Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Teror Tak Kasat Mata, 5 Kelebihan dan Kekurangan The Invisible Man

dok. Blumhouse Production

Blumhouse Production, spesialis film-film horor kembali merilis film terbaru berjudul The Invisible Man. Versi reboot dari film tahun 1933 berjudul serupa ini dibintangi oleh Elisabeth Moss, Aldis Hodge, Storm Reid, dan Michael Dorman.

IDN Times telah menyaksikan langsung film sci-fi horor thriller ini. Ada 5 kelebihan yang membuat The Invisible Man patut kamu saksikan langsung di bioskop.

Peringatan: Artikel ini berpotensi mengandung spoiler. Jika tidak ingin terkena, harap berhati-hati saat membaca ya!

1. Akting meyakinkan dari Elisabeth Moss sukses menghanyutkan penonton

dok. Blumhouse Production

The Invisible Man dibuka dengan kisah pilu Cecilia, seorang perempuan yang terjebak dalam hubungan beracun. Cecilia berusaha kabur dari kekasihnya, Adrian, yang manipulatif dan kejam. 

Elisabeth Moss dipercaya memerankan sosok Cecilia yang mengalami paranoid dan anxiety disorder akibat bertahun-tahun disiksa sang kekasih. Setiap sorotan mata dan bahasa tubuhnya begitu menjiwai sehingga bikin penonton simpati.

Aldis Hodge pemeran James, sahabat Cecilia yang berprofesi sebagai polisi juga meninggalkan kesan mendalam di benak penonton. Sementara akting Storm Reid sebagai Sydney, putri James juga sukses merebut perhatian walau bagiannya kecil.

Tak ketinggalan juga lakon Michael Dorman yang menjadi antagonis. Jago banget bikin emosi penonton meluap-luap.

2. Penuh jump scare yang efektif dan tepat sasaran

dok. Blumhouse Production

Dibantu adiknya, Emily, dan sahabat mereka, James; Cecilia pun berhasil sembunyi dari kejaran Adrian. Namun, ia begitu paranoid akibat perlakuan Adrian terhadapnya selama ini.

Sampai kemudian, muncul kabar bahwa Adrian telah meninggal dunia dan menyerahkan harta warisannya untuk Cecilia. Walau sempat lega, perlahan tapi pasti kehidupan Cecilia mulai berantakan akibat teror dari sesuatu yang tak kasat mata. 

The Invisible Man digarap oleh sutradara Insidious: Chapter 3 (2015), Leigh Whannell. Ia juga merupakan penulis film horor yang telah menelurkan masterpiece seperti Saw bersama James Wan. 

Gak heran jika aura kengerian dan mencekam dari The Invisible Man bisa tereksekusi dengan baik. Selain plot yang solid, film ini juga dibumbui jump scares yang efektif dan gak berlebihan. Pas deh bagi para penikmat genre horor atau thriller.

3. Mengandung kritik sosial tentang pandangan terhadap korban kekerasan terhadap perempuan

dok. Blumhouse Production

Satu per satu orang yang Cecilia cintai menjauh darinya. Ia pun yakin ada sesuatu yang terus mengamati segala gerak-geriknya. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Adrian benar-benar 'kembali' untuk menghantui Cecilia? Atau dia hanya sakit jiwa?

Cerita yang terinspirasi dari novel karya H. G. Wells dan ditulis kembali oleh Whannell ini seolah menyindir masyarakat kita yang masih memandang sebelah mata para korban kekerasan terhadap perempuan. Misalnya ketika ia meminta pertolongan, tak ada yang percaya pada Cecilia.

Beberapa tokoh juga terkesan menyepelekan KDRT yang selama ini dialaminya. Ketika sang pelaku kekerasan adalah laki-laki kaya dengan kedudukan tinggi, sementara korbannya adalah perempuan biasa saja, diskriminasi seperti ini ironisnya masih sangat sering terjadi di dunia nyata.

4. Dibumbui twist yang memuaskan!

dok. Blumhouse Production

Bagi kamu yang suka banget dengan plot twist, dijamin gak kecewa deh setelah menyaksikan The Invisible Man. Siap-siap putar otak dan bertanya-tanya tentang apa yang terjadi sejak awal sampai akhir cerita.

Film ini juga benar-benar tidak tertebak sehingga bikin pengalaman menonton terasa memuaskan. Ikutin aja flow-nya yang menghanyutkan!

5. Bukan kelemahan sih, tapi teknik slow burn yang disuguhkan bisa berpotensi bikin sebagian penonton bosan di tengah

dok. Blumhouse Production

Slow burn atau tempo penceritaan yang lambat tapi membangun cerita kokoh bisa jadi kelebihan maupun kelemahan. Buat yang gak sabaran, film ini mungkin akan terasa membosankan di beberapa bagian.

Tapi di sisi lain, hal ini dimanfaatkan sang sutradara dengan baik untuk menanamkan kengerian yang dialami sang tokoh utama sampai ke tulang-tulangnya. 

Itu dia 5 kelebihan dan kekurangan film The Invisible Man. Film ini sukses membuat jantung berdebar hingga ending yang memuaskan. IDN Times kasih skor 4/5 deh buat The Invisible Man! Jangan lupa saksikan di bioskop kesayanganmu ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triadanti N
Indra Zakaria
Triadanti N
EditorTriadanti N
Follow Us