Kelebihan The Banshees of Inisherin yang Buatnya Rebut Nominasi Oscar

Tak terbatas pada latarnya, sang sutradara, Martin McDonagh, sepertinya sengaja memilih pemeran asli Irlandia untuk proyek ini. Mulai dari Colin Farrell (Padraic), Barry Keoghan Dominic), Brendan Gleeson (Colm), dan Kerry Condon (Siobhan). Untuk dialeknya, para pemeran kompak menggunakan aksen Irlandia yang kental dengan ejaan nama lawas yang sesuai dengan latar tahunnya, yakni 1925. 

Tak lupa untuk membuat latarnya serealistis mungkin, McDonagh menyertakan konteks sejarah Perang Sipil Irlandia yang berlangsung pada tahun tersebut. Namun, konflik tersebut memang tidak ditampilkan eksplisit dalam film karena terjadi di daratan utama. Sementara, film ini diset di sebuah pulau kecil fiktif bernama Inisherin. 

Representasi kultural Irlandia semakin terasa dengan gaya penceritaan self-loathing alias kritis pada diri sendiri. Ini biasa ditemukan dalam film-film Irlandia, terutama yang bergenre satire dan komedi. 

Pada awal film, kamu mungkin akan mengira film ini murni komedi. Namun, seiring berjalannya film, berbagai adegan tragis mulai muncul. Mulai dari perpisahan, rasa kesepian, sampai kematian. 

Meski berbalut komedi, McDonagh sebenarnya menyelipkan beberapa isu serius, seperti kekerasan domestik yang menimpa Dominic, kesepian akut yang melanda Padraic, stigma pada perempuan yang belum menikah di usia tertentu yang menyasar Siobhan, krisis eksistensial yang terjadi pada Colm, hingga perselisihan Colm dan Padraic yang jadi metafora Perang Sipil Irlandia kala itu.

Genre yang lebih tepat menggambarkan The Banshees of Inisherin adalah tragicomedy.  Meski bertentangan, nyatanya ini jadi kekuatan yang bikin film garapan McDonagh ini lebih nyaman dan seru ditonton sampai akhir. Ada efek kejut di beberapa bagian, benar-benar tidak tertebak akan dibawa ke mana arahnya. 

Aspek estetika The Banshees of Inisherin juga banyak dipuji. Film ini juga menyajikan angle yang dinamis. Pada satu waktu, kamu akan disuguhi lanskap alam yang luas dan tak terbatas, tetapi seketika kesan klaustrofobik akan menyeruak ketika latarnya berubah di dalam ruangan. 

Meski bertolakbelakang, keduanya sama-sama menyajikan nuansa sedih, sendu, dan sinis sesuai dengan tema utama film. Keindahan lanskap Irlandia juga berhasil dipotret dengan cara yang elegan dan natural, tanpa terasa dibuat-buat atau sengaja dipercantik. 

Kelebihan lain dari film ini adalah kedalaman dialognya yang tak terbantahkan. Meski sesekali berupa gurauan dan sengaja dibuat untuk mengundang gelak tawa penonton, ada banyak percakapan yang bikin kita ikut termenung. 

Salah satunya pada adegan Padraic mengkonfrontasi Colm di bar yang kemudian dibalas oleh Colm dengan kalimat yang intinya tidak ada orang yang diingat karena kebaikannya. Orang biasanya meninggalkan legasi lewat karya dan itu yang jadi prioritasnya. 

Sejak film bergulir, tak ada yang bisa menebak tujuan akhir McDonagh. Konflik dalam The Banshees of Inisherin ini datang silih berganti. Meski begitu, McDonagh mengemasnya dengan cara yang realistis. Sama dengan kehidupan nyata, satu keputusan atau aksi akan berdampak atau bergulir bak bola api. 

Itu yang membuat proyek reuni Colin Farrell dan Brendan Gleeson ini bikin penonton betah. McDonagh memang menyelesaikan beberapa konflik, tetapi tetap memberi ruang untuk asumsi penonton. Terutama untuk menebak bagaimana relasi Colm dan Padraic usai berbagai tragedi yang mereka alami hingga penyebab kematian salah satu karakter dalam film. 

Bagaimana menurutmu? Pantaskah The Banshees of Inisherin disebut salah satu film terbaik era 2020-an?