Di balik kepopulerannya, aksen Amerika ternyata tak selamanya dipakai jadi pakem untuk penyanyi. Di Inggris dan Irlandia, kamu bisa menemukan beberapa musisi yang mempertahankan aksen daerah mereka. Alex Turner (Arctic Monkeys) pada awal kemunculannya, Lily Allen, Anne-Marie, Damon Albarn (Blur), Sam Fender, Dan Smith (Bastille), dan Grian Chatten (Fontaines D.C.) adalah beberapa contohnya.
Inggris juga jadi rumah para pelopor genre grime, semacam rap yang dinyanyikan dengan aksen daerah Inggris, terutama yang lekat dengan kelas pekerja dan imigran. Ini sesuai dengan karakter dan awal mula kemunculan genre tersebut yang lekat dengan isu-isu kelas pekerja. Fenomena ini terjadi karena grime selayaknya rap dibawakan hampir seperti seseorang yang sedang berbicara ketimbang bernyanyi. Coba dengar lagu-lagunya Stormzy, Aitch, Slowthai, dan Skepta untuk dapat gambaran lebih jelasnya.
Ternyata ada alasan ilmiah sampai kultural yang menjelaskan mengapa penyanyi Inggris memilih menggunakan aksen Amerika saat membawakan karyanya. Tidak bisa dipukul rata, nyatanya gak sedikit yang memilih mempertahankan aksen daerah mereka dengan berbagai alasan. Salah satunya faktor identitas.