Kenapa Abidzar Al Ghifari Viral Lagi? Tuai Kontroversi

Fans drama Korea (drakor) di Indonesia tengah heboh membicarakan Abidzar Al Ghifari yang kembali memicu kontroversi. Aktor yang merupakan putra mediang ustaz Jefri Al Buchori atau kerap disapa Uje ini menjadi trending topic di internet karena ucapannya yang membuat fans drakor geram. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam film adaptasi webtoon dan drakor, A Business Proposal, sebagai Utama, seorang CEO yang terlibat kencan buta dengan karyawannya.
Meski ini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan warganet, isu seputar A Business Proposal bukanlah satu-satunya alasan yang membuat mereka kesal. Mari kita kupas satu per satu mengapa Abidzar Al Ghifari kembali viral!
1.Abidzar memilih menciptakan karakter asli daripada mengadaptasi versi drakor

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, Abidzar Al Ghifari kembali ke dunia akting lewat A Business Proposal, film adaptasi webtoon dan drakor Business Proposal (2022) yang dibintangi Ahn Hyo Seop. Sebelumnya, aktor kelahiran Jakarta ini telah membintangi film Balada Si Roy (2022) dan serial Jingga dan Senja (2021—2022). A Business Proposal menjadi penampilan terbarunya dalam dunia seni peran dan beradu akting dengan Ariel Tatum dan Ardhito Pramono.
Namun, keterlibatannya dalam film adaptasi ini tampaknya tidak mendapat perhatian yang memuaskan dari publik. Hal ini berawal dari pengakuan Abidzar yang mengatakan bahwa dia hanya menonton satu episode Business Proposal karena dia ingin menciptakan karakter baru yang yang tidak ada pada versi aslinya. Sontak, pernyataan ini mendapat kritik tajam dari fans drakor yang telah menonton Business Proposal.
"Iya gue sempat nonton di episode satu, cuma memutuskan untuk berhenti karena pada akhirnya ini adalah karakter yang akan gue buat sendiri bersama sutradara," ujarnya dalam konferensi pers pada 13 Januari 2025.
2.Abidzar Al-Ghifari menilai fans drakor sebagai fanatik dan rasis

Dalam siniar Coki Pardede pada 30 Januari 2025, Abidzar al-Ghifari mengatakan merasa terbebani dengan perannya dalam A Business Proposal. Ia menyebut tekanan berasal dari ekspetasi fans yang terlalu tinggi. Abidzar bahkan menilai mereka terlalu fanatik dan sulit dipuaskan.
"Cukup beban..menurut gua. Ditambah juga tau, lah, ya, fans fanatiknya seperti apa.”
Ucapan ini menuai kritik pedas dari warganet karena mereka menilai Abidzar tidak mau menyesuaikan diri dengan target pasar A Business Proposal yang memang ditujukan untuk fans drakor. Alih-alih menerimanya, Abidzar justru menuduh kritik yang dilontarkan kepadanya sebagai bentuk rasisme. Ika Natassa, penulis buku Heartbreak Motel (2022), menyarankan Abidzar untuk lebih bijak dalam berkomunikasi
"Abidzar, kamu kayaknya perlu belajar PR yang baik. Omonganmu bisa bikin mati filmnya sebelum tayang. Seorang aktor yang baik bukan takut sama 'fans fanatik', tapi justru mengapresiasi karena karya itu besar juga andil mereka,” tulis Ika di akun X (dulu Twitter).
3.Abidzar dinilai mengabaikan kritik yang diberikan kepadanya

Dua pernyataan kontroversial sebelumnya masih belum cukup untuk membahas isu seputar Abidzar Al-Ghifari. Dia menjadi sorotan dalam wawancaranya bersama dua lawan mainnya di A Business Proposal, Ariel Tatum dan Caitliin Halderman, dalam rangka promosi film. Alih-alih meningkatkan antusiasme, netizen mempertanyakan ucapan Abidzar karena dianggap menjatuhkan citra film dan dirinya sendiri.
Semuanya bermula ketika pembawa acara menanyakan apakah Abidzar membaca kritik dari netizen. Abidzar mengaku sering menyimaknya. Namun, ketika diminta menyebutkan kritik yang diingat, Abidzar justru memberikan jawab yang bernada meremehkan.
"Nggak ada yang gue inget, sih. Ngapain juga diinget-inget, mereka juga nggak bakal diundang nanti (saat) premiere."
Ucapan tersebut memicu respons negatif dari netizen. Dari sini, banyak yang menilai Abidzar sebagai pribadi yang sombong dan tidak menghargai calon penonton. Padahal, premiere seharusnya dimanfaatkan untuk menarik lebih banyak penonton, bukan malah membatasi.
“Yang nggak diundang ke premiere itu padahal bisa jadi calon penonton, loh, yang bakal bikin laris filmnya. Apakah jumlah penontonnya hanya di premiere? Kan maunya laris," tulis seorang warganet.
4.Abidzar menyebut pengguna aplikasi kencan sebagai orang yang hopeless

Polemik yang menimpa Abidzar Al-Ghifari berdampak terhadap pernyataan lainnya yang tak kalah kontroversial. Salah satunya adalah pendapat mengenai pengguna aplikasi kencan yang sukses mengundang kehebohan. Saat menjadi bintang tamu di kanal YouTube TS Media bersama Ariel Tatum dan Ardhito Pramono, Abidzar menilai pengguna aplikasi kencan sebagai orang yang putus asa (hopeless).
“Ya, itu buat orang-orang yang hopeless sama usaha dia mungkin. Jadi memilih untuk jalur singkat. Tapi for me sih, I’m not gonna use that apps. Pernah sekali, cuma kayak aduh lama-lama ngapain juga sih," ucapnya.
Pendapat Abidzar ini mendapat kecaman dari netizen. Sisi lain, Ariel Tatum tidak memandang pengguna aplikasi kencan sebagai orang yang putus asa, melainkan orang yang lebih nyaman berkomunikasi secara daring sebelum bertemu langsung. Tidak sedikit netizen yang menyetujui pemikiran Ariel yang lebih netral.
“Setuju mba Ariel, it’s not hopeless, sih. Emang lawan mainnya, sih, ngomongnya salah mulu,” tulis seorang netizen.
5.Netizen mulai membandingkan Abidzar dengan Bio One

Sebagian besar fans drakor mulai mempertanyakan pemilihan Abidzar Al Ghifari sebagai pemeran utama A Business Proposal. Mereka beranggapan masih banyak aktor muda lain yang lebih profesional. Mereka menyinggung Bio One sebagai aktor yang lebih tepat untuk peran di A Business Proposal.
Netizen memuji totalitas sang aktor yang bernama asli Juan Bio One Idal Haris Subiantoro Tanevi Proboatmojo Tan dalam berbagai peran. Salah satunya adalah saat dia rela mengubah bentuk tubuh demi memerankan Datuk, karakter yang andal bertarung dari Pertaruhan: The Series (2022—2023). Netizen berharap Abidzar dapat belajar dari lawan mainnya di Balada Si Roy yang terbukti memiliki totalitas akting yang tak diragukan.
Semoga isu-isu yang muncul belakangan ini menjadi evaluasi, baik bagi Abidzar maupun kita semua, untuk lebih menghargai kritik yang membangun. Ini dapat menjadi pembelajaran penting agar kita lebih bijak dalam berkata-kata agar menghindari masalah besar di kemudian hari.