IWF 2020: 5 Pesona KDrama Bisa Mendunia bagi Rasyid 'Cine Crib'

Menurut Rasyid, uniknya sebuah drama Korea itu mereka mampu menggabungkan beberapa genre dalam satu cerita atau drama. Misalkan suatu drama bisa menggabungkan genre romance bertemu dengan action. Bahkan bisa lebih dari dua genre lho! Misalnya untuk drama It's Okay to Not be Okay itu menggabungkan genre romance, drama dan fantasy. 

Dalam perpaduan genre ini pun tidak membuat penonton bingung. Bahkan tidak membuat suatu drama itu menjadi aneh dan tetap nyaman ditonton oleh para penikmatnya. Drama Korea ini justru mampu mengundang banyak penonton karena keunikan cerita yang mengandung beberapa genre. Semua genre memiliki porsi yang pas dan membangun ceritanya menjadi lebih kuat lagi.

Drama-drama Korea selalu menjunjung tinggi budaya yang dimiliki oleh Korea. Unsur-unsur budaya ini selalu disisipkan yang menunjukkan bahwa drama Korea ini tidak akan pernah melupakan asal muasalnya. Misalnya budaya mereka yang minum soju, lalu setting drama pada era-era lama misalnya pada Dinasti Joseon. Selalu menggunakan produk-produk yang dibuat oleh Korea Selatan itu sendiri misalnya dari handphone atau mobil.

Unsur-unsur Korea Selatan yang kental ini membuat banyak penikmat drama akhirnya pun ikutan belajar tentang budaya Korea. Mulai dari lagunya, bahasa, bahkan sampai tulisan. Tidak heran penonton drama Korea bisa berasal dari mana saja.

Visual dari drama Korea menjadi hal pertama yang dilihat oleh para penikmat drama Korea. Drama-drama Korea ini selalu konsisten dalam menyajikan visualnya. Dimulai dari para aktor dan aktris utamanya yang sudah pasti tidak diragukan lagi pesonanya. Selain itu para jajaran artis pendukungnya pun tidak kalah visualnya jika dibandingkan dengan para pemain utamanya. Membuat para penonton akan selalu dimanjakan dalam setiap scene.

Tidak hanya dari visual para pemain tapi fashion-fashion yang digunakan di suatu Drama Korea pun sangat update dengan fashion terkini. Tak jarang, fashion yang digunakan itu adalah rancangan brand atau designer terkenal yang memiliki harga fantastis. Namun bagi sebagian orang, fashion para pemain drama ini bisa dijadikan panutan dalam kehidupan sehari-hari juga lho.

Apalagi yang dijual jika bukan budaya dari Korea Selatan itu sendiri. Drama Korea mampu mengajak para penontonnya untuk secara sadar atau tidak untuk mendalami budaya yang dimiliki oleh Korea. Tak hanya budaya bahkan sejarah pun bisa mereka tanamkan kepada penontonnya.

Dari budaya ini lah yang akan Korea Selatan manfaatkan sebagai fokus mendatangkan turis ke Korea Selatan. Misalnya makanan-makanan khas Korea, penggunaan hanbok, lokasi-lokasi hits di Korea semuanya mereka mampu jual melalui drama Korea. Sehingga Korea Selatan sering dijadikan top destinasi dalam berlibur.

Kebaruan ini menjadi salah satu alasan terbesar Rasyid akhirnya menyukai drama Korea. Kebaruan di sini maksudnya kemampuan drama Korea itu untuk tampil beda namun tetap membuat penontonnya mengikuti semua alur yang disampaikan.

Misalnya seperti ada beberapa genre di dalam sebuah drama di mana hal ini sangat jarang kita temui di karya-karya Indonesia. Lalu suatu Drama Korea ini juga bisa membuat cerita yang berat atau dark agar tetap bisa dinikmati secara menyenangkan oleh para penonton. 

Fokus cerita dari suatu drama Korea juga sangat berkembang. Tidak melulu fokus pada kisah pemeran utamanya tapi para pendukungnya juga memiliki kisah yang menarik diikuti. Apalagi beberapa drama Korea itu memiliki cerita yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Sehingga ketika kita menonton suatu drama, kita bisa menangkap lebih cepat maksud dramanya dan merasakan juga apa yang dilalui oleh tokoh-tokohnya.

Nah, ini dia lima alasan menurut Rasyid 'Cine Crib' mengapa drama Korea itu bisa mendunia. Semoga saja industri film di Indonesia bisa menyusul Korea ya! Dan bagi yang belum pernah menonton drama Korea, tidak ada salahnya lho untuk mencoba nih. Bisa ketagihan!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui Zoom dan YouTube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Simak terus keseruan setiap sesinya di situs kami, idntimes.com, ya!