8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!

Adegan-adegan penuh haru

Studio Ghibli telah melahirkan film-film klasik dan memikat, seperti Kiki's Delivery Service, Spirited Away, dan My Neighbor Totoro. Salah satu faktor utama yang membuat studio ini begitu dicintai adalah sentuhan emosional yang dalam pada film-filmnya. Studio Ghibli berhasil membawa kisah tentang berbagai pengalaman penonton dengan cara yang sederhana namun meninggalkan kesan mendalam.

Tidak sedikit film Studio Ghibli yang dikenal sebagai penguras air mata. Film-film ini sarat adegan mengharukan yang mampu membuat penonton, bahkan yang berhati paling tegar sekalipun, menangis tersedu-sedu. Adegan tersebut menampilkan beragam situasi, mulai dari gambaran mengerikan tentang kengerian perang hingga permasalahan keluarga yang sederhana namun menyakitkan. Jadi, adegan Studio Ghibli manakah yang sebaiknya kamu tonton sambil menyiapkan tisu? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Pertengkaran Satsuki dan Mei di My Neighbor Totoro (1988)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan pertengkaran Satsuki dan Mei di My Neighbor Totoro (dok. Studio Ghibli/My Neighbor Totoro)

Film My Neighbor Totoro berkisah tentang Satsuki dan Mei, dua kakak beradik perempuan yang pindah ke pedesaan bersama ayah mereka. Kepindahan ini dilakukan agar mereka lebih dekat dengan rumah sakit tempat ibu mereka menjalani perawatan penyakit jangka panjang. Meski menghadapi perubahan lingkungan yang sulit, kedua gadis tersebut berusaha beradaptasi dan menjalani kehidupan baru mereka sebaik mungkin.

Namun, suasana menjadi tegang ketika mereka begitu antusias menyambut kepulangan ibu. Sayangnya, harapan tersebut pupus karena kondisi kesehatan sang ibu justru memburuk secara tiba-tiba. Akibatnya, sang ibu terpaksa harus menunda kepulangannya dan tetap tinggal di rumah sakit. Keadaan ini menimbulkan stres yang memicu pertengkaran hebat antara Satsuki dan Mei. Pertengkaran tersebut nyaris merusak hubungan persaudaraan mereka.

Kesedihan penonton dalam adegan ini muncul karena rasa empati yang mendalam terhadap kedua kakak beradik tersebut. Jelas terlihat bahwa Satsuki dan Mei telah mencapai titik kelelahan emosional. Mereka kesulitan mengendalikan perasaan yang bergejolak dan akhirnya melampiaskannya pada orang terdekat, yang berujung pada perkataan yang tidak seharusnya terucap.

Perasaan seperti ini merupakan pengalaman yang tidak asing bagi kebanyakan orang. Selain itu, penonton pun dapat dengan mudah memahami kekecewaan Satsuki dan Mei. Bukankah kita semua pernah merasakan momen ketika sesuatu yang kita harapkan nyaris terwujud, namun kemudian sirna begitu saja di detik-detik terakhir?

2. Kematian Tragis Lord Okkoto di Princess Mononoke (1997)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan kematian tragis Lord Okkoto di Princess Mononoke (dok. Studio Ghibli/Princess Mononoke)

Princess Mononoke (1997) dikenal dengan keberaniannya dalam menampilkan sisi kelam dan emosional. Hal ini terlihat jelas pada adegan kematian Lord Okkoto dan Moro. Menjelang akhir film, Lord Okkoto mengalami luka parah. Alih-alih sembuh, lukanya justru membuatnya berubah menjadi monster yang mengerikan.

Dalam kondisi tersebut, Okkoto justru terlibat pertarungan sengit dengan Moro di kolam roh hutan, disaksikan para penjahat. Di tengah pertarungan tersebut, roh hutan muncul dan merenggut nyawa Okkoto dan Moro. Kesedihan penonton dalam adegan ini dipicu oleh transformasi mengerikan yang dialami Lord Okkoto. Makhluk mulia tersebut justru menemui ajalnya dengan cara yang tragis dan tidak terhormat. Ini merupakan pukulan emosional yang kuat.

Animasi kematian Okkoto pun turut menonjolkan kesedihan tersebut. Tubuhnya terlihat berhenti bergerak dan kemudian ambruk seperti batu, memperjelas bahwa kematiannya jauh dari kata tenang atau terhormat. Momen ini semakin membekas karena menunjukan bahwa San, dengan segala perjuangannya, pada akhirnya tidak bisa menyelamatkan semua orang. Hal ini semakin mempertegas beratnya perjuangan yang harus dia hadapi.

Baca Juga: 5 Alasan Film "Princess Mononoke" Wajib Jadi Tontonanmu Selama WFH

3. Kematian Setsuko yang Menyedihkan di Grave of the Fireflies (1988)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan kematian Setsuko di Grave of the Fireflies (dok. Studio Ghibli/Grave of the Fireflies)

Grave of the Fireflies sarat dengan peristiwa menyayat hati, namun kematian Setsuko adalah yang paling meninggalkan kesan mendalam karena kengerian yang ditampilkan. Sepulang dari mencari makan, Seita mendapati Setsuko yang kekurangan gizi tengah dalam kondisi mengkhawatirkan. Adik perempuannya itu sudah mulai mengalami delusi, menganggap batu dan kelereng sebagai makanan.

Seita berupaya memberinya makanan yang baru saja diperoleh, tetapi setelah mengambil sedikit gigitan, Setsuko tertidur dan mengembuskan napas terakhir. Kepolosan Setsuko yang tak lekang meski dalam situasi yang mengerikan inilah yang membuat adegan ini begitu memilukan. Bahkan dalam keadaan linglung, ia masih berusaha menyenangkan kakaknya dengan menawarkan batu yang dikiranya makanan.

Penderitaan ini semakin diperberat oleh kenyataan bahwa Seita nyaris berhasil menyelamatkan adiknya. Para penonton pun dibuat bertanya-tanya, akankah nasib Setsuko berbeda jika Seita mendapatkan makanan beberapa jam sebelumnya? Ditambah lagi dengan penggambaran kekurangan gizi Setsuko yang realistis dan menyedihkan, adegan ini menjadi salah satu yang paling menghantui dalam sejarah perfilman.

4. Perpisahan Penuh Haru Antara Arrietty dan Shou di The Secret World of Arrietty (2010)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan perpisahan Arrietty dan Shou di The Secret World of Arrietty (dok. Studio Ghibli/The Secret World of Arrietty)

Mengucapkan selamat tinggal memang tidak pernah mudah, dan perpisahan di penghujung The Secret World of Arrietty menjadi adegan paling mengharukan sepanjang sejarah Studio Ghibli. Menjelang akhir film, Arrietty dan keluarganya memutuskan untuk meninggalkan rumah Ibu Shou dan mencari tempat tinggal baru. Ini berarti Shou dan Arrietty harus mengucapkan salam perpisahan terakhir sebelum berpisah selamanya.

Kesedihan dalam adegan ini begitu terasa karena penggambarannya yang realistis. Siapa pun yang pernah merasakan perpisahan dengan seorang teman, tanpa jaminan untuk bertemu lagi, pasti akan tersentuh adegan ini. Meski dibalut unsur fantasi, adegan ini berhasil menangkap dengan sempurna perasaan canggung di mana kedua pihak sama-sama enggan berpisah.

Namun, karena kenyataan yang tak bisa diubah, mereka berusaha tegar demi satu sama lain. Saat Arrietty menyerahkan jepit rambutnya, dijamin air mata penonton akan mengalir. Apalagi, diiringi dengan animasi yang memukau dan minimnya musik latar, semakin membuat suasana hening dan mengharukan.

Baca Juga: 8 Potret Hal Unik Bertema Ghibli, Ada Boneka Salju Totoro!

5. Kepulangan Kaguya ke Bulan yang Penuh Kesedihan di The Tale of the Princess Kaguya (2013)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan kepulangan Kaguya ke Bulan di The Tale of the Princess Kaguya (dok. Studio Ghibli/The Tale of the Princess Kaguya)

The Tale of the Princess Kaguya film yang kerap luput dari perhatian, diangkat dari cerita rakyat dengan judul sama. Film ini mengisahkan seorang pemotong bambu yang menemukan bayi perempuan di dalam batang bambu dan merawatnya seperti anak kandung. Namun, menjelang akhir cerita, Kaguya mengungkapkan jati dirinya sebagai penduduk bulan yang diasingkan ke Bumi karena melanggar peraturan. Buddha dan rombongan dari bulan pun datang untuk menjemput Kaguya.

Mereka membawa jubah yang akan menghapus ingatan Kaguya tentang Bumi. Meski Kaguya menolak, pelayan istana diam-diam memakaikan jubah itu, yang seketika menghilangkan memorinya. Sepanjang perjalanan Kaguya kembali ke bulan, kedua orang tua angkatnya di Bumi hanya bisa menangis pilu.

Perubahan Kaguya yang begitu cepat dari menolak menjadi hening, ditambah dengan tatapan kosong di matanya saat jubah dikenakan, membuat adegan ini terasa sangat menyayat hati. Kesedihan itu kian mendalam karena Buddha dan seluruh rombongan mengabaikan orang tua angkatnya. Mereka dibiarkan menangis tak berdaya saat sang putri dibawa pergi. Hal ini semakin mempertegas suasana duka yang begitu kental dalam adegan ini.

6. Hancur Leburnya Impian Jiro dalam The Wind Rises (2013)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan hancurya impian Jiro di The Wind Rises (dok. Studio Ghibli/The Wind Rises)

The Wind Rises (2013) film yang diangkat dari kisah nyata Jiro Horikoshi, menghadirkan beragam momen emosional. Namun, klimaks film inilah yang meninggalkan kesan paling mendalam. Setelah mewujudkan impiannya menciptakan Mitsubishi A5M, Jiro merasakan hembusan angin yang menusuk. Angin tersebut seakan menyadarkan Jiro bahwa istrinya, Naoko Satomi, telah tiada karena tuberkulosis. Mimpi yang baru diraihnya harus dibayar dengan kehilangan yang tak tergantikan.

Tidak lama kemudian, Jiro kembali ke tempat impian yang pernah ia kunjungi bertahun-tahun lalu. Di sana, ia berjalan lunglai di tengah lautan pesawat tempur berkarat dan hancur. Ia menyaksikan dengan mata kepala sendiri kehancuran yang akan ditimbulkan oleh pesawat buatannya selama perang. Lebih pilu lagi, Jiro seakan melihat Naoko Satomi muncul sesaat di depannya, hanya untuk kemudian menghilang tertiup angin.

Rangkaian adegan penutup ini menggambarkan betapa rapuhnya mimpi dan betapa mudahnya ia sirna. Kehidupan pun tak luput dari sentuhan kesedihan. Jiro berhasil mewujudkan impiannya di bidang penerbangan, namun ia harus menyaksikan orang lain menggunakan mimpi tersebut dengan cara yang tak pernah ia duga. Bahkan, ia harus mengorbankan hal yang paling dicintainya demi mewujudkan mimpinya. Dengan begitu, adegan ini dengan sempurna menangkap betapa getirnya hidup dan betapa terkadang kenyataan terasa tak adil, sesuatu yang dapat dirasakan oleh seluruh penonton.

Baca Juga: Apa Itu Tren Cowok Ghibli yang Viral gegara Issa dan Sangkara

7. Gambaran Kesia-siaan Perang dalam Grave of the Fireflies (1988)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan Seita dan Setsuko di Grave of the Fireflies (dok. Studio Ghibli/Grave of the Fireflies)

Grave of the Fireflies menghadirkan adegan mengharukan di penghujung film. Setelah membakar jenazah adik perempuannya dengan perapian seadanya, Seita mulai berimajinasi. Ia melihat Setsuko bermain riang di antara kunang-kunang, lalu bersandar di pangkuannya dan tertidur. Kamera kemudian menyorot lebih jauh, memperlihatkan mereka berdua berada di sebuah bukit yang menghadap ke kota Kobe modern.

Momen ini menjadi pengingat menyakitkan tentang betapa bahagianya kehidupan kedua kakak beradik itu jika perang tidak memaksa mereka berjuang untuk bertahan hidup. Ditambah lagi, pemandangan kota Kobe modern seolah menegaskan bahwa penderitaan mereka akan dilupakan dan hilang tertelan waktu. Semua penderitaan yang mereka alami seakan sia-sia.

Ironi dramatis semakin menambah pilu adegan ini. Penonton, yang telah mengetahui nasib Seita di awal film, memahami bahwa penderitaannya belum berakhir. Meski memiliki niat baik, semua perjuangan Seita akan sia-sia. Ia bahkan harus menghadapi kematian yang menyakitkan dan tidak terhormat beberapa minggu kemudian di Stasiun Sannomiya.

8. Kisah Pilu Masa Lalu Marnie di When Marnie Was There (2014)

8 Adegan Film Tersedih dari Studio Ghibli, Menguras Air Mata!cuplikan film When Marnie Was There (dok. Studio Ghibli/When Marnie Was There)

When Marnie Was There berkisah tentang Anna Sasaki, seorang gadis muda yang sakit-sakitan. Orang tua angkatnya mengirim Anna ke kota pesisir dengan keyakinan bahwa udara laut dapat membantu pemulihan asmanya. Ketika menjelajahi lingkungan barunya, Anna menemukan rumah besar yang terlihat terbengkalai. Namun, saat masuk ke dalam, ia bertemu seorang gadis misterius bernama Marnie yang tinggal di sana. Meski persahabatan mereka terjalin dengan cepat, Anna segera menyadari bahwa Marnie menyimpan rahasia.

Menjelang akhir film, terungkaplah kisah hidup Marnie yang sebenarnya. Marnie pernah menikah dengan pria bernama Kazuhiko. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan. Akan tetapi, Marnie tak kuasa menghadapi kenyataan saat Kazuhiko meninggal dunia. Ia pun terpaksa menyerahkan anak perempuannya dan pergi ke sanatorium untuk memulihkan diri. Bertahun-tahun kemudian, anak perempuan Marnie yang sudah berkeluarga memiliki seorang anak. Namun, takdir berkata lain, orang tua sang anak meninggal dunia dalam kecelakaan mobil tak lama setelah kelahirannya. Marnie pun mengambil alih tanggung jawab untuk merawat cucunya dan membesarkannya seperti anak sendiri.

Sayangnya, Marnie meninggal dunia secara tiba-tiba saat sang cucu masih kecil. Hal ini menyebabkan cucu Marnie tersebut harus tinggal di panti asuhan. Animasi memukau dengan detail humanis yang kuat dan pemilihan warna desaturasi pada adegan kilas balik ini berhasil menggambarkan dan menyampaikan tragedi dalam cerita ini dengan begitu baik. Lebih lanjut, adegan ini turut memberi makna yang lebih dalam pada seluruh adegan yang telah ditampilkan sebelumnya.

Studio Ghibli telah menghasilkan banyak film animasi yang menyentuh hati, dan adegan-adegan yang dibahas di atas hanyalah sebagian kecil dari momen-momen mengharukan yang mereka ciptakan. Setiap film Ghibli memiliki kisahnya sendiri yang unik dan karakter yang tak terlupakan, yang membuat mereka terus dicintai oleh para penonton di seluruh dunia. Kalau kamu sudah nonton yang mana?

Baca Juga: 5 Film Ghibli Layak Dijadikan Serial Televisi, Ramah Keluarga!

jajang nurjaman Photo Verified Writer jajang nurjaman

Order undangan nikah online murah di https://invee.me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya