Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixJP)
cuplikan film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixJP)

Ryo Yoshizawa memegang kemudi utama untuk menyetir romansa berbalut misteri dalam film Jepang In Love and Deep Water. Film yang diputar di Netflix pada November lalu ini pun mengambil latar yang menarik perhatian, yaitu kapal pesiar mewah.

Tokoh Suguru Ubukata yang dilakoninya berhasil tampil memikat. Ia membangun karakter yang kuat sebagai pelayan kapal terbaik sekaligus pacar idaman semua orang. Apa saja keunikan Suguru dalam In Love and Deep Water? Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Dijuluki penangkal petir

cuplikan film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixJP)

Suguru Ubukata merupakan pelayan terbaik di kapal MSC Bellissima. Awak kapal termasuk kapten baru mereka mengenalnya dengan sebutan penangkal petir. Alasannya karena ia satu-satunya pelayan yang mampu menghadapi tamu kelewat kritis.

Ketika para pelayan mempertanyakan harga diri, di benak Ubukata hanya ada kalimat service terbaik. Baginya, tak ada yang lebih penting dari kepuasan tamu. Sikap tunduknya pun mendarah daging, hingga ia terbiasa memberi hormat, bahkan saat ia melakukan penyamaran.

2. Memprioritaskan tamu daripada kekasih

cuplikan film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixJP)

Apa yang ada di benakmu ketika mendengar kekasihmu selingkuh? Tentu kamu ingin segera bertemu dan meminta penjelasan darinya. Namun, hal ini tidak ada dalam kamus Ubukata. Dengan dalih profesional, ia menganggap tamu lebih penting dari kekasihnya.

Ia menolak ajakan Chizuru (Aoi Miyazaki) untuk kembali ke Jepang walau sebelumnya diberitahu mereka diselingkuhi oleh pacar masing-masing. Saat mendengar hal itu, kapal berlayar belum jauh dari pelabuhan, tapi Ubukata tetap melanjutkan perjalanan.

3. Tidak menoleransi perselingkuhan apa pun alasannya

cuplikan film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixJP)

Sebelum berlayar, Ubukata dan kekasihnya yang merupakan pewarta cuaca berjanji menikah sepulang bertugas. Sampai suatu ketika Chizuru datang, kemudian membeberkan bukti perselingkuhan kekasih mereka.

Bisa dibilang, Ubukata cowok yang bucin terhadap kekasihnya. Meski begitu, prinsipnya tegas berpisah ketika salah satu dari mereka terbukti mendua. Seperti saat hubungan kekasih dan selingkuhannya berakhir, Ubukata tetap pada keputusannya untuk pisah.

4. Cowok dengan rasa keadilan tinggi

poster film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixID)

In Love and Deep Water tak hanya mengusung romansa di kapal pesiar. Insiden mengerikan juga terjadi di sana, di mana jasad ahli medis terkemuka disembunyikan setelah dibunuh. Ubukata melihat pembunuhan itu terjadi dan melaporkannya pada kapten.

Berbeda dengan enam saksi yang bungkam, Ubukata ingin menguak misteri itu lebih dari siapa pun mengingat kapal terus berlayar selama 45 hari ke depan. Itu tandanya pembunuh akan menikmati layanan bahkan setelah ia menghabisi nyawa seseorang.

5. Berpenampilan lugu, tapi gentleman

cuplikan film In Love and Deep Water (twitter.com/NetflixJP)

Suguru Ubukata tetap memikat dengan penampilannya yang lugu. Ia menghormati perempuan, orangtua, bahkan anak kecil yang merupakan tamu di kapal pesiar. Menjadikannya tidak hanya profesional dalam bekerja, tapi juga sosok yang gentleman.

Ada beberapa adegan yang dapat membuktikannya. Seperti saat ia memilih meluapkan kekesalannya dengan berteriak, tapi menjauhkan diri dari Chizuru terlebih dahulu. Ia pun berhati-hati dalam bertindak di depan anak kecil, terutama saat menyelidiki pembunuhan.

Dari beragam peran yang diperankan Ryo Yoshizawa, tokoh Suguru Ubukata dari In Love and Deep Water masuk salah satu peran ikoniknya. Terlebih aktor berusia 29 tahun ini terbilang sangat jarang mengambil peran dalam genre romance.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team