Venna Melinda menceritakan kronologi KDRT yang ia hadapi melalui program Pagi-Pagi Ambyar di Trans TV pada Senin (16/1/2023). Kejadian tidak menyenangkan itu terjadi pada Minggu (8/1/2023) di salah satu hotel di Kediri.
Venna Melinda mengaku berjuang mencari pertolongan untuk lepas dari sang suami. Ini dia kronologi cerita KDRT versi Venna Melinda.
Selama 3 bulan terakhir, kegiatan politik Venna Melinda kembali meningkat. Setelah pulang dari Hong Kong, ia didampingi Ferry Irawan pergi ke Jawa Timur untuk bertemu rekan-rekannya. Sayangnya, di sebuah hotel di Kediri, Ferry dan Venna beberapa kali terlibat adu mulut.
Pada Minggu (8/1/2023) jam 7 pagi, Venna bersiap untuk menemui rekannya. Saat itu, Ferry malah mempermasalahkan pintu dan beberapa hal kecil lain yang membuat mereka kembali adu mulut. Puncaknya, Venna merasa lelah, karena kalimat yang Ferry ucapkan padanya.
Saat itu, Ferry bilang bahwa ia akan mendampingi Venna selama 3 hari perjalanan dinas kali itu saja. Namun setelahnya, ia tidak akan menemani Venna lagi.
Mendengar kalimat tersebut, Venna yang sudah lelah melawan lalu berkata bahwa kalau memang ingin meninggalkannya, kenapa tidak sekarang. Karena perdebatan itu, Ferry mendorong bagian tulang hidung Venna dengan keningnya.
Karena Ferry mahir silat, ia pun kerap memiting Venna Melinda. Setiap sang aktris sudah kehabisan napas, ia selalu memberi kode pada Ferry dan sang suami akhirnya melepaskan pitingan tersebut.
Dalam kejadian Minggu pagi tersebut, Venna bilang hidungnya mungkin patah. Ferry yang mendengar itu langsung melepaskan Venna.
Melihat darah mengucur dari hidung Venna, Ferry berusaha untuk menghilangkan bukti dengan menghapusnya. Dengan cepat, Venna menepis dan berusaha mencari pertolongan.
Usaha pertama yang Venna lakukan adalah mengambil handphone-nya untuk mencari pertolongan. Sayangnya, handphone itu langsung direbut Ferry.
Setelah itu, Venna berusaha mengambil telepon kamar hotel di sisi kirinya. Lagi-lagi, Ferry merebut telepon tersebut dari Venna.
Dengan sisa kekuatannya, Venna berusaha bangkit dan keluar kamar. Sayangnya, saat itu kondisi lorong sepi, karena tamu lain sedang sarapan dan suara lagu senam di luar hotel cukup keras.
Tiba-tiba, seorang petugas kebersihan datang dan melihat Venna. Tapi saat itu, petugas tersebut tidak berani mendekat, karena Ferry menyuruhnya pergi.
Venna langsung meminta si petugas untuk menghubungi polisi. Sesudah ia pergi, Ferry kembali melakukan tindakan KDRT kepada Venna.
Di tengah sisa kesadarannya, Venna meminta Ferry untuk mengingat ibunya. Setelah itu, mata Ferry yang sempat dipenuhi amarah mulai berubah.
Kesempatan itu Venna manfaatkan untuk mengambil handphone. Ia menghubungi nomor asal yang kemungkinan akan mengangkat panggilan darinya.
Tak lama, Ketua DPD Perindo Jawa Timur menjawab panggilan tersebut dan mengira Venna kecelakaan. Venna langsung meminta pertolongan, karena mengira hidungnya patah.
Petugas keberisihan hotel yang tadi sempat melihat Venna akhirnya kembali bersama satpam dan bertanya apa yang terjadi. Venna sengaja tidak langsung menceritakan kronologinya untuk melihat apakah sang suami akan jujur.
Ternyata Ferry menyangkal perlakukan KDRT yang ia lakukan terhadap Venna Melinda. Melalui bahasa tubuhnya, Ferry mengisyaratkan jika bukan dia pelakunya.
Setelah mendengar jawaban Ferry, detik itu juga Venna mantap ingin menceraikan sang suami. Menurutnya, ia ingin hidup tenang dan tidak mau bersama imam yang justru mencelakainya.
Venna juga menegaskan bahwa ia akan berjuang demi perempuan-perempuan yang mendapatkan perlakuan sama dengannya. Namun Venna bertekad tetap akan melanjutkan karier politiknya.
Saat menyampaikan kronologi ceritanya, Venna beberapa kali menitikkan air mata. Ia mengaku teringat ketiga buah hatinya.