Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chris Evans sebagai Steve Rogers (dok. Marvel Studios/Avengers: Endgame)

Fans Marvel pasti kenal dengan Captain America. Dia pertama kali debut di komik Captain America Comics #1 (1940) dan muncul pertama kali di Marvel Cinematic Universe (MCU) dalam film Captain America: The First Avenger (2011). Karakter superhero itu diperankan oleh Chris Evans.

Selama perjalanannya, Captain America membuktikan dirinya sebagai superhero yang menjunjung kompas moral. Baik di komik dan MCU, Captain America digambarkan sebagai pemimpin Avengers yang andal.

Banyak yang bertanya-tanya, kenapa Steve Rogers menjadi pemimpin Avengers? Mengapa bukan Iron Man atau Thor yang menjadi pemimpin, mengingat mereka lebih unggul daripada Captain America? Berikut jawabannya.

1.Steve Rogers memiliki pengalaman militer mumpuni

Chris Evans sebagai Steve Rogers (dok. Marvel Studios/Captain America: The First Avenger)

Thor memang lebih kuat dan Iron Man lebih cerdas daripada Captain America. Namun, Steve Rogers mempunyai setumpuk pengalaman militer.

Dalam komik perdananya, Steve ikut terjun dalam Perang Dunia II melawan Nazi. Hal serupa terjadi dalam Captain America: The First Avenger ketika ia berhadapan dengan organisasi teroris HYDRA yang dibentuk oleh musuh bebuyutannya, Red Skull.

Steve Rogers tidak sembarangan menyandang nama Captain America. Sebenarnya, Captain America dimaksudkan sebagai karakter film panggung dengan julukan The Star-Spangled Man With a Plan. Berkat keberanian dan kegigihannya, ia benar-benar menjadi Captain America dan dipercaya menjadi prajurit garis depan dalam pertempuran.

2.Steve Rogers mempunyai integritas moral tinggi yang membuatnya dihormati Avengers

penampilan Steve Rogers yang kurus (dok. Marvel Studios/Captain America: The First Avenger)

Steve Rogers tidak sembarangan mendapat serum soldier. Kalau kamu ingat salah satu adegan Captain America: The First Avenger, para petinggi militer meremehkan Steve, karena ia terlihat kurus dan lemah. Namun, Abraham Erskine mempunyai pemikiran lain.

Dalam salah satu adegannya, Abraham Erskine mengatakan ini kepada Steve Rogers sebelum dia mendapat suntikan super soldier.

Abraham Erskine: “Do you want to kill Nazis?”

Steve Rogers: “I don’t want to kill anyone. I don’t like bullies; I don’t care where they’re from.”

Abraham Erskine: “Good. Because a strong man who has known power all his life may lose respect for that power. But a weak man knows the value of strength, and knows compassion.”

Steve Rogers: “Thanks. I think.”

Abraham Erskine: “Whatever happens tomorrow, you must promise me one thing. That you will stay who you are. Not a perfect soldier, but a good man.”

Dari dialog yang dalam ini, kita mengetahui alasan Steve Rogers terpilih menjadi bahan percobaan super soldier, yaitu kebaikan dan integritas moral. Meski dia telah menjadi manusia super kuat, Steve tetaplah prajurit baik hati yang menginginkan perdamaian. Inilah yang menyebabkan serum super soldier yang dibuat ulang setelah kematian Abraham Erskine berujung kegagalan, yaitu objek uji cobanya tak memiliki integritas moral yang tinggi, seperti Steve.

3.Steve Rogers ahli dalam mengatur strategi pertempuran

penampilan para Avengers (dok. Marvel Studios/The Avengers)

Steve Rogers tak hanya andal dalam pertarungan, dia juga pengatur strategis yang andal. Keahlian ini sudah terlihat saat ia menjadi kapten dalam Captain America: The First Avenger. Steve telah membuktikan kelayakannya sebagai Captai America dengan pemikiran strategisnya.

Dalam Captain America: The First Avenger, dia berjasa menumpaskan aksi teroris HYDRA melalui strategi matang. Mengatur sebuah tim bukanlah hal mudah, tapi Steve Rogers dalam The Avengers (2012) dapat memimpin Iron Man, Thor, Hulk, Black Widow, dan Hawkeye dalam pertempuran melawan Chitauri di New York.

Peran terakhirnya yang masih menempel di ingatan fans ketika dia memimpin pertempuran akbar dalam Avengers: Endgame (2019) dengan kalimat, “Avengers, assemble!" Ingat, kan?

4.Steve Rogers menjadi inspirasi dan meninggalkan warisan yang tetap hidup

Chris Evans sebagai Steve Rogers alias Captain America (dok. Marvel Studios/Captain America: The Winter Soldier)

Steve Rogers kerap mengucapkan kata-kata inspiratif yang mampu membangkitkan semangat juang. Dalam Captain America: The Winter Soldier (2014), misalnya, Steve memotivasi agen SHIELD untuk melawan penyusup HYDRA dengan pidato inspiratif, “The price of freedom is high. It always has been. And it's a price I'm willing to pay.”

Meski Steve Rogers telah menanggalkan nama dan kostum Captain America, jasa-jasanya masih terus diingat dan dikenang oleh rekannya. The Falcon and the Winter Soldier (2021) menunjukkan kesetiaan Bucky Barnes kepada Steve dengan meminta Sam Wilson menjadi Captain America.

Cuplikan film MCU mendatang, Captain America: Brave New World (2025) menyoroti ucapan Thaddeus Ross kepada Sam, “You may be Captain America, but you’re not Steve Rogers,” yang menegaskan bahwa identitas Captain America telah melekat dengan Steve.

5.Apakah Sam Wilson dapat menggantikan posisi kepemimpinan Steve Rogers?

Sam Wilson akan memulai perjalanan baru sebagai Captain America. (dok. Marvel Studios/Captain America: Brave New World)

Musuh berbahaya Marvel, Dr. Doom, akan datang. Fans bertanya-tanya, siapa yang layak memimpin Avengers jika saat itu tiba. Ada yang mengatakan anggota Avengers dulu, seperti Thor dan Captain Marvel, adalah kandidat pemimpin Avengers yang diperhitungkan. Meski pengalaman Sam Wilson dalam Avengers masih minim, dia membuktikan kemampuan yang layak sebagai pemimpin.

Sam Wilson merupakan mantan Angkatan Udara Amerika Serikat yang berhenti bertugas. Dari sini kita dapat melihat kesamaan latar belakang antara Sam dengan Steve Rogers yang berasal dari militer. Tanpa kamu sadari, Sam sebenarnya telah memberikan bantuan penting kepada Avengers dalam Avengers: Endgame, lho.

Menjelang akhir film Ant-Man (2015), kita mengetahui Scott Lang telah dilacak dan direkrut oleh Sam Wilson untuk membantu Steve bersama tim kabur dari Tony Stark dan pemerintah. Meski sepele, kita dapat melihat keahlian Sam sebagai pemimpin dengan pemikiran strategis.

Berkat Ant-Man pula, Avengers menemukan cara untuk mengembalikan orang-orang yang terkena jentik jari Thanos. Bayangkan jika Sam tidak merekrut Scott, mungkin Avengers tak akan tahu cara menyelamatkan setengah orang yang tersisa.

Penjelasan ini menjadi pertimbangan untuk menjadikan Sam Wilson sebagai pemimpin Avengers baru. Meski hanya manusia biasa, Sam memiliki kapabilitas yang layak diperhitungkan. Menurutmu, apakah Sam dapat menjadi pengganti Steve Rogers?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team