan layanan streaming di rumah saja. Apapun itu, tentunya ada plus-minus sekaligus preferensi masing-masing yang gak bisa disamakan.

Yang paling penting, jangan sampai kamu menonton film bajakan karena sekarang sudah banyak platform streaming yang bisa kamu pilih sesuai selera. Selain itu, untuk kamu yang memilih nonton di bioskop, jadilah penonton yang bijak dengan selalu mematuhi protokol kesehatan yang ada, ya.