Kenapa Twenty One Pilots Tidak Masuk Nominasi Grammy 2025?

Sejak hits breakthrough mereka, "Stressed Out," "Ride," dan "Heathens," band Twenty One Pilots (TOP) tak berhenti mengeluarkan karya-karya baru yang selalu disambut hangat oleh para pendengar. Tak terkecuali album terbaru mereka, Clancy, yang dirilis pada 24 Mei lalu. Clancy menjadi album penutup cerita Dema sejak album Trench pada 2018.
Namun, nama band Tyler Joseph dan Josh Dun itu sama sekali tak perpampang di daftar nominasi Grammy 2025 yang baru diumumkan pada 8 November lalu. Banyak orang yang menganggap Twenty One Pilots sebenarnya layak masuk nominasi.
Lantas kira-kira apa alasan mereka gagal dinominasikan di Grammy tahun ini? Simak ulasan berikut!
1. Twenty One Pilots merupakan band niche di industri musik

Meski merupakan salah satu band rock terpopuler di dunia, Twenty One Pilots sebenarnya terbilang niche atau terspesialisasi dalam segmen khusus saja. Daya tarik mereka terhadap audiens umum dalam pasar musik global tidak setinggi itu. Namun, di sisi lain, Twenty One Pilots jadinya memiliki basis penggemar yang sangat besar dan loyal.
Sebagian besar fans Twenty One Pilots telah mengikuti Tyler dan Josh sejak album Vessel pada 2013. Blurryface pada 2015 sebagai album tersukses mereka berhasil menarik para penggemar baru dan melambungkan nama mereka. Sejak saat itu, fanbase Twenty One Pilots dikenal sebagai salah satu fanbase paling setia dan berdedikasi di industri musik.
2. Mereka tak terikat pada satu genre saja

Twenty One Pilots kerap dicap sebagai band aneh, karena mereka menggarap segudang genre musik berbeda. Mereka dikenal dengan gaya bermusik yang mencampurkan hampir semua genre, termasuk rock, alternative, pop, dan rap. Mereka memang sering dilabeli sebagai band rock, tetapi nyatanya jarang menggunakan gitar dalam karya mereka.
Clancy sendiri merupakan album rock terlaris tahun ini di Amerika Serikat. Namun, tidak semua lagu di dalamnya merupakan lagu rock. Sebagai contoh, lead single-nya saja, "Overcompensate," lebih cocok disebut sebagai hiphop. Ini semua membuat Twenty One Pilots sulit untuk dikategorikan dalam ajang-ajang penghargaan.
3. Clancy tidak memiliki lagu yang ngehits banget

Sebagai album ketujuh mereka, Clancy dapat dikatakan sukses besar dengan sempat menempati peringkat ketiga di tangga lagu Billboard 200. Clancy juga merupakan album rock terlaris di Amerika Serikat pada 2024 sejauh ini. Album ini juga berhasil menerima ulasan positif dari kritikus dan para penggemar.
Namun, Clancy tidak memiliki lagu hits yang benar-benar populer di kalangan pendengar mainstream. Clancy dipromosikan dengan empat lead singles, yakni "Overcompensate," "Next Semester," "Backslide," dan "The Craving." Akan tetapi, tak ada di antara mereka yang booming layaknya "Chlorine" dari Trench atau "Stressed Out" dari Blurryface.
Untuk Grammy 2025, Twenty One Pilots dan label mereka, Fueled by Ramen, mengirim:
- Clancy: Album of the Year, Best Rock Album.
- "Overcompansate": Record of the Year, Song of the Year, Best Rock Performance, Best Rock Song, dan Best Music Video.
- "The Craving": Best Pop Duo/Group Performance.
Sayangnya, tidak satupun yang berhasil lolos ke nominasi final. Sebagian fans mengatakan bahwa Twenty One Pilots seharusnya juga bersaing di kategori-kategori musik alternative. Namun, ini menjadi bukti lain untuk poin kedua bahwa Twenty One Pilots memang susah untuk dikategorikan ke dalam hanya satu genre.
Namun, bukan berarti Clancy atau Twenty One Pilots tak relevan lagi di dunia musik. Tyler bahkan pernah mengaku mereka tak terlalu peduli dengan penghargaan, selama mereka memuaskan Cliques (sebutan fanbase Twenty One Pilots). Twenty One Pilots sendiri akan merilis lagu baru "The Line" sebagai theme song Arcane pada 23 November mendatang. Kamu nungguin juga, gak?