7 Karakter Baru MCU yang Sangat Berbeda dengan Versi Komik

- Kamala Khan memiliki kekuatan cahaya keras dari gelang mistis warisan keluarganya, menghindari keterkaitan dengan Inhumans sehingga lebih nyambung dengan dunia The Marvels.
- Ajak diubah menjadi perempuan dalam film Eternals. Ini menambahkan kedalaman karakter sekaligus menghadirkan representasi pemimpin perempuan Latina yang kuat dan karismatik.
- Makkari diubah menjadi sosok perempuan Tuli pertama di MCU. Ini membawa angin segar dan membuka jalan bagi keberagaman yang lebih luas dalam genre superhero.
Marvel Cinematic Universe (MCU) telah memperkenalkan sejumlah karakter baru setelah Avengers: Endgame. Menariknya, beberapa dari mereka tampil sangat berbeda dibanding versi komik. Setelah Avengers: Endgame menjadi penutup era The Infinity Saga, MCU memasuki fase baru yang dipenuhi wajah segar dan pendekatan baru terhadap karakter yang sudah dikenal oleh penggemar lama.
Dengan makin berkembangnya multiverse sekaligus berkurangnya kehadiran karakter lama, Marvel Studios memanfaatkan Fase 4 dan seterusnya untuk menghadirkan generasi baru pahlawan, penjahat, serta karakter pendukung. Banyak di antaranya yang mengalami perubahan besar dari versi komik mereka, mulai dari asal-usul, latar belakang, hingga motivasi. Perubahan ini sering kali mencerminkan semangat Marvel untuk menghadirkan cerita yang lebih relevan, inklusif, dan modern.
Meski beberapa perubahan menuai pro dan kontra, tiap pembaruan membawa warna baru, baik lewat kisah yang lebih kaya, latar yang diperbarui, maupun representasi karakter yang lebih beragam. Ini mungkin upaya untuk menyesuaikan cerita dengan dunia sekarang, bukan hanya terpaku pada era komik klasik era 60-an. Buat kamu yang penasaran, berikut ini karakter baru MCU yang dibuat sangat berbeda dengan versi komik.
1. Kamala Khan atau Ms. Marvel

Kamala Khan jadi salah satu yang mengalami perubahan terbesar di MCU setelah Avengers: Endgame. Jika dalam komik ia dikenal sebagai Inhuman dengan kemampuan mengubah bentuk tubuh, seperti memperbesar tangan atau tubuh, versi MCU justru memberinya kekuatan cahaya keras yang berasal dari gelang mistis warisan keluarganya dari Dimensi Noor. Perubahan ini membuat kekuatannya lebih cocok dengan tema kosmik dan multiverse yang sedang digarap MCU.
Selain itu, menghindari keterkaitan dengan Inhumans justru membuat Kamala lebih nyambung dengan dunia The Marvels dan bangsa Kree. Meski kekuatannya berubah, inti dari Kamala tetap sama: remaja fangirl berdarah Pakistan-Amerika yang akhirnya jadi pahlawan. Bahkan, kekuatan barunya semakin memperkuat akar budaya dan warisan keluarganya. Secara keseluruhan, perubahan ini terasa segar, tetapi tetap menghormati semangat asli Kamala dari versi komik.
2. Ajak

Dalam komik, Ajak adalah Eternal laki-laki yang dikenal sebagai pejuang dan pendeta yang menjembatani hubungan dengan Celestials. Namun, dalam film Eternals, karakter ini diubah menjadi perempuan dan diperankan oleh Salma Hayek. Versi film menampilkan Ajak sebagai sosok pemimpin spiritual yang bijak, penuh empati, dan bergulat dengan dilema moral tentang misi Celestials.
Perubahan ini menambahkan kedalaman karakter sekaligus menghadirkan representasi pemimpin perempuan Latina yang kuat dan karismatik. Penggambaran ulang ini menjadikan Ajak bukan hanya penyampai pesan dari entitas luar angkasa, tapi juga sebagai hati dan kompas moral tim Eternals. Ini sejalan dengan upaya MCU untuk memperkaya narasi dan merepresentasikan lebih banyak perspektif dalam jajaran pahlawan mereka.
3. Makkari

Makkari versi komik adalah pria kulit putih yang dikenal sebagai pelari supercepat dari peradaban kuno. Namun, MCU mengubahnya jadi sosok perempuan Tuli yang diperankan oleh aktris Lauren Ridloff. Perubahan ini sangat berarti karena Makkari menjadi pahlawan Tuli pertama di MCU.
Kekuatan kecepatan supernya tetap sama dengan karakternya yang lebih pendiam dan misterius. Namun, kehadirannya tetap kuat di layar. Ini menjadikan Makkari sebagai karakter Tuli bukan sekadar keputusan simbolis. Keputusan ini juga memengaruhi adegan aksinya dikoreografikan, yang lebih mengandalkan getaran dan gerakan visual. Representasi ini membawa angin segar dan membuka jalan bagi keberagaman yang lebih luas dalam genre superhero.
4. Valentina Allegra de Fontaine

Val versi MCU sangat berbeda dari versi komiknya. Jika dalam komik ia adalah agen S.H.I.E.L.D. yang kompleks, dalam film ia menjadi pemimpin CIA yang licik dan penuh perhitungan. Val diperankan oleh Julia Louis-Dreyfus. Di MCU, Val merekrut sejumlah antihero dan membentuk versi gelap dari Avengers melalui tim Thunderbolts.
Peranannya lebih mirip Amanda Waller dari DC, dalang yang bermain di balik layar dengan ambisi besar. Gayanya yang santai dan sarkastis menyembunyikan otak licik serta visi politiknya. Val kini menjadi sosok penting dalam konflik superhero masa depan MCU. Ia muncul sebagai kekuatan besar dalam dunia yang dipenuhi pahlawan dan ancaman global.
5. Namor

Namor tampil pertama kali di MCU lewat Black Panther: Wakanda Forever. Ia menjadi salah satu karakter klasik Marvel yang paling banyak diubah. Dalam versi komik, Namor dikenal sebagai Sub-Mariner, penguasa Atlantis yang arogan dan juga seorang mutan. Namun di MCU, Namor diubah menjadi K'uk'ulkan, Raja Talokan, peradaban bawah laut yang terinspirasi budaya Mesoamerika.
Karakter ini digambarkan sebagai penyintas kolonialisme, bukan sekadar antihero. Dengan sentuhan sejarah dan mitologi dunia nyata, sosok Namor terasa lebih dalam serta punya muatan budaya yang kuat. Aktor Tenoch Huerta menampilkan sosok Namor yang kuat, tetapi terluka oleh masa lalu. Perubahan dari Atlantis ke Talokan juga menjauhkan Namor dari bayang-bayang Aquaman versi DC. Meski berbeda, perannya sebagai pelindung rakyat tetap dipertahankan dan justru terasa lebih manusiawi.
6. America Chavez

America Chavez hadir di MCU lewat Doctor Strange in the Multiverse of Madness sebagai karakter muda yang punya kemampuan berpindah dimensi melalui portal berbentuk bintang. Namun, asal-usul dan penggambarannya cukup berbeda dari versi komik. Dalam komik, America adalah pahlawan tangguh dari Utopian Parallel yang sudah menguasai berbagai kekuatan, termasuk terbang dan kekuatan fisik super.
Sementara di MCU, ia masih remaja yang belum sepenuhnya mengendalikan kemampuannya dan masih butuh bimbingan. Meski kemampuannya belum maksimal, versi MCU membuat karakternya terasa lebih relatable dan memberi ruang untuk berkembang. Ini juga sejalan dengan arah MCU yang mulai memperkenalkan generasi pahlawan muda dengan latar belakang yang lebih beragam.
7. Love (Putri Gorr)

Love adalah karakter baru yang dibuat khusus untuk Thor: Love and Thunder dan tidak ada dalam komik. Dalam versi komik, putri Gorr the God Butcher meninggal dunia di awal cerita dan itulah yang memicu kebenciannya terhadap para dewa. Namun, dalam film, Love dibangkitkan kembali oleh kekuatan Eternity dan kemudian dibesarkan oleh Thor.
Karakter ini diperankan oleh India Hemsworth, putri dari Chris Hemsworth di dunia nyata, yang menambah sentuhan emosional pada cerita. Meski belum jelas kekuatan dan perannya ke depan, Love membuka potensi baru untuk kisah para pahlawan muda. Ia juga mewakili tema keluarga dan generasi penerus yang kini mulai sering muncul di MCU. Meski bukan adaptasi dari karakter komik, kehadirannya memperkuat arah baru penceritaan Marvel yang lebih personal dan lintas generasi.
Perubahan besar yang dilakukan MCU terhadap karakter-karakter barunya pasca-Avengers: Endgame menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam menghadirkan kisah yang lebih inklusif, relevan, dan menyentuh berbagai lapisan penonton. Baik dengan menyesuaikan latar budaya, usia, hingga dinamika kekuatan, karakter-karakter tersebut mencerminkan arah baru Marvel yang lebih berani mengeksplorasi identitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Meski tak sepenuhnya sama dengan versi komik, versi MCU dari karakter-karakter ini justru memberi ruang baru untuk pengembangan cerita yang lebih kaya ke depannya.