7 Musisi Late Bloomer, Baru Melejit setelah Album Kesekian

Banyak musisi yang langsung melejit sejak debut. Britney Spears, Olivia Rodrigo, Taylor Swift, Chappell Roan, dan The Weeknd adalah beberapa bukti nyatanya. Namun, sadarkah kamu kalau mereka hanya minoritas? Tidak sedikit musisi yang ternyata harus melalui proses panjang untuk bisa dapat label mainstream.
Belum percaya? Coba tengok daftar berikut. Kebanyakan dari musisi hits berikut ternyata baru dikenal luas setelah merilis album kesekian. Album debut mereka bahkan disebut flopped alias gagal total.
1. Debut pada 2014, Sabrina Carpenter menaklukan dunia setelah merilis album keenam
Butuh proses panjang, Sabrina Carpenter sebenarnya sudah debut sejak 2014 lewat EP berjudul Can't Blame a Girl for Trying yang disusul album studio bertajuk Eyes Wide Open. Masih dinaungi Hollywood Records, ia merilis 3 album lagi sampai 2019. Melihat kariernya stagnan, Carpenter pun menandatangani kontrak dengan label baru dan dari sinilah kariernya menanjak perlahan.
Ditambah marketing gratis dari gimik cinta segitiganya dengan Olivia Rodrigo dan Joshua Bassett, album emails i can't send pun membantunya dapat eksposur lebih besar. Ketenarannya makin tak terbendung pada era baru dimulai dengan lagu "Espresso" yang disusul album centil Short n' Sweet. Kalau dihitung, Carpenter butuh waktu 10 tahun dan 6 album sampai bisa di titik ini.
2. Gracie Abrams merangsek ke ranah mainstream gara-gara album kedua
Kalau ditanya apa judul album debut Gracie Abrams, sepertinya kebanyakan dari kita bakal menggeleng kepala. Album Good Riddance yang rilis tahun lalu benar-benar tenggelam dalam kolam berisi jutaan album yang dilepas sepanjang 2023. Barulah album keduanya, The Secret of Us yang menghidupkan kembali karier Abrams.
Album keduanya itu jadi rumah untuk lagu-lagu viralnya macam "That's So True" dan "I Love You, I'm Sorry". Album itu pula yang membuatnya jadi pembicaraan hangat di internet dan memperkenalkannya kepada pendengar baru. Menariknya, bukan drama percintaan yang membuat albumnya melejit, melainkan perdebatan antara haters dan penggemarnya. Ditambah dengan bridge brilian yang ia buat untuk tiap lagu di album itu.
3. Album debut Red Hot Chili Peppers gagal di pasaran, tetapi percobaan selanjutnya sukses besar
Gagal pada percobaan pertama sampai keempat, justru album kelima berjudul Blood Sugar Sex Magik yang mendongkrak karier Red Hot Chili Peppers. Ada setidaknya lima hits single yang datang dari album itu, yakni "Under the Bridge", "Give It Away", "Suck My Kiss", "Breaking the Girl" dan "If You Have to Ask". Sejak itu, album mereka selalu dinanti penggemar.
Popularitas album itu pun disusul kesuksesan Californication (1999), By the Way (2002), dan Stadium Arcadium (2006). Californication bahkan jadi rumah untuk lagu-lagu terbaik mereka dan masih jadi album paling laris Red Hot Chili Peppers sampai sekarang. Bahkan, album-album baru mereka belum bisa mengalahkan kejayaan empat album tersebut.
4. Charli XCX dapat rekognisi yang seharusnya setelah rilis brat sebagai album studio ke-6
Sudah aktif sejak 2013, Charli XCX lebih banyak dikenal lewat single ketimbang albumnya. Beberapa lagu hits-nya yang paling mencolok antara lain "1999", "Boom Clap", dan "Boys". Padahal, sejak debut Charli XCX gak pernah berhenti membuat album. Namun, baru brat, album keenamnya yang membuat sang musisi dapat rekognisi seharusnya.
Hampir semua lagu dalam album ini meraih popularitas tinggi, tak terkecuali beberapa yang dibawakannya dalam format duet. Dengan dampak kultural dan kualitas lagunya, Charli XCX bisa saja menggondol Grammy 2025 tahun depan. Ini mengingat nominasi Album Terbaik sudah ia kantongi.
5. Helena, lagu yang mendongkrak popularitas My Chemical Romance, diambil dari album kedua
My Chemical Romance dikenal publik berkat lagu "Helena" dan "The Ghost of You" yang ternyata datang dari album Three Cheers or Revenge (2004). Bukan debut, itu adalah album kedua band emo-rock asal Amerika Serikat tersebut. Seolah tak ingin menyia-nyiakan momentum, mereka merilis album The Black Parade pada 2006 yang menandai peresmian mereka sebagai bagian dari pegiat musik paling berpengaruh di dunia.
Album itu berhasil menggaet pendengar global yang sampai sekarang popularitasnya susah disaingi. Hampir semua lagu dalam album itu memikat penggemar. Coba nostalgia dengan mendengar "Mama", "I Don't Love You", dan "Famoust Last Words".
6. Album debut David Bowie dianggap terlalu hambar pada zamannya
Musisi legendaris David Bowie ternyata tidak dapat popularitas instan. Pada momen debutnya, ia justru dianggap hambar dan kurang menyakinkan. Sampai akhirnya, Bowie melepas lagu berjudul "Space Oddity" pada 1969 yang membuatnya dibicarakan banyak orang. Lagu itu pula yang menandainya sebagai salah satu pelopor musisi rock psikedelik, genre yang ia pertahankan sampai akhir kariernya.
Album terlaris Bowie sampai sekarang masih dipegang Let's Dance (1983), sementara berdasar poling pembaca Rolling Stone, album terbaiknya adalah The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars (1972). Semuanya dirilis jauh setelah album debutnya, bukti kalau musisi sekelas David Bowie pun tidak serta merta meraih sukses secara instan.
7. Album debut Eminem, Infinite bahkan hampir tak pernah didengar orang
Dikenal publik berkat dua albumnya yang berjudul The Slim Shady (1999) dan The Marshall Mathers (2000). Padahal sebelum itu, sekitar 4 tahun sebelumnya, Eminem pernah melepas album debut berjudul Infinite. Setelah era Infinite, Eminem memang mencolok dari segi vokal, lirik, dan gaya rap. Ini membuatnya mudah dikenali, apalagi liriknya punya relevansi dan level wisdom yang di atas rata-rata.
Menariknya, kesuksesan Eminem gak berhenti pada dua album tadi. Ia termasuk rapper yang konsisten berkarya dan kualitasnya jarang merosot. Bahkan album terbarunya, The Death of Slim Shady (Coup de Grâce) yang dilepas pada 2024 mendulang sukses dan pujian. Menariknya, tak sedikit pendengar album barunya itu datang dari generasi z, bukti kalau musiknya timeless.
Kalau David Bowie sampai Eminem saja harus menanti beberapa tahun sampai dapat status mainstream, masihkah kamu percaya kalau kesuksesan itu bisa diraih secara instan? Bila ada, pastinya itu fenomena minoritas yang tak bisa jadi patokan. Teliti pula apa faktor yang memungkinkan itu terjadi sebelum menjadikannya inspirasi.