Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Yeh Jawaani Hai Deewani (dok. Dharma Productions/Yeh Jawaani Hai Deewani)
Yeh Jawaani Hai Deewani (dok. Dharma Productions/Yeh Jawaani Hai Deewani)

India salah satu negara dengan industri perfilman terbesar di dunia. Mereka terkenal berkat Bollywood. Setidaknya, terdapat ribuan judul film Hindi, Marathi, Bengali, dan bahasa daerah lainnya yang diproduksi setiap tahunnya. Dua kali lipat lebih banyak dari total produksi film tahunan Amerika Serikat dan Kanada yang berada di kisaran 400—500 judul film, lho!

Digandrungi banyak kalangan, film India memiliki daya tarik tersendiri yang sukses menyihir para penggemarnya. Mulai dari rentang genre yang luas dan inovatif, dramatisir yang sukses mengobrak-abrik emosi penontonnya, hingga adegan nyanyian dan tarian menghibur.

Lantas, kenapa film India selalu ada tarian dan nyanyian dalam setiap adegannya? Ternyata, ini jawabannya!

1. Bagaimana tari dan musik bisa masuk dalam film India?

Alam Ara (dok. Imperial Movietone/Alam Ara)

Untuk menjawab rasa penasaranmu, kita perlu mundur ke awal 1900-an. Kala itu, film bisu yang sangat mengandalkan gerak tubuh dan ekspresi para karakternya dalam menyampaikan plotnya menjadi primadona. Dilansir jurnal yang diterbitkan DPU University, pionir sinema India, seperti Himanshu Rai dan Devika Rani, melihat tari klasik India yang ekspresif dan kental akan budaya berpotensi besar sebagai media untuk menjembatani kesenjangan antara seni dan hiburan. Di sisi lain, tarian mampu membaurkan narasi dan emosi para karakternya secara harmonis.

Ketika suara dan dialog mulai digunakan dalam film di akhir 1920-an, pegiat sinema India kala itu beradaptasi dengan cepat. Pada 1931, Alam Ara menjadi film India pertama yang memiliki suara serta musik di dalamnya. Terdapat 7 lagu yang mengiringi dan menyempurnakan adegan tarian dalam film besutan Ardeshir Irani tersebut. Sejak saat itu, nyanyian dan tarian jadi elemen penting dalam pembuatan film di industri perfilman India.

2. Menjelma sebagai elemen penting yang tak terpisahkan

Amrapali (dok. Eagle Films/Amrapali)

Industri perfilman India berkembang pesat. Dilansir Splice, India telah memproduksi 930 judul film dari rentang tahun 1931—1940. Setiap filmnya rata-rata memiliki 10 lagu yang dibawakan langsung oleh para aktornya. Memasuki era keemasannya, pada 1940-an hingga 1960-an, sejumlah rumah produksi berjamuran seiring tingginya permintaan pasar.

Hal tersebut ikut mengubah pola kerja di industri perfilman India. Rumah produksi ternama mempekerjakan orang-orang terbaik di bidangnya mulai dari koreografer termasyur hingga aktor multitalenta dengan bayaran selangit. Sementara rumah produksi independen dengan segala keterbatasannya harus memutar otak agar film garapan mereka dapat bersaing. Salah satunya adalah dengan menyewa penyanyi dan membuat para aktornya lip-sync di depan kamera. Dari sinilah konsep playback singer tercetus.

Musik dan tarian dalam film India pun beradaptasi mengikuti perkembangan zaman. Para koreografer yang semula menjadikan tari klasik, seperti garba, kathak, dan bharatanatyam, sebagai patokan mulai berkreasi dengan menambahkan unsur modern serta kontemporer ke dalam koreografi tariannya.

Hal tersebut pun berlaku pada para music director yang menjajal genre musik lain, mulai dari pop, jazz, hingga hip-hop. Meskipun begitu, koreografer dan music director tetap mengikuti arahan sutradara dengan menyesuaikan tema, narasi, serta mood dari film.

3. Musik dan tari sebagai alternatif adegan intim

Satyameva Jayate (dok. T-Series/Satyameva Jayate)

Sama halnya dengan negara Asia lainnya, lembaga sensor India sangat berhati-hati dalam menyikapi adegan eksplisit pada suatu film. Tak jarang para sineas harus mengalah dengan rela memotong adegan yang dinilai memuat konten seksual berlebihan.

Untuk mengakali hal tersebut, tarian dan nyanyian menjadi pilihan alternatif yang dipakai oleh para pegiat film India. Dengan iringan musik yang kental akan vibes sensual, koreografer dan sutradara bahu-membahu mengarahkan aktornya untuk mengekspresikan hasrat yang menggebu tanpa melanggar peraturan sensor yang ada.

Meskipun tidak menampilkan adegan seksual secara gamblang, ajaibnya adegan tersebut justru terasa lebih bergairah ketimbang adegan intim itu sendiri yang dapat ditemui dengan mudah di film produksi Hollywood. Kamu setuju, kan?

Tidak ada yang dapat menyangkal pesona tarian memukau dengan iringan musik aduhai dalam sinema India. Seiring perkembangan zaman, para music director dan koreografer terus berinovasi dalam melahirkan momen ajaib, sehingga membuat penonton terkesan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team