Midsommar (dok. A24/Midsommar)
Sinematografi naturalisme memang identik dengan warna bersaturasi rendah, tetapi tidak selamanya pucat dan kusam. The Florida Project (2017) misalnya bisa tetap terlihat vibrant meski menggunakan prinsip ini. Begitu pula dengan Midsommar (2019) yang meski bergenre horor dan membawa kita menyusuri tempat serta kejadian ganjil menggunakan gaya sinematik naturalisme.
Pada dasarnya, tujuan dari gaya naturalisme adalah menciptakan kesan serealistis mungkin seperti apa yang mata telanjang kita bisa lihat di dunia nyata. Meski diisi warna-warna mencolok, The Florida Project dan Midsommar tidak memunculkan kesan yang serupa dengan film-filmnya Wes Anderson macam The Grand Budapest Hotel (2014) dan Asteroid City (2023).
Beberapa film dengan color grading gelap dan suram seperti Insidious (2011) serta Joker (2019) misalnya juga tidak bisa dibilang menggunakan prinsip naturalisme. Sebaliknya, kita bisa melihat bagaimana sineas mencoba mendramatisasi kejadian dalam film dan justru memisahkan penonton dengan realitas. Singkatnya, ini semua soal intensi si empu film. Apa yang hendak mereka sampaikan atau ingin penonton rasakan, salah satunya diekspresikan lewat sinematografi.
Kebetulan naturalisme jadi salah satu gaya pengambilan gambar yang makin diminati karena beberapa alasan. Mulai dari kesan imersif sampai faktor biaya.