Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kekurangan Serial Ironheart, dari Villain sampai Konflik

Ironheart (dok. Marvel Studio/Ironheart)

Ironheart (2025) menjadi salah satu serial yang ditunggu dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Kehadiran Riri Williams sebagai penerus warisan teknologi Tony Stark membuka babak baru bagi dunia superhero berbasis kecerdasan buatan dan teknologi tinggi. Sayangnya, terlepas dari antisipasi besar, serial ini tidak sepenuhnya berhasil memenuhi ekspektasi penggemar dan ritikus.

Sejumlah aspek teknis dan naratif dalam Ironheart menuai kritik tajam, mulai dari pemilihan antagonis yang kurang berdampak, pembangunan karakter utama yang terburu-buru, hingga ketidakseimbangan dalam penceritaan dan pengembangan dunia Ironheart itu sendiri. Berikut lima kekurangan utama yang sering dilontarkan terhadap Ironheart dari fans dan kritikus.

1. Villain tidak terasa sebagai ancaman besar

Ironheart (dok. Marvel Studio/Ironheart)

Salah satu kelemahan paling mencolok dari Ironheart adalah kehadiran villain yang terasa datar dan tidak meninggalkan kesan mendalam. Karakter The Hood sebagai antagonis utama sebenarnya berpotensi besar dengan kombinasi sihir dan teknologi, tetapi penggambaran motivasinya terasa setengah hati. Konflik yang dihadirkan tidak membangun ketegangan layaknya para villain legendaris dalam semesta Marvel sebelumnya.

Minimnya eksplorasi terhadap latar belakang sang villain membuat penonton sulit memahami ancaman nyata yang dihadirkan. Dampaknya, konfrontasi antara Ironheart dan musuh utamanya tidak menghasilkan emosi yang kuat. Bagaimana menurutmu?

2. Pembangunan karakter Riri Williams yang kurang matang

Ironheart (dok. Marvel Studio/Ironheart)

Sebagai tokoh sentral, Riri Williams semestinya mendapatkan ruang penceritaan yang dalam dan bertahap. Namun, dalam serial ini proses transisinya dari pelajar jenius menjadi pahlawan super terkesan terburu-buru dan minim nuansa. Pengenalan karakternya memang sudah dimulai lewat film Black Panther: Wakanda Forever (2022), tapi kurang terasa sebagai karakter utama.

Serial seolah ingin cepat membentuk sosok Ironheart tanpa benar-benar menyelami kompleksitas batin Riri sebagai remaja yang menghadapi tekanan besar. Tidak banyak waktu diberikan untuk menunjukkan pergulatan moral, keraguan, atau trauma masa lalu yang seharusnya memperkaya karakter.

3. Dunia Ironheart tidak dibangun secara mendalam

Ironheart (dok. Marvel Studio/Ironheart)

Kekuatan sebuah film atau serial superhero sering kali tidak hanya terletak pada karakter utama, tapi juga pada bagaimana semesta di sekelilingnya dibentuk. Dalam hal ini, Ironheart tampak kurang memberikan latar dunia yang kuat. Lingkungan tempat Riri tumbuh, termasuk keluarga, teman, dan dinamika sosial di sekitarnya, kurang mendapatkan porsi yang cukup untuk membentuk dunia Ironheart yang meyakinkan.

Alih-alih mengembangkan dunianya sendiri, serial ini terlalu banyak bergantung pada referensi teknologi Stark dan elemen dari waralaba Marvel lain. Tidak ada identitas visual maupun budaya yang membedakan Ironheart sebagai karakter dengan dunianya sendiri. Padahal, potensi besar terbuka untuk mengeksplorasi sisi komunitas kulit hitam, isu sosial, dan kehidupan akademik dalam nuansa fiksi ilmiah yang khas.

4. Konflik terasa dangkal

Ironheart (dok. Marvel Studio/Ironheart)

Sebuah serial pahlawan super yang kuat membutuhkan konflik relevan dan mampu mengaduk emosi penonton. Dalam Ironheart, konflik utamanya tampak lemah dan terlalu cepat terselesaikan. Tidak ada eskalasi nyata yang membuat penonton merasa terikat atau khawatir akan nasib karakter. Semua terasa terlalu rapi dan minim risiko.

Keseriusan konflik juga tidak didukung dengan naskah yang kuat. Beberapa adegan dramatis tidak berhasil membangun tensi karena dialog yang klise dan penyelesaian yang terkesan instan. Film ini seolah menghindari komplikasi demi menjaga rating remaja, padahal kedalaman konflik menjadi kunci dalam membangun karakter pahlawan yang kuat dan berkesan.

5. Desain dan proses pembuatan armor kurang menarik

Ironheart (dok. Marvel Studio/Ironheart)

Sebagai pewaris semangat dari Iron Man, armor Ironheart semestinya menjadi sorotan utama. Namun, desain armor dalam film ini dianggap kurang menggugah secara visual. Bentuknya terlalu mirip dengan desain armor sebelumnya tanpa banyak inovasi mencolok. Warna, bentuk, dan kecanggihan teknologi tidak memberikan kesan "WOW" seperti saat pertama kali melihat armor Mark I hingga Mark LXXXV milik Tony Stark.

Proses pembuatan armornya pun ditampilkan terlalu singkat dan tanpa tantangan berarti. Sayangnya, bagian ini bisa menjadi momen penting untuk menunjukkan kecerdasan, kreativitas, dan perjuangan Riri dalam menciptakan sesuatu yang benar-benar miliknya sendiri.

Ironheart (2025) memiliki potensi besar untuk menjadi batu loncatan karakter baru dalam jagat Marvel. Namun, sejumlah aspek penting masih gagal dieksekusi secara matang. Bagaimana menurutmu? Apakah yang dituliskan di atas sesuai dengan penilaianmu? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us