7 Kisah di Belakang Layar Film Buzz Lightyear, Sampai Riset ke NASA!

Di tahun 1995, sutradara Angus McLane menonton film Toy Story yang memiliki tokoh Buzz Lightyear, mainan populer sebagai hadiah ulang tahun untuk Andy Davis. Angus penasaran dengan ‘film’ yang disaksikan oleh Andy dan menjadi inspirasi pembuatan mainan figur tersebut.

Film ini pun akhirnya dibuat dalam waktu 5,5 tahun sejak mulai diajukan pada Oktober 2016 silam. “Lightyear menjadi film yang dilihat Andy dan mengubah hidupnya,” jelas Angus dalam konferensi pers daring pada Selasa (5/4/2022).

Berangkat dari tokoh mainan di film serial Toy Story, sosok Buzz Lightyear kini akan bertransformasi menjadi manusia. Angus MacLane, sang sutradara, bahkan menginginkan film ini memiliki suasana selayaknya film nyata dan berfokus pada sinematik.

Dalam film ini, watak dari Buzz yang dikenal selalu bertentangan dengan keadaan sekitarnya pun lebih dikembangkan lagi. “Sekarang dalam film ini, Buzz Lightyear bukanlah sebuah mainan. Dia merupakan manusia dan menjadi karakter Buzz Lightyear. The real Buzz,” tegas Angus.

Totalitas dalam pembuatan film Lightyear, tim produksi sampai berangkat ke Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau dikenal dengan sebutan NASA. Dari trip singkat tersebut, tim produksi mengalami momen masuk dan duduk langsung di dalam pesawat luar angkasa hingga mendapat inspirasi spacesuit yang akan dikenakan Buzz Lightyear.

“Kami pun mencoba helm (luar angkasa), sehingga mengerti mengapa tidak ada janggut dan kacamata di luar angkasa. Oh, (kami juga) melihat bagaimana para profesional menggunakan tombol dan sakelar ini,” cerita Galyn Susman yang menjadi produser dalam film Lightyear ini. 

Angus menjelaskan jika Socks akan menjadi sisi manis dan lucu di tengah pertempuran dalam film Lightyear. Tokoh robot hewan ini sendiri akan diisi suaranya oleh Peter Sohn, yang juga sempat menjadi suara dari Emile di Ratatouille.

Namun di balik keimutannya, Socks akan memiliki fitur seperti laser, pemindai jarak jauh, proyektor holo, hingga punya kaki magnet. “Yang bisa kami pastikan untuk kalian adalah dia (Socks), merupakan scene-stealer,” ujar Angus.

“Kami membutuhkan suara untuk Buzz yang harus memiliki suara bagus, mampu menjadi dramatis sekaligus komedi, dan yang terpenting, dia harus heroik tanpa terlihat arogan,” jelas Galyn.

Dalam menyesuaikan karakter suara yang diharapkan, tim produksi pun langsung memilih Chris Evans untuk didapuk menjadi pengisi suara Buzz Lightyear. Bahkan, aktor terkenal ini menjadi satu-satunya pilihan bagi tim produksi.

Selain terinspirasi dari pesawat asli milik NASA sebagai referensi, bentuk pesawat dalam film ini ternyata ada yang berasal dari ide sang sutradara. Angus memang mengakui jika dirinya gemar menyusun Lego.

“Suatu pagi, Angus datang dan mengatakan ‘lihat barang keren ini yang telah kubuat malam tadi’. Dia menunjukkan pada kami sesuatu bentuk yang sangat keren yang dia buat entah dari mana,” ujar Greg, sets art director dalam film Lightyear.

Seperti pada film Toy Story 2, sosok Zurg sebagai villain akan kembali dimunculkan. Dominan warna hitam dan ungu serta wajahnya tertutup, model lawan Buzz di film Lightyear ini terinspirasi dari mecha, anime Jepang yang bertemakan robot-robot raksasa.

Meski begitu, kali ini sosok Zurg yang misterius akan lebih berbentuk robot. “Dia (Zurg) memiliki serangkaian fitur luar biasa yang akan digunakan dalam film. Namun, yang pasti bentuk mekanis baru Zurg bukan berarti dirinya tidak punya pikiran,” jelas Greg.

Dengan kerja keras dari tim produksi, Lightyear siap diluncurkan ke sinema pada Juni 2022 mendatang. Siapa di sini yang sudah tidak sabar melihat Buzz melawan Zurg?