Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Kenapa Gen Z Lebih Relate dengan Squidward daripada SpongeBob

cuplikan Spongebob dan Squidward berpelukan (dok. Nickelodeon/Spongebob Squarepants)
Intinya sih...
  • Generasi Z lebih mirip Squidward daripada SpongeBob
  • Mereka lebih suka me-time, merasa kurang dihargai, dan kerja karena perlu
  • Gen Z memiliki mimpi besar tapi terjebak dalam realita yang keras dan kompetitif

Pernah gak sih kamu nonton SpongeBob SquarePants dan merasa makin ke sini, kita semua jadi lebih mirip Squidward daripada SpongeBob? Dulu kita menganggap Squidward itu si tua pemarah yang suka ngeluh dan gak pernah bahagia. Tapi sekarang, justru kita paham kenapa dia seperti itu. Mungkin karena hidup gak semudah kelihatannya, ya?

Generasi Z tumbuh di tengah tekanan sosial media, tuntutan produktivitas, dan perubahan zaman yang cepat. gak heran kalau akhirnya mereka lebih relate sama Squidward yang suka menyendiri, cepat lelah, dan butuh ruang sendiri, ketimbang SpongeBob yang ceria dan selalu semangat kerja. Berikut ini lima alasan kenapa Gen Z sebenarnya lebih mirip Squidward daripada yang mereka sadari.

1. Lebih suka menyendiri daripada terlalu sosial

cuplikan Squidward bermain klarinet (dok. Nickelodeon/Spongebob Squarepants)

Squidward dikenal sebagai sosok yang lebih suka ketenangan dan menyendiri di rumah sambil bermain klarinet. Ia merasa energi sosialnya cepat habis jika terlalu sering berinteraksi dengan orang lain, apalagi dengan SpongeBob yang super aktif dan cerewet. Nah, karakter seperti ini ternyata sangat mencerminkan sebagian besar Gen Z yang lebih nyaman dengan me-time dan sering merasa overwhelmed dalam keramaian.

Banyak Gen Z yang memilih recharge energi dengan menyendiri, entah itu nonton series, scroll media sosial, atau sekadar rebahan di kamar. Mereka menghargai waktu sendiri sebagai bentuk menjaga kesehatan mental. Walaupun kadang dianggap antisosial, sebenarnya ini adalah bentuk self-care yang penting bagi mereka.

2. Sadar diri tapi sering merasa tidak dihargai

cuplikan Squidward tidak dihargai (dok. Nickelodeon/Spongebob Squarepants)

Squidward sebenarnya tahu dia punya bakat, dia main klarinet, melukis, bahkan punya cita-cita jadi artis. Tapi sayangnya, orang-orang di sekitarnya gak pernah benar-benar menghargai itu. Dia sering merasa tidak dimengerti dan seolah selalu dinilai dari sisi negatifnya saja. Situasi ini juga banyak dialami Gen Z yang sering merasa usaha dan passion dirinya kurang dihargai oleh lingkungan atau bahkan keluarga.

Gen Z banyak yang tumbuh dengan idealisme tinggi, tapi berhadapan dengan realita yang tidak selalu mendukung. Akibatnya, mereka sering merasa kurang percaya diri atau malah berhenti mencoba. Sama seperti Squidward, mereka punya potensi, tapi tidak selalu dapat ruang yang tepat untuk berkembang.

3. Capek sama dunia kerja yang gak sesuai ekspektasi

cuplikan Squidward menjaga kasir (dok. Nickelodeon/Spongebob Squarepants)

Squidward kerja di Krusty Krab bukan karena dia suka, tapi karena harus. Wajah bosan dan malasnya saat melayani pelanggan adalah simbol kekecewaan terhadap sistem kerja yang membosankan. Gen Z pun banyak yang merasakan hal serupa yaitu kerja karena perlu, bukan karena cinta. Mereka mulai menyadari bahwa passion kadang gak cukup untuk bayar tagihan.

Banyak dari Gen Z yang sudah lelah dengan sistem kerja 9-to-5, tekanan dari atasan, dan minimnya penghargaan atas usaha mereka. Sama seperti Squidward yang kerja seadanya tanpa antusiasme, mereka juga kadang terjebak rutinitas yang membunuh kreativitas. Bedanya, Gen Z sekarang punya lebih banyak opsi untuk mencari jalan keluar, seperti freelance atau wirausaha.

4. Punya impian besar tapi dunia terlalu kejam

cuplikan Squidward melompat kegirangan (dok. Nickelodeon/Squidward Squarepants)

Squidward sering membayangkan dirinya sukses, tampil di konser, dan jadi seniman terkenal. Tapi kenyataannya, ia tetap terjebak di balik kasir Krusty Krab sambil menghadapi SpongeBob yang mengganggu. Gen Z juga punya mimpi-mimpi besar yakni jadi content creator, traveler, penulis, atau entrepreneur. Tapi jalan menuju sana penuh tantangan dan kadang bikin putus asa.

Bukan berarti mereka menyerah, hanya saja dunia kini terasa semakin kompetitif dan penuh tekanan. Platform digital memudahkan akses ke peluang, tapi juga memunculkan standar kesuksesan yang bikin insecure. Di sinilah Gen Z dan Squidward punya kesamaan yakni tetap bermimpi, meski realita kadang terlalu keras.

5. Butuh ruang aman dan gak mau dipaksa jadi ceria

cuplikan Squidward marah (dok. Nickelodeon/Spongebob Squarepants)

Squidward sering dianggap pemurung, padahal dia hanya ingin tenang dan gak suka dipaksa bersikap bahagia setiap saat. Gen Z juga begitu, mereka sadar bahwa toxic positivity bukan solusi. Mereka lebih memilih jujur dengan perasaannya, meskipun itu berarti mengakui kalau mereka sedang tidak baik-baik saja.

Dalam budaya kerja atau pertemanan, Gen Z ingin diterima apa adanya, tanpa harus pura-pura kuat atau selalu senyum. Mereka lebih memilih koneksi yang autentik daripada basa-basi. Sama seperti Squidward, mereka butuh ruang aman untuk menjadi diri sendiri, meski kadang itu berarti tidak selalu terlihat menyenangkan.

Di balik kesan pemarah dan cueknya Squidward, ternyata banyak nilai dan karakter yang sebenarnya sangat mencerminkan realita hidup Gen Z. Mereka bukan malas atau pesimis, tapi lebih realistis dan butuh ruang untuk mengekspresikan diri dengan jujur. Jadi, kalau kamu merasa makin relate sama Squidward akhir-akhir ini, tenang saja, kamu gak sendirian. Mungkin memang sudah saatnya kita berhenti membenci Squidward dan mulai memahaminya sebagai simbol generasi yang sedang berjuang menemukan tempatnya di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us