Kenapa Elphaba Disebut The Wicked Witch of the West?

- Elphaba sebelumnya dikenal sebagai The Wicked Witch of the West dalam novel The Wonderful Wizard of Oz (1900) karya L. Frank Baum.
- Gelar The Wicked Witch of the West disandang Elphaba berawal dari propaganda dan framing politik oleh sang Wizard dan Madame Morrible.
- Nama Elphaba dan embel-embel “of the West” terkait erat dengan wilayah kekuasaan tempat ia bernaung, serta penampilan dan latar belakangnya yang menguatkan stigma.
Artikel ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton film Wicked!
Berbekal kesuksesan besar Wicked (2024) yang merajai box office dan memanen pujian kritikus, antusiasme publik terhadap kelanjutan ceritanya kembali memuncak. Yap, Wicked: For Good (2025) dipastikan tayang di bioskop Indonesia pada Rabu, 19 November 2025. Dengan momentum sebesar ini, para penonton pun makin gak sabar melihat bagaimana kisah Elphaba (Cynthia Erivo) dan Glinda (Ariana Grande) akan sampai pada akhirnya.
Di tengah euforia tersebut, nama Elphaba kembali jadi sorotan utama dan memicu diskusi yang gak kalah seru. Karakter satu ini memang lekat dengan berbagai rumor, stigma, hingga citra “wicked” yang sejak lama menempel erat padanya. Setiap informasi baru soal sekuelnya bikin publik makin ingin mengurai ulang bagaimana sosok Elphaba bisa dipersepsikan sebagai penyihir jahat dalam sejarah Oz.
Sebelum menyaksikan kelanjutan kisahnya di Wicked: For Good, ada baiknya kamu menengok ulang beberapa alasan kenapa Elphaba dijuluki The Wicked Witch of the West berikut ini. Siapa tahu, setelah membacanya, kamu makin siap menyambut twist yang mungkin menanti di sekuelnya!
1. The Wicked Witch of the West adalah nama asli dari Elphaba

Sebelum nama Elphaba dikenal luas, justru sebutan The Wicked Witch of the West yang melekat pada sosok penyihir hijau ikonik itulah yang lebih dulu diperkenalkan ke publik. Dalam novel The Wonderful Wizard of Oz (1900) karya L. Frank Baum, ia sama sekali gak punya nama pribadi dan hanya dipanggil lewat gelarnya saja. Identitasnya yang misterius ini pun bikin banyak orang gak sadar kalau “Elphaba” adalah tambahan belakangan, bukan bagian dari kisah asli.
Nama Elphaba baru muncul hampir 1 abad kemudian lewat novel Wicked: The Life and Times of the Wicked Witch of the West (1995) karya Gregory Maguire. Uniknya, Maguire menciptakan nama tersebut sebagai penghormatan untuk L. Frank Baum dengan mengeja fonetik dari inisial “L. F. B.” menjadi “El-pha-ba”. Keputusan ini gak cuma memberi sang penyihir identitas baru (yang makin populer setelah versi Broadway-nya pada 2003), tapi juga membuka pandangan yang lebih luas bagi para fans tentang bagaimana gelar Wicked Witch of the West itu akhirnya tercipta.
2. Label yang dibentuk oleh propaganda Oz

Dalam Wicked (2024), gelar The Wicked Witch of the West yang disandang Elphaba diceritakan berawal dari undangan yang diterimanya dari sang penguasa Oz, yakni The Wizard (Jeff Goldblum). Undangan itu awalnya membuat Elphaba berharap bisa memperjuangkan hak-hak para Animals lewat jalur resmi, apalagi ia datang bersama Glinda dengan niat baik. Namun, langkah idealis tersebut justru membuka babak baru yang kelam dalam hidupnya.
Sesampainya di Emerald City, Elphaba melihat langsung bagaimana Oz dijalankan oleh Wizard yang sebenarnya gak memiliki kekuatan sihir. Ia bahkan diminta mencoba mantra dari Grimmerie, buku sihir sakral yang gak sembarang orang bisa baca, yang ternyata memicu transformasi mengerikan dari para penjaga monyet. Di sini, Elphaba juga sadar bahwa Wizard dan Madame Morrible (Michelle Yeoh), dekan Shiz University, tempat Elphaba menuntut ilmu, adalah dalang di balik penindasan terhadap para Animals.
Setelah mengetahui kebenaran pahit tersebut, Elphaba menolak menjadi bagian dari permainan kotor itu dan memilih mencuri Grimmerie sebelum melarikan diri. Tindakan pembangkangannya bikin Wizard dan Morrible panik, karena rahasia mereka terancam terbongkar. Di titik ini, propaganda pun mulai digerakkan.
Morrible, sebagai tangan kanan Wizard sekaligus “mesin pers” paling berpengaruh di Oz, memelintir cerita dan menyebarkan kabar kalau Elphaba adalah musuh masyarakat. Mereka membingkai keberaniannya sebagai ancaman dan menjadikannya sosok berbahaya yang harus dijauhi, padahal ia hanya menolak ketidakadilan. Publik Oz, yang mudah dipengaruhi, menelan mentah-mentah cerita itu hingga sebutan “wicked” pun melekat kuat pada Elphaba.
Catatan: Dalam Wicked (2024), “Animals” adalah makhluk berakal yang mampu berbicara dan berperan dalam masyarakat Oz. Namun, diskriminasi dan penindasan sistemik menyebabkan mereka kehilangan kemampuan bicara secara bertahap dan akhirnya dikurung.
3. Wilayah kekuasaan yang berada di barat

Adapun embel-embel “of the West” yang menempel pada nama Elphaba sebenarnya berhubungan erat dengan wilayah kekuasaan tempat ia akhirnya bernaung. Dalam novel Wicked, yang kemungkinan besar juga akan diungkap dalam Wicked: For Good, setelah memutuskan meninggalkan Emerald City dan berdiri menentang rezim sang Wizard, Elphaba dikisahkan memilih Winkie Country, wilayah barat Oz, sebagai rumahnya seumur hidup. Hal ini pun turut diperkuat dalam novel orisinal milik Baum.
Sedikit fun fact, selain “west”, Oz sebenarnya memiliki empat penjuru yang semuanya berada di bawah pengaruh para penyihir legendaris. Baum menulis bahwa setiap arah mata angin punya figur penyihir kuat, dari Good Witch of the North alias Locasta/Tattypoo sampai Glinda sebagai Good Witch of the South. Struktur ini bikin julukan “Witch of the West” terasa wajar, sementara kata “wicked”-nya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, adalah hasil framing politik yang licin dari sang Wizard.
4. Background dan penampilan yang menguatkan stigma

Hal lain yang turut memperkuat stigma terhadap Elphaba adalah penampilan dan latar belakangnya yang dianggap “berbeda”. Dalam Wicked (2024), Elphaba diceritakan sebagai anak hasil hubungan gelap sang ibu dengan seorang penjual keliling misterius. Ia juga lahir dengan warna kulit hijau akibat eliksir yang diminum ibunya sebelum ia lahir. Kondisi ini juga yang jadi alasan mengapa banyak orang, terutama Glinda, langsung bersikap waspada terhadapnya sejak hari pertama di Shiz University.
Elphaba juga punya selera berpakaian serba hitam yang bikin orang-orang kian mudah melekatkan label “menyeramkan” padanya. Ditambah topi runcing dan sapu terbang yang kemudian jadi ciri khasnya, penampilan Elphaba otomatis mengingatkan pada sosok penyihir jahat dalam dongeng-dongeng klasik. Hal ini pun membentuk kesan visual yang kontras dengan Glinda, yang identik dengan warna-warna cerah dan siluet yang lebih anggun.
Mirisnya, pola penilaian semacam ini bukan cuma terjadi di dunia fantasi Oz, tapi juga eksis di kehidupan nyata. Banyak orang masih cepat memberi cap negatif hanya karena seseorang terlihat berbeda dari standar yang dianggap “normal”. Padahal, penampilan hanyalah sebagian kecil dari identitas seseorang dan sama sekali gak cukup buat menggambarkan siapa mereka sebenarnya!
Pada akhirnya, julukan “The Wicked Witch of the West” bukan cuma soal jahat atau tidak, tapi tentang bagaimana kebenaran dipelintir hingga membentuk stigma yang terus diwariskan. Semoga setelah mengenal sisi lain Elphaba, kamu bisa nonton Wicked: For Good dengan perspektif yang lebih segar dan hati yang lebih terbuka, ya!



















