Malam Pengantin Berdarah, 5 Kelebihan Ready Or Not yang Bikin Berdebar

Jika kamu berharap akan menjalani malam pengantin yang bahagia setelah menikah dengan keluarga Le Domas, kamu salah besar.

Grace menikahi Alex salah satu putra dari keluarga konglomerat Le Domas yang punya usaha di industri mainan. Tetapi untuk bisa sah menjadi salah satu bagian dari keluarga tersebut, ia harus mengikuti permainan tradisi keluarga tersebut.

Cuma petak umpet sih. Tetapi yang Grace tidak tahu, permainan petak umpet ini harus mempertaruhkan nyawanya. Ipar dan mertuanya punya misi untuk membunuhnya sebelum matahari terbit.

Premis ini terbilang cukup unik. Mengingatkan kita pada home invasion movie seperti The Purge. Namun, story telling dan alur cerita "Ready or Not" yang pas menyokong premis ini secara kokoh hingga akhir durasi film.

Alih-alih menikmati kemesraan dengan suami barunya, Grace justru harus putar otak untuk selamat dari mertua dan iparnya. Samara Weaving menuai pujian atas perannya sebagai Grace di film ini. Akting meyakinkan dan pembawaannya sebagai wanita tangguh sukses merebut hati penonton.

Para cast lainnya juga tak kalah memesona. Setiap tokoh punya karakter unik yang diperankan secara apik, sehingga meninggalkan kesan mendalam bagi para penikmat film. Walaupun punya misi untuk membunuh menantu baru mereka, namun keluarga Le Domas tetaplah manusia biasa yang punya berbagai sisi menarik untuk disorot.

Mulai dari Daniel (Adam Brody) sang anak sulung, Helene (Nicky Guadagni) sang bibi misterius, dan Tony (Henry Czerny) sang kepala keluarga masing-masing menunjukkan karakteristik kuat yang saling melengkapi dalam merajut cerita "Ready or Not"

Berbagai cara harus dilakukan Grace untuk pergi dari kediaman mewah Le Domas sebelum mereka menemukannya. Tapi tidak semudah itu, Ferguso! Ia harus berhadapan dengan berbagai tantangan mendebarkan.

Seolah ada check point demi check point yang harus dilaluinya untuk bisa bertahan hidup. Penonton dibuat terlibat dengan kepanikan sang tokoh utama untuk survive. Rasa ngeri semakin memuncak karena film ini digenapi sejumlah adegan sadis berdarah yang bikin kamu ngilu gak karuan.

Atmosfer tegang dan seram ini berhasil dipertahankan secara konsisten hingga akhir durasi. Dengan story telling yang mengalir, film ini tidak terlalu bikin kita penat tetapi juga gak memberi ruang bagi penonton untuk ngecek layar smartphone lantaran bosan.

Satu hal yang bikin saya terpukau dengan film "Ready or Not" adalah kemampuan film ini mengawinkan unsur horor, thriller, dan komedi dengan sangat apik. Iya, kamu gak salah baca, komedi.

Film ini dengan alami memasukkan unsur-unsur dark humor yang bikin penonton gak bisa nahan ketawa meskipun lagi deg-degan. Walaupun situasi di film sedang sangat gawat tapi ada saja adegan demi adegan yang bikin kita terpingkal.

Kelucuan ini bukannya menyepelekan ketegangan yang telah dibangun dalam cerita. Justru seolah jadi pengingat betapa parahnya situasi yang dialami Grace. Humor dalam "Ready or Not" juga mencerminkan tanggapan rasional dari setiap orang yang kira-kira terjebak dalam situasi serupa.

Ada pula running gag tentang nasib nahas setiap pelayan keluarga Le Domas yang harusnya sih bikin seram, tapi entah bagaimana bisa terasa menggelitik.

Bagi kamu fans genre horor, "Ready or Not" seolah punya paket lengkap. Horor yang disajikan dalam film berdurasi 97 menit ini merupakan perpaduan thriller, slasher, dan supranatural.

Kengerian ritual pemujaan setan, kutukan mematikan, perburuan manusia, sampai eksploitasi darah, dan kematian berpadu jadi satu. Uniknya film ini gak bikin penontonnya stres dan malah begitu menghibur. Membuat pemirsa gak bisa berhenti mengikuti jalan cerita.

Itu dia 5 kelebihan "Ready or Not" yang bikin kamu rugi kalau sampai gak nonton di bioskop. IDN Times memberi skor 4/5 untuk film thriller kocak yang satu ini.