Kenapa Villain dalam Film dan Serial Terobsesi dengan Susu?

Para pembuat film sering menggunakan makanan sebagai simbol untuk menyampaikan makna mendalam. Mengasosiasikan adegan atau karakter dengan suatu makanan tertentu menjadi metode ampuh dalam mengulik lebih jauh dari tema film tersebut. Memberikan kebebasan bagi para sineas dalam menciptakan sebuah narasi yang kaya.
Salah satu minuman yang kerap ditampilkan dalam film atau serial adalah susu. Jika kamu perhatikan dengan teliti, susu sering kali dikonsumsi oleh para villain di sejumlah film maupun serial populer. Sebut saja psikopat Anton Chigurh di film No Country for Old Men (2007) hingga pahlawan narsisistik Homelander di serial The Boys (2019—sekarang).
Lantas, kenapa villain dalam film dan serial terobsesi dengan susu? Apa makna dibalik hal tersebut? IDN Times siap menjawab rasa penasaran kamu lewat penjelasan di bawah ini!
1. Kontras dengan kekejaman

Susu lekat dengan hal-hal berkonotasi positif. Bukan hal yang mengejutkan jika susu dijadikan sebagai simbol dari kemurnian.
Hal tersebut tentunya bertentangan jika disandingkan dengan konsep villain yang jahat dan brutal. Para sineas lantas menggunakan ketimpangan tersebut sebagai alat untuk menegaskan kekejaman si villain.
Sebut saja Anton Chigurh dalam film No Country for Old Men arahan sutradara Coen bersaudara. Karakter yang diperankan dengan apik oleh Javier Bardem tersebut diperlihatkan sebagai sosok tak berperasaan dan melakukan serangkaian aksi pembunuhan keji layaknya aktivitas normal.
Adegan sesederhana Chigurh tengah meminum sebotol susu pun terasa mencekam. Susu yang dianggap polos begitu kontras dengan kekejaman Chigurh menciptakan atmosfer meresahkan.
2. Simbol akan kontrol dan kekuasaan

Dalam beberapa kebudayaan, susu adalah simbol kekuasaan. Dipandang sebagai sesuatu yang sakral, hanya orang-orang dari kalangan tertentu yang dapat menikmatinya. Berangkat dari sana, para sineas menggunakan susu untuk menyiratkan hasrat para villain yang menggebu-gebu akan memegang kendali secara penuh dan tak terkalahkan.
Konsep tersebut dipresentasikan dengan baik oleh karakter Hans Landa dalam film Inglourious Basterds (2009) arahan Quentin Tarantino. Pembawaan Landa yang ramah dan sopan berbanding terbalik dengan aksi bengisnya sebagai The Jew Hunter–pemburu kaum Yahudi. Dalam adegan pembuka film, kita diperlihatkan bagaimana Landa mampu mengendalikan situasi sekaligus menegaskan dominasinya hanya dengan menikmati segelas susu sebelum mengeksekusi keluarga Yahudi dengan brutal.
3. Masa kecil traumatis

Mengandung berbagai nutrisi penting yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak, susu menjadi minuman wajib yang kita konsumsi saat masih kecil. Bukan hal yang aneh jika kebanyakan orang otomatis mengaitkan susu dengan masa kecil.
Namun, tidak semua orang memiliki masa kecil yang menyenangkan. Yang mana menjadi media yang sempurna untuk menghadirkan momen yang menegangkan sekaligus mengerikan. Homelander dalam serial The Boys (2019) salah satunya.
Menghabiskan masa kecilnya dalam laboratorium sebagai produk pahlawan super, Homelander kekurangan akan kasih sayang. Hal tersebut menorehkan luka batin yang begitu dalam dan menjadi akar permasalahan di balik perilakunya yang bengis dan narsistik. Obsesinya terhadap susu, khususnya asi, mewakili kebutuhan Homelander yang begitu mendesak akan kasih sayang dari sosok ibu yang tulus.
4. Keterbelakangan emosional

Selain menimbulkan luka batin, tumbuh besar dalam lingkungan keluarga disfungsional membuat mereka mengalami keterbelakangan dalam mengelola emosi mereka. Dengan menggunakan susu, para sineas mampu menekankan bobroknya moral para villain dalam film mereka.
Hal tersebut terjadi pada Rose dalam Get Out (2017) besutan Jordan Peele. Di balik personanya sebagai kekasih yang suportif dan dewasa, Rose tidak ada bedanya dengan anggota keluarganya yang rasis dan kurangnya empati.
Melalui adegan Rose yang meminum susu menggunakan sedotan, hal tersebut mengingatkan pada sikap polos yang selama ini Rose gunakan untuk menjerat para laki-laki berkulit hitam dalam perangkapnya.
Di balik kandungannya yang kaya nutrisi, susu memiliki peran yang sepenuhnya berbeda dalam industri perfilman. Selama beberapa dekade terakhir, susu sangat membantu para sineas dalam menyampaikan sekaligus mendramatisir apa yang coba mereka tekankan. Membuat susu menjadi minuman favorit bagi para villain ikonik sepanjang masa.