Beda dari Film Perang Lain, Ini 5 Pesan Berharga dari Hacksaw Ridge!
Photo by Mark Rogers
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hacksaw Ridge adalah film biografi drama perang yang dirilis pada tahun 2016. Naskah film ini ditulis oleh Andrew Knight dan RobertSchenkkan. Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata Desmond Doss, yang menjadi tentara medis AS selama Perang Dunia II.
Sepintas film ini tidak ada bedanya dengan film bertema perang lainnya seperti Saving Private Ryan, Lone Survivor, dll. Namun ternyata setiap detik film ini membuat penonton sulit untuk memalingkan pandangan dari layar. Selain sangat inspiratif ada banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik dari film yang diperankan oleh Andrew Garfield ini, apa saja?
1. Selalu berpegang teguh pada keyakinan
Photo by Mark RogersDesmond Doss memiliki adik laki-laki yang bernama Harold Doss. Semasa kecil, Desmond sering sekali bermain dengan adiknya. Namun, saat tengah asyik bermain dengan adiknya, ia terlibat perkelahian dengan adiknya. Desmond memukul kepala adiknya dengan sebuah batu hingga adiknya pingsan. Ia pun merasa terkejut dan berpikir bahwa ia telah membunuh adiknya. Kemudian ia melihat suatu lukisan dinding yang mengatakan "Jangan Membunuh!." Saat itulah ia berjanji bahwa ia tidak akan pernah membunuh atau menyakiti orang lain.
Kejadian tersebut terus memperkuat keyakinan Desmond bahwa ia tidak akan pernah membunuh atau menyakiti siapa pun. Desmond memilih untuk bergabung dengan tentara AS pada Perang Dunia II. Selama pelatihan, Desmond selalu dipermalukan dan di-bully karena tidak mau mengangkat senjata walaupun hanya sekali. Ia tetap memegang teguh keyakinannya walaupun keadaan memaksa dirinya untuk meninggalkan keyakinannya. Akhirnya ia menjadi tentara medis AS selama Perang Dunia II.
2. Bangga dengan karya sendiri
Photo by Mark RogersSelama berada di basecamp, Desmond menjalani berbagai jenis latihan. Salah satu latihan yang pernah dijalaninya adalah membuat simpul tali. Simpul tali ini digunakan untuk dapat mengikat bagian pinggang sehingga tidak terjatuh pada saat terjun dari tebing yang tinggi. Desmond tidak pandai membuat simpul yang telah diajarkan gurunya kepadanya. Ia membuat simpul lain yang lebih mirip dengan bra. Teman-temannya kembali menertawakannya, namun ia tetap tidak mau menyerah untuk terus berlatih.
Tibalah saat dimana ia berada di suatu tebing yang dipenuhi oleh tentara Jepang dan juga tentara AS yang terluka parah akibat baku tembak dengan musuh. Desmond sebagai tentara medis merasa bertanggung jawab dan memilih untuk tidak meninggalkan temannya yang terluka parah.
Ia menyelamatkan satu demi satu tentara AS yang terluka dan menurunkan mereka dari tebing yang tinggi dengan simpul bra seperti yang pernah dibuatnya. Karena jasanya yang telah menyelamatkan banyak nyawa selama Perang Dunia II, karyanya menjadi bahan pelatihan selama di basecamp, yaitu membuat simpul seperti bra. Walaupun karyanya disepelekan, namun ia mampu membuktikan bahwa karyanya adalah suatu hal yang penting.
3. Totalitas sepenuh hati
Editor’s picks
Photo by Mark RogersSelama menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tentara medis, Desmond tidak pernah menyerah terhadap masalah yang dihadapinya. Ia tidak pernah ragu untuk menyelamatkan teman-temannya walaupun nyawa menjadi taruhannya. Hal yang paling penting baginya adalah bagaimana agar teman-temannya dapat terus berperang tanpa harus khawatir tidak ada yang menyelamatkan mereka.
Totalitas yang diberikannya menjadi bukti bahwa ia menjadi tentara medis AS bukan karena paksaan, tetapi dengan sepenuh hati. Hal inilah yang perlu kita contoh dalam setiap pekerjaan kita.
4. Selalu berdoa sebelum melakukan sesuatu
Photo by Mark RogersDesmond selalu mengawali setiap pekerjaannya dengan berdoa, baik saat akan memulai pelatihan, maupun saat akan berperang. Ia tahu bahwa tangan Tuhan yang membuatnya mampu untuk menolong banyak orang dalam peperangan. Ia juga tahu bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa selain menyerahkan dirinya kepada Tuhan.
5. Selalu memaafkan
Photo by Mark RogersWalaupun Desmond selalu dipermalukan dan di-bully selama berada di basecamp, namun ia tidak mengingat hal itu. Ia memaafkan setiap orang yang telah menyakitinya. Ia juga tidak pernah memiliki niat untuk membalas kejahatan yang telah dilakukan teman-temannya kepada dirinya. Desmond akhirnya diterima dengan baik oleh teman-temannya dan mendapat banyak penghargaan dalam dunia kemiliteran. Sangat patut dicontoh!
Semoga film ini bisa menginspirasimu untuk selalu melakukan hal baik di sekitarmu ya!
Jonathan Fedrico Simorangkir
Interested in Sciences, Renewable Energy, and Innovation in Technology | Student of Bandung Institute of Technology
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Topik:
Berita Terkini Lainnya
