Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan dalam film 28 Years Later. (dok. Columbia Pictures/28 Years Later)

28 Years Later berhasil menarik perhatian pencinta film horor Tanah Air setelah resmi tayang di bioskop Indonesia sejak 20 Juni 2025 lalu. Sebagai sekuel dari 28 Weeks Later (2007), film ini menandai kembalinya trilogi horor karya Danny Boyle dan Alex Garland setelah vakum hampir dua dekade.

Namun di balik antusiasme ini, banyak penonton bertanya-tanya kenapa tidak ada film 28 Months Later sebelum 28 Years Later? Keputusan ini tentu bukan tanpa alasan. Terdapat banyak pertimbangan yang membuat film ketiganya mengambil loncatan waktu begitu jauh.

Penasaran kenapa kisah 28 Months Later justru dilewatkan? Yuk, baca artikel ini sampai habis untuk menemukan jawabannya!

1. Kenapa tidak ada film 28 Months Later

28 Days Later (dok. Sony Pictures/28 Days Later)

Sudah hampir dua dekade sejak 28 Days Later (2002) dan 28 Weeks Later (2007) dirilis. Kedua film tersebut merupakan karya ikonik yang memberikan pendekatan realistis terhadap wabah zombi pada banyak film horor saat ini. Namun, sekuel ketiganya justru melompat jauh ke 28 Years Later. Kenapa demikian?

Ternyata, 28 Months Later sempat direncanakan oleh Alex Garland. Dalam wawancaranya dengan IGN pada tahun 2015, Garland mengatakan bahwa film selanjutkan akan menjadi 28 Month Later dan dilanjutkan dengan 28 Years Later. Namun seiring waktu, Garland semakin sibuk dengan proyek lain dan keinginan untuk merilis 28 Month Later perlahan memudar.

Garland dan Boyle akhirnya memilih jangka waktu yang lebih panjang, yaitu 28 Years Later. Rentang waktu yang sangat panjang itu membuat film ini tidak lagi berbicara soal kehancuran. 28 Years Later menggambarkan bagaimana dunia telah berubah setelah hampir tiga dekade hidup berdampingan dengan virus rage.

2. Perbedaan 28 Years Later dan film sebelumnya

Aaron Taylor-Johnson dan Alfie Williams di 28 Years Later (dok. Sony Pictures Releasing/28 Years Later)

Kenapa tidak ada film 28 Months Later sebelum 28 Years Later ternyata juga berpengaruh pada kelanjutan ceritanya, lho. Jika 28 Days Later adalah kisah tentang keruntuhan masyarakat di hari-hari awal wabah, maka 28 Weeks Later menggambarkan upaya manusia untuk membangun kembali peradaban di tengah ancaman para zombi.

Jika 28 Months Later benar-benar dibuat, ceritanya kemungkinan masih akan fokus pada upaya penyelamatan dan krisis kemanusiaan. Inilah salah satu alasan kenapa Garland dan Boyle memilih untuk melewati fase itu.

Dengan latar waktu 28 tahun setelah wabah, 28 Years Later bercerita tentang kehidupan manusia di era post-apocalyptic survival. Di waktu tersebut, manusia sudah membangun sistem baru untuk bertahan hidup.

3. 28 Years Later tentang apa?

Alfie Williams dan Ralph Fiennes di 28 Years Later (dok. Sony Pictures Releasing/28 Years Later)

Hampir tiga dekade telah berlalu sejak virus Rage pertama kali menghancurkan dunia. Kini, Britania Raya menjadi zona karantina ketat. Para warga yang selamat kemudian tinggal di pulau terpencil yang masih terhubung ke daratan.

Disisi lain, terdapat seorang anak bernama Spike (Alfie Williams) yang nekat menyeberangi perairan menuju daratan utama. Ia melakukannya demi mencari dokter untuk menyelamatkan ibunya, Isla (Jodie Comer) yang sedang sekarat.

Spike ditemani sang ayah, Jamie (Aaron Taylor-Johnson) dalam perjalanan penuh bahaya menuju kota. Akankah mereka dapat selamat dari bahaya virus rage dan zombi yang terus mengintai di balik reruntuhan kota?

Nah, itu dia alasan kenapa tidak ada film 28 Months Later dan langsung beralih ke 28 Years Later. Mekipun belum menonton dua film sebelumnya, kamu gak akan dibuat bingung dengan alur film ini.

Editorial Team