13 Lagu Romantis Taylor Swift yang Bikin Baper, Maknanya Dalam

Dirilis pada 2008, "Love Story" salah satu lagu cinta Taylor Swift yang paling terkenal. Lagu ini menceritakan tentang hubungan sepasang kekasih yang tidak disukai orang tuanya, seperti hubungan Romeo dan Juliet di drama Shakespeare. Tapi lain dari drama,"Love Story" milik Taylor memiliki akhir kisah yang bahagia.

Menurut cerita Andrea Swift, Ibu Taylor, di Academy of Country Music Awards (AMC) 2015, "Love Story" ditulis saat Taylor berumur 17 tahun dan orang tuanya tidak merestui hubungannya dengan sang pacar. Andrea menuturkan bahwa Taylor membuat "Love Story" dalam waktu satu jam.

Lirik paling romantis di "Love Story" ada di bagian akhir:

"He knelt to the ground and pulled out a ring
And said, "Marry me, Juliet
You'll never have to be alone
I love you and that's all I really know
I talked to your dad, go pick out a white dress
It's a love story, baby, just say, "Yes"."

"Willow" merupakan title track dari album evermore yang dirilis Desember 2020 lalu. Lagu ini menceritakan seorang perempuan yang ingin terus bersama dengan orang tersayang. Video Musik "Willow" merupakan lanjutan dari "Cardigan" yang dirilis di album sebelumnya, "Folklore."

Di video kali ini, Taylor mengikuti tali keemasan. Tali ini menuntunnya menemukan orang yang ditakdirkan untuknya. Tali keemasan ini adalah red string versi Taylor. Manis, kan?

Lirik paling romantis dari "Willow" tidak lain ada di reff:

"The more that you say, the less I know,
Wherever you stray, I follow
Begging for you to take my hand,
wreck my plan, that's my man."

Dengan musik yang ceria, "Stay Stay Stay" membuat pendengar ikut bernyanyi. "Stay Stay Stay" merupakan salah satu lagu di album Red yang dirilis pada 2012. Lagu ini juga kembali dirilis versi terbarunya di album Red (Taylor's Version) pada 12 November lalu.

Lagu ini menceritakan tentang dua orang yang selalu bertahan dalam hubungan. Sederhananya karena kekurangan satu sama lain tidak membuat mereka ingin pergi. Dalam lagu ini juga terdapat pesan rahasia dari Taylor, lho.

Lirik paling romantis di lagu ini adalah:

"You took the time to memorize me
My fears, my hopes and dreams
I just like hanging out with you
All the time
All those times that you didn't leave
It's been occurring to me
I'd like to hang out with you
For my whole life."

Taylor Swift dikenal pandai bercerita atau story-telling melalui lirik lagunya. Gak jarang lagu-lagu buatan Taylor terasa seperti film.

"You Are in Love" menjadi salah satu contohnya. Salah satu track dari album 1989 ini menceritakan tentang seseorang menyadari ia sudah jatuh cinta dan bagaimana meraba rasa itu dengan pancaindra dan hati.

Lirik paling romantis di "You Are in Love" tentu saja ada di bagian reff:

"You can hear it in the silence,
You can feel it on the way home,
You can see it with the lights out,
You are in love, true love."

Seperti lagu di album Reputation lainnya, "End Game" memperlihatkan bagaimana media menyorot Taylor dan momen kecil dengan pasangan yang Taylor suka. Lagu ini tambah menarik dan berwarna dengan rap dari Ed Sheeran dan Future.

Dilansir BMI, Taylor juga meraih penghargaan Publisher of the Year untuk lagu "End Game," lho. Keren banget, kan?

Lirik paling romantis di lagu ini tentu saja ada di reff:

"I wanna be your endgame
I wanna be your first string
I wanna be your A Team
I wanna be your endgame, endgame"

Di balik cover album Reputation yang hitam-putih dan misterius, lagu yang ada di dalamnya kebanyakan adalah lagu cinta. Salah satunya adalah King of My Heart.

Dilansir Entertainment Weekly, Taylor terpengaruh karakter Khal Drogo dan Daenerys dari seri Game of Thones saat menulis lirik "King of My Heart."

King of My Heart menceritakan tentang bertemu seseorang baru dan tidak menyangka berhasil mencuri hati dan jiwanya. Hal-hal sederhana sampai pembuktian kasih sayang.

Ini lirik paling romantis dari "King of My Heart":

"Is the end of all the endings?
My broken bones are mending,
With all these nights we're spending,
Up on the roof with a school girl crush,
Drinking beer out of plastic cups,
Say you fancy me, not fancy stuff,
Baby, all at once, this is enough."

Menjadi title track album Lover yang dirilis pada 2019, lagu ini adalah tipikal lagu romantis yang membuat hati hangat. Dilansir Spotify Canvas, Taylor ingin membuat musik yang tidak lekang waktu dan bisa diputar di panggung resepsi pernikahan.

Walaupun menulis "Lover" sendiri, tapi produksi lagu ini dibantu oleh Jack Antonoff, produser sekaligus sahabat Taylor Swift. Kerja sama mereka memang gak diragukan lagi! "Lover" menceritakan rasa sayang kepada orang yang membuatmu ingin di dekatnya. 

Lirik paling romantis dari "Lover" ada di bagian bridge:

"My heart's been borrowed and yours has been blue,
All's well that ends well to end up with you,
Swear to be overdramatic and true to my lover,
And you'll save all your dirtiest jokes for me,
And at every table, I'll save you a seat, lover."

"Call It What You Want" adalah salah satu lagu cinta terbaik dari Taylor Swift. Jika di lagu-lagu sedih Taylor menceritakan bagaimana dia tidak diperlakukan sebagaimana mestinya, di lagu ini Taylor mengungkapkan bagaimana ia merasa sangat dihargai dan disayangi.

Taylor pertama kali menampilkan lagu ini di Saturday Night Live (SNL) pada 11 November 2017, satu hari setelah album Reputation dirilis. "Call It What You Want" juga punya lirik yang paralel dengan lagu "Love Story," lho!

Berikut ini perubahan sekaligus lirik paling romantis di "Call It What You Want":

"I recall late November, holdin' my breath
Slowly I said, "You don't need to save me"
But would you run away with me?"
Yes (would you run away?)"

"The Lakes" adalah lagu bonus dari album kedelapan Taylor Swift, Folklore. Walau termasuk lagu cinta, lagu ini terasa sendu karena musik yang kompleks dan lembut. "The Lakes" diitulis dengan gaya bahasa yang puitis dan cantik semacam puisi.

Lagu ini menceritakan keinginan untuk menepi ke bagian damai dalam hidup. Jauh dari kamera dan orang sinis. Menghadapi kesedihan di tempat yang damai, tapi bersama orang tersayang.

Lirik menyentuh dari lagu ini:

"Take me to the lakes where all the poets went to die,
I don't belong, and my beloved, neither do you,
Those Windermere peaks look like a perfect place to cry,
I'm setting off, but not without my muse,
No, not without you."

"Invisible String" terdengar seperti lagu sederhana karena instrumen gitar yang sangat mencolok. Lagu ini enak didengarkan karena ringan dan manis. Ide lagu ini merujuk benang merah takdir yang familier di kawasan Asia Timur.

Namun, setiap orang mengalami pengalaman berbeda dan pandangan berbeda. Bagi Taylor, benang takdir yang tidak kasat mata itu terasa seperti warna emas. Ini merujuk lagu Taylor di album Lover berjudul "Daylight."

Taylor juga mengungkapkan "Invisible String" terinspirasi saat ia mengirimkan hadiah untuk bayi mantan pacarnya. Lagu ini menceritakan tentang bagaimana takdir bekerja, mulai dari tidak tahu keberadaan satu sama lain sampai bertemu. Kebetulan-kebetulan yang sebenarnya terjadi karena ikatan kasat mata yang dimiliki.

Ini dia lirik paling manis di lagu "Invisible String":

"A string that pulled me,
Out of all the wrong arms right into that dive bar,
Something wrapped all of my past mistakes in barbed wire,
Chains around my demons, wool to brave the seasons,
One single thread of gold tied me to you."

"Peace: adalah track ke-15 album Folklore, pemenang Album of The Year di Grammy 2021. Lagu ini memiliki alunan musik yang langsung memberi kesan damai, tapi liriknya cenderung sedih.

Jangan salah, Ini lagu cinta, lho. "Peace" bercerita tentang seseorang yang menyatakan cinta pada pasangannya, memberitahu kekurangan dan kelebihan, hal yang akan ia bagi, perjuangan, serta besarnya rasa sayang yang dipunya. Sangat menyentuh!

Lagu ini ditulis oleh Taylor Swift dan Aaron Dessner, anggota band The National yang ikut serta dalam penggarapan album Folklore. Aaron bercerita lagu ini jadi dalam sekali rekaman.

Ini lirik paling menyentuh di lagu "Peace":

"And you know that I'd swing with you for the fences,
Sit with you in the trenches,
Give you my wild, give you a child,
Give you the silence that only comes when two people understand each other,
Family that I chose, now that I see your brother as my brother,
Is it enough?"

"Long Story Short" merupakan lagu ke-12 dalam album evermore. Album ini dirilis 11 Desember 2020 lalu. Lagu ini dikemas seperti film dengan lirik yang mendeskripsikan pertarungan yang diyakini merujuk kejadian di 2016 saat Taylor diserang secara online.

Lagu ini menceritakan tentang seseorang menghadapi perkelahian dan kejatuhannya yang membuatnya terluka. Di tengah kekacauan itu, seseorang datang dan ia memutuskan membuang senjatanya dan hidup saja bersama pasangan dengan damai. Singkat cerita, ia berhasil melalui semua.

Ini dia lirik lagu paling menyenangkan di "Long Story Short":

"Missing me,
At the golden gates they once held the keys to
When I dropped my sword,
I threw it in the bushes and knocked on your door
And we live in peace,
But if someone comes at us
This time, I'm ready."

"Daylight" bisa dibilang lagu cinta paling indah dari Taylor Swift. Sebagai lagu penutup dari album Lover, lagu ini terasa terang dan hangat. Taylor mengungkapkan bahwa "Daylight" adalah judul alternatif untuk album ketujuhnya itu.

Lagu ini menceritakan tentang garis finish pencarian cinta. Dalam lagu ini, Taylor Swift sudah menemukan pasangan hidupnya. "Daylight" juga punya lirik paralel dengan lagu Red.

Ini paling hangat dan manis di lagu "Daylight":

"I don't wanna look at anything else now that I saw you,
I don't wanna think of anything else now that I thought of you,
I've been sleeping so long in a 20-year dark night,
And now I see daylight, I only see daylight."

Lagu Taylor Swift untuk orang-orang yang disayanginya juga tidak kalah menarik dari lagu-lagu patah hatinya. Lagu romantis Taylor bahkan terasa lebih indah dan menyenangkan. Jadi, lagu Taylor Swift mana yang jadi favorit kamu?