10 Karakter yang Mungkin jadi Lawan Luffy di Saga Terakhir One Piece

Di antara semua karakter dalam One Piece, Shanks, kapten bajak laut Rambut Merah, bisa dibilang yang paling berpengaruh terhadap Monkey D. Luffy. Sejak kecil, Shanks menanamkan semangat petualang yang kuat dalam diri Luffy. Bahkan, Shanks mempercayakan harta milik bajak laut legendaris Gol D. Roger, yaitu topi jerami jerami, kepada Luffy.

Kini, baik Shanks maupun Luffy telah menjadi Yonko. Hal ini membuat mereka diprediksi sebagai kandidat terkuat untuk menemukan harta karun legendaris One Piece di saga terakhir cerita.

Kemungkinan besar hubungan Shanks dan Luffy akan tetap bersahabat saat mereka bertemu lagi di Dunia Baru, kecuali jika Shanks menyembunyikan rahasia besar. Namun, persahabatan mereka tak lantas menghilangkan potensi perebutan One Piece. Pertemuan mereka justru bisa menjadi pertarungan mentor dan murid paling dinantikan dalam sejarah anime.

Sekutu pertama Monkey D. Luffy dalam pelayaran bajak lautnya adalah Koby, seorang pemuda dengan cita-cita bergabung dengan Marinir. Setelah Luffy mengalahkan Alvida, penculik Koby, pemuda berambut merah muda itu mewujudkan mimpinya menjadi Marinir. Di bawah bimbingan Wakil Laksamana Monkey D. Garp, Koby meniti karier di Angkatan Laut.

Sebelum berpisah untuk pertama kalinya, Koby berjanji kepada protagonis One Piece ini bahwa mereka akan bertarung setara suatu hari nanti. Sejak saat itu, Koby telah mengulangi janjinya tersebut dalam beberapa kesempatan, yang mengisyaratkan adanya bentrokan di masa depan antara keduanya. Sering kali, Koby dan Luffy memiliki pandangan yang sama terhadap suatu masalah.

Oleh karena itu, pertarungan mereka kemungkinan besar akan menjadi adu kekuatan persahabatan yang bermaksud baik, alih-alih pertarungan dengan taruhan yang sebenarnya. Meskipun demikian, duel yang telah disinggung sejak awal serial ini hampir pasti terjadi dalam saga terakhir One Piece.

Dunia Baru identik dengan para perompak berbahaya yang menguasai lautannya. Secara umum, para bajak laut yang mengarungi wilayah Grand Line ini memiliki kekuatan yang jauh melampaui bajak laut di area lain cerita One Piece. Dengan kondisi tersebut, status terpandang Buggy si Badut menjadi semakin janggal. Pasalnya, bajak laut yang agaknya payah ini secara mengejutkan dinobatkan sebagai salah satu Yonko, gelar yang seharusnya disandang individu berkekuatan luar biasa.

Sepanjang perjalanan One Piece, Buggy berulang kali gagal mewujudkan ambisinya. Namun, secara ajaib, ia selalu menuai keuntungan justru ketika ia memilih untuk mundur. Kebiasaan spektakulernya untuk “gagal tapi naik peringkat” dapat dikatakan sebagai fenomena terunik di Grand Line.

Melawan segala logika, hal ini justru menjadikan Buggy salah satu dari segelintir bajak laut yang berpotensi mengungguli Luffy dalam perburuan One Piece. Hanya waktu yang dapat menentukan apakah ketidakmampuan khas Buggy mampu menaklukkan tekad baja Luffy. Akan tetapi, jika kejadian-kejadian sebelumnya menjadi petunjuk, Buggy kemungkinan besar akan keluar dari konflik ini dengan posisi yang lebih baik daripada saat ia memulai petualangannya, terlepas dari apapun hasil akhir pertarungan nanti.

Sejak kemunculannya di Arc Jaya, Marshall D. Teach atau lebih dikenal sebagai Blackbeard telah digambarkan sebagai lawan sejati Monkey D. Luffy. Tidak seperti protagonis One Piece, Blackbeard tidak segan menggunakan tipu daya, intimidasi, dan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Hal ini berperan besar dalam kenaikan pangkatnya yang cepat di dunia bajak laut.

Blackbeard adalah satu-satunya anggota Generasi Terburuk yang menjadi Shichibukai dan Yonko. Dengan koneksi ini, ia mengumpulkan kru bajak laut jahat yang tak kalah kuat dari kru manapun di Grand Line. Setelah Bajak Laut Blackbeard menyerang Boa Hancock, Trafalgar D. Water Law, dan Monkey D. Garp, tinggal menunggu waktu saja sebelum mereka bentrok dengan Bajak Laut Topi Jerami yang sudah lama ditunggu-tunggu.

Sebagian besar alur cerita One Piece terasa terpisah, tapi dibanding standar cerita shonen legendaris ini, arc Skypiea terbilang sangat berbeda. Alur ini terjadi di tempat yang jauh di atas Grand Line, dan antagonis utamanya, Enel, lebih mirip dewa dibanding bajak laut yang biasa dilawan Luffy.

Karena kekuatan karetnya kebal terhadap serangan listrik Enel, Luffy bisa mengalahkan penjahat berbahaya itu, dan membebaskan para Suku Langit yang tertindas oleh pemerintahan tirani Enel. Namun, manga One Piece memperlihatkan Enel kabur dari pertarungan dan mendarat di Bulan, tempat ia menemukan jejak peradaban kuno berabad-abad lalu.

Kejadian ini terjadi sebelum timeskip One Piece, jadi ada kemungkinan kekalahan dari Luffy membuatnya termotivasi untuk menjadi lebih kuat dan membalas dendam. Jika Enel dan Bajak Laut Topi Jerami bertemu lagi di saga terakhir serial ini, transformasi Gear 5 Luffy mungkin akan menunjukkan pada Enel seperti apa wujud dewa sebenarnya.

Dalam jajaran Marinir One Piece, hanya sedikit yang memiliki karakter serumit atau kekuatan setangguh Admiral Aokiji. Marinir pengguna kekuatan es ini hadir dalam banyak momen krusial serial ini (seperti Insiden Ohara), dan tercatat sebagai satu-satunya Admiral yang membelot dan memilih jalan hidup sebagai bajak laut setelah menanjak karier di tubuh Pemerintah Dunia.

Pasca timeskip dua tahun One Piece, Aokiji justru bergabung dengan Bajak Laut Blackbeard, bahkan terlihat turut membantu para bajak laut kejam itu menangkap mantan gurunya sendiri, Monkey D. Garp. Meskipun motif sebenarnya Aokiji belum sepenuhnya terungkap, tampaknya ia saat ini merasa nyaman berperan sebagai bawahan terkuat Blackbeard.

Hal ini, ditambah dengan riwayat pertarungannya melawan Bajak Laut Topi Jerami (terutama Nico Robin), menjadikan Aokiji sebagai kandidat kuat yang tak terduga untuk berhadapan dengan Monkey D. Luffy dalam saga pamungkas One Piece.

Pemerintah Dunia beserta seluruh cabangnya dihuni oleh beragam individu. Namun, tak satu pun yang lebih melambangkan semangat Marinir selain pemimpin tertinggi mereka saat ini, Fleet Admiral Akainu. Marinir yang teguh pendirian ini merupakan penganut fanatik Keadilan Absolut. Sebagaimana yang ditunjukkan melalui eksekusi Portgas D. Ace di Arc Marineford, ia tak akan ragu untuk membasmi setiap bajak laut yang ia temui di Grand Line.

Pasca timeskip One Piece, Fleet Admiral Akainu terpantau lebih banyak berperan di belakang layar dan fokus mengarahkan strategi Marinir, ketimbang memimpin langsung pemberantasan bajak laut. Meskipun demikian, dengan semakin dekatnya Monkey D. Luffy dalam mewujudkan mimpinya menjadi Raja Bajak Laut, pertarungan keduanya seakan tak terelakkan. Hal ini kian dipertegas dengan fakta bahwa Luffy belum lagi bertemu Akainu sejak kematian kakaknya.

Para Admiral Marinir bisa dibilang aset militer terkuat di seluruh Pemerintah Dunia. Wajar bila mereka menjadi lawan terberat Monkey D. Luffy. Dari para Admiral angkatan pertama One Piece, Kizaru, pengguna kekuatan Buah Glint-Glint, adalah yang paling sedikit memiliki masalah pribadi dengan Luffy. Meskipun begitu, keduanya punya sejarah panjang.

Di Arc Kepulauan Sabaody, Kizaru berperan besar dalam pemisahan Bajak Laut Topi Jerami. Jika bukan karena intervensi Silvers Rayleigh, sang Admiral mungkin sudah menangkap Luffy dan krunya. Kekalahan telak ini sudah cukup menjadi alasan untuk pertarungan ulang antara Kizaru dan Luffy di saga terakhir One Piece. Ditambah lagi, hubungan mereka semakin tegang karena Kizaru turut berperan dalam eksekusi Portgas D. Ace. Hal ini semakin membuat bentrokan keduanya di masa depan tak terhindarkan.

Sepanjang cerita One Piece, tak sedikit raja dan ratu yang bermunculan. Namun, tak satu pun yang memiliki pengaruh sebesar kaum bangsawan sejati Pemerintah Dunia, para Celestial Dragon. Celestial Dragon adalah orang-orang paling berkuasa di seluruh seri. Di puncak hierarki mereka, terdapat kelompok tertinggi dalam Pemerintah Dunia: Gorosei (Lima Tetua).

Ketika pertama kali diperkenalkan sebelum timeskip One Piece, Gorosei terkesan sebagai pejabat pemerintah biasa, bukan petarung tangguh. Akan tetapi, seiring dengan semakin dalam keterlibatan mereka dalam narasi cerita, kian jelas bahwa Gorosei sejatinya menyembunyikan kekuatan mereka yang sebenarnya. Hal ini pun mengisyaratkan adanya pertarungan krusial antara mereka dengan Monkey D. Luffy, yang pada akhirnya akan menentukan masa depan Grand Line.

Secara resmi, Gorosei (Lima Tetua) menduduki jabatan tertinggi dalam Pemerintah Dunia. Bagi negara-negara anggotanya, Kursi Kosong dianggap sebagai monumen pemersatu Pemerintah Dunia, serta representasi fakta bahwa tidak akan pernah ada satu individu yang berkuasa penuh atas organisasi tersebut. Akan tetapi, berkat Arc Reverie, para penggemar One Piece kini mengetahui bahwa ini hanyalah sandiwara rumit yang dibuat untuk menutupi identitas karakter paling misterius di seluruh seri: Im.

Meskipun informasi mengenai Imu masih sangat terbatas, jelas bahwa mereka berada di pucuk pimpinan tertinggi dunia. Sebagaimana terlihat dari sikap hormat yang ditunjukkan oleh Gorosei sekalipun, Imu memegang otoritas mutlak, menjadikannya antagonis yang wajar bagi Luffy dan para sekutunya dalam saga terakhir One Piece.

Dalam menghadapi sosok ini, sang protagonis niscaya membutuhkan seluruh bantuan yang tersedia, mengingat Imu diyakini menguasai kekuatan-kekuatan paling berbahaya di dunia. Namun, berkat transformasi Gear 5 dan jaringan aliansi yang kuat, Luffy dan para sekutunya akhirnya memiliki kesempatan untuk melakukan hal yang mustahil yaitu melengserkan para Celestial Dragon.

Dengan berbagai karakter kuat yang telah diperkenalkan di sepanjang cerita, saga terakhir One Piece diprediksi akan penuh dengan pertarungan seru dan menegangkan. Siapakah yang akan menjadi lawan terkuat Luffy? Akankah Luffy berhasil mengalahkan mereka semua dan meraih mimpinya menjadi Raja Bajak Laut? Jawabannya hanya bisa kita temukan dengan mengikuti kelanjutan ceritanya.